DIRE Ciptadana Listing di Bursa

NERACA

Jakarta - PT Ciptadana Asset Management mencatatkan produk Dana Investasi Real Estate (DIRE) perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total unit penyertaan yang diterbitkan sebanyak 4 miliar dan harga perdananya Rp110 per unit penyertaan dengan nama DIRE Ciptadana Properti Ritel Indonesia dengan kode XCID.

Direktur Penelitian BEI Hoesein mengatakan, listing kali ini merupakan listing untuk produk Dana Investasi Real Estat yang pertama di Indonesia. Dimana bentuknya seperti reksadana, namun memiliki perbedaan dalam portofolionya yaitu bangunan mal,“Kalau di luar negeri namanya Real Estate Investment Trust (REIT)”, ujar dia di Jakarta, Kamis (1/8).

Menurut Direktur Utama PT Ciptadana Asset Management Ma Wei Tong, properti pertama yang telah dimiliki oleh para investor melalui unit penyertaan DIRE Ciptadana ini adalah Solo Grand Mall yaitu sebuah pusat perbelanjaan di Kota Solo, Jawa Tengah. Sedangkan penawaran umum unit penyertaan DIRE Ciptadana telah dilakukan pada 28 November 2012.“DIRE Ciptadana adalah pilihan diversifikasi investasi bagi investor untuk mendapatkan kesempatan menikmati hasil dari pendapatan properti melalui kerangka Kontrak Investasi Kolektif (KIK),”katanya.

Selain itu, menurut dia dengan memiliki XCID ini, ada dua keuntungan yang diharapkan investor dari pembelian properti, yaitu potensi kenaikan harga dari nilai properti dan properti tersebut dapat disewakan, sehingga menghasilkan pendapatan rutin berkelanjutan.

Mengenai Solo Grand Mall, Vice President Corporate Finance PT Cipdana Capital Sharon Gracia Simampo menyatakan bahwa nilai aset Solo Grand Mall telah naik 10% dari sebelumnya pada penawaran pertama November 2012 senilai Rp400 miliar, sekarang menjadi Rp440 miliar.

Sebelumnya, sebagai perusahaan penjamin pelaksana emisi, PT Ciptadana Securities sedang menangani enam perusahaan untuk melakukan penawaran umum saham perdana (public offering/IPO) di BEI tahun ini. Perseroan menargetkan semua perusahaan tersebut dapat listing di BEI pada Juni lalu.

Keenam perusahaan tersebut adalah PT Nusa Raya Cipta, PT Dharma Satya Nusantara, Bank Mestika dan sisanya merupakan perusahaan milik Grup Lippo yakni PT Multipolar Technology, PT Bank Nationalnobu, dan Siloam Hospital.

Bank Nobu menargetkan perolehan dana hasil IPO mencapai Rp800 miliar, sedangkan Multipolar Technology masih dalam kajian dengan perkiraan nilai dana hasil IPO di bawah Rp1 triliun. Selain ketiga perusahaan Grup Lippo tersebut, Dharma Satya dikabarkan akan menggelar penawaran publik secara global dengan target nilai emisi sekitar US$200 juta.

Ciptadana Securities bersama PT Morgan Stanley Asia Indonesia akan menjadi pihak penjamin perusahaan kelapa sawit tersebut. Perusahaan lainnya seperti PT Nusa Raya Cipta, anak usaha dari PT Surya Semesta Internusa Tbk berencana melepas maksimal 15% sahamnya ke publik. Perusahaan konstruksi tersebut berencana menggunakan dana IPO untuk menambah modal kerja. (nurul)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…