Kenaikan Upah Tekan Laba Hero 14%

NERACA

Jakarta- PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencatatkan pendapatan hingga semester pertama 2013 Rp5,55 triliun, atau naik 15% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,83 triliun. Meski demikian, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih periode berjalan 14% menjadi Rp121 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp140 miliar.“Laba periode berjalan Rp121 miliar, turun 14%, terutama disebabkan oleh peningkatan biaya tenaga kerja menyusul kenaikan signifikan upah minimum, beban bunga yang lebih tinggi dan biaya pra pembukaan toko IKEA baru.” kata Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Philippe Broianigo di Jakarta, Selasa (30/7).

Di luar biaya pra pembukaan IKEA, menurut dia, laba periode berjalan 4% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara Laba kotor perseroan naik 15% menjadi Rp1,32 triliun pada semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp1,15 triliun. Laba operasional perseroan turun 2% menjadi Rp199 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp202 miliar. Laba bersih per saham turun 15% menjadi 35 pada semester pertama 2013.

Dia mengatakan, belum ada dampak yang signifikan atas kenaikan harga BBM terhadap kinerja perseroan terakhir ini. Dan untuk meningkatkan kinerja perseroan, belum lama ini pihaknya melakukan kegiatan promosi dengan meluncurkan program voucher BBM gratis berbelanja di hypermarket dan supermarket perseroan.

Karena itu, pihaknya optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif ke depan. “Momentum penjualan tetap dipertahankan di tahun 2013 dan keuntungan pulih dengan stabil pada kuartal kedua. Kami yakin kemajuan akan berlanjut pada paruh kedua tahun ini.” ucapnya.

Selain itu, perseroan juga melakukan pengembangan usaha dengan melakukan penambahan toko. Salah satunya, pembangunan toko IKEA di Tangerang yang diharapkan dapat dibuka tahun 2014. Untuk mendukung rencana ekspansi dan membayar utang perseroan, kata dia, pada awal Juli pihaknya telah menyelesaikan penawaran umum terbatas senilai Rp2.98 triliun. “Sebagai konsekuensinya terdapat penghematan yang signifikan pada biaya bunga pada semester kedua tahun ini.” ujarnya.

Pada semester pertama ini, perseroan mencatat telah membuka total 37 gerai, termasuk tiga gerai Giant hypermarket baru di Pekanbaru, Cirebon, dan Tangerang. Dengan demikian, total toko yang dioperasikan per 30 Juni 2013 sebanyak 623 toko, terdiri dari 48 Giant hypermarket, 146 gerai Hero dan Giant supermarket, 279 Guardian gerai kesehatan dan kecantikan serta 150 Starmart convenience store.

Direktur PT Hero Supermarket Tbk Edison Manulu pernah mengatakan akan menambah sekitar 77 gerai lagi setelah membuka 23 outlet di sepanjang lima bulan pertama tahun ini, sehingga target akhir tahun dapat mencapai 100 gerai. Pihaknya menilai, prospek usaha ritel di Indonesia masih terbuka lebar seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat yang diperkirakan mencapai US$110 miliar sehingga mendorong perusahaan untuk terus melakukan ekspansi bisnis. (lia)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…