Segmen Mass Market Topang Kinerja BTPN

NERACA

Jakarta - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) berhasil mencatatkan kinerja positif dengan fokus menggarap segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan usaha mikro dan kecil, termasuk masyarakat pra-sejahtera produktif (mass market). Direktur Utama BTPN, Jerry Ng mengatakan, keberhasilan BTPN beberapa tahun terakhir merupakan hasil strategi yang memadukan misi bisnis dan sosial.

“BTPN tidak hanya membuka akses keuangan tapi juga memberi program Daya, yakni pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas nasabah dalam menjalankan usaha,” ujarnya di Jakarta, Selasa. Pada semester I 2013, program Daya telah menjangkau 697.885 penerima manfaat, jumlah ini meningkat 31,7% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 529.991 penerima manfaat.

“Jumlah aktifitas Daya yang sudah digelar selama enam bulan pertama tahun ini naik menjadi 40.456 aktivitas, dari periode yang sama tahun lalu yang hanya 22.034 aktivitas,” kata Jerry. Dia juga meyakini, program Daya yang dilakukan secara konsisten dan regular di seluruh cabang BTPN, akan berdampak positif terhadap pertumbuhan kapasitas nasabah, sehingga usaha mereka diharap akan semakin berkembang.

Untuk penyaluran kredit, tumbuh 27% year on year (yoy) dari Rp34,4 triliun pada 30 Juni 2012 menjadi Rp43,6 trilun pada 30 Juni 2013. “Kenaikan ini juga diimbangi dengan nonperforming loan (NPL) netto sebesar 0,39% pada akhir Juni 2013, ini lebih rendah dibanding Juni 2012 yang sebesar 0,43%,” ungkapnya.

Adapun perolehan dana pihak ketiga (DPK) melalui BTPN Sinaya, nilai simpanan masyarakat tumbuh 19% yoy menjadi Rp47,7 triliun per 30 Juni 2013 dari tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp40 triliun. “Ini karena fokus BTPN dalam melayani segmen mass market kian mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari masyarakat,” imbuh Jerry.

Seiring dengan pertumbuhan kredit dan DPK, aset BTPN  tumbuh 23% (yoy) dari Rp52 triliun pada 30 Juni 2012 menjadi Rp 63,9 triliun pada 30 Juni 2013. Demikian pula laba bersih setelah pajak (NPAT) tumbuh 28% (yoy) dari Rp921 miliar pada 30 Juni 2012 menjadi Rp1,2 triliun pada 30 Juni 2013. Sementara itu, per 30 Juni 2013 BTPN mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 22,7%.

“Dengan CAR sebesar 22,7%, kedepan kami yakin memiliki ruang yang cukup untuk bertumbuh, sekaligus mendukung inisiatif keuangan inklusif dengan melakukan inovasi-inovasi berkelanjutan agar dapat menjangkau masyarakat di pelosok yang selama ini belum tersentuh layanan perbankan,” tandasnya.

Selain itu, Jerry mengharapkan masyarakat percaya dengan menyimpan dana di BTPN Sinaya, selain mendapatkan tingkat pengembalian optimal,mereka juga memiliki kesempatan berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah dan usaha mikro dan kecil. [sylke]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…