Menperin Pastikan Stok Tepung Terigu dan Minyak Goreng Aman

NERACA

 

Jakarta - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengungkap salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi ketersediaan dan harga pangan menjelang puasa dan Lebaran adalah memantau dan memastikan kecukupan bahan pangan pokok khususnya tepung terigu dan minyak goreng, sekaligus mendapatkan kepastian informasi langsung dari industri mengenai kondisi pasar.

\"Secara nasional konsumsi tepung terigu terus meningkat. Hingga semester I tahun 2013 mencapai 2,6 juta metrik ton atau naik sekitar 1,08 % dibanding periode yang sama tahun 2012. Sementara itu, pangsa pasar tepung terigu nasional yang dipasok dari industri dalam negeri sebesar 90 % dan impor sekitar 10 %,\" jelas Hidayat saat melakukan kunjungan kerja ke PT Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills dan PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (PT Smart) di Jakarta, Rabu (24/7).

“Jumlah industri tepung terigu nasional saat ini mencapai 21 pabrik dan akan bertarnbah sekitar tiga pabrik lagi pada tahun ini, dengan total kapasitas giling gandum sebesar ± 8,1 juta ton/tahun,” tambah Menperin.

Lebih jauh lagi Mantan ketua Kadin ini mengatakan, produksi tepung terigu nasional tahun 2010 sebesar 3,6 juta ton, tahun 2011 sebesar 4 juta ton, dan tahun 2012 mencapai 4,6 juta ton. Pasokan rata-rata tepung terigu setiap bulannya sekitar 400.000 - 450.000 metrik ton/bulan dan dapat meningkat 20 - 30 % menjelang lebaran.

“Pengembangan kapasitas produksi dan teknologi yang dilakukan terus menerus menjadikan PT Bogasari Flour Mills pada saat ini memproduksi tepung terigu sebesar 14.460 MT/hari atau 4.338.000 MT/ tahun,” kata Hidayat.

Untuk mengantisipasi tingginya permintaan dalam menghadapi puasa dan lebaran tahun ini, produsen tepung terigu sudah menambah produksi sebesar 20% dari kebutuhan dibanding hari-hari biasa, sehingga pasokan tepung terigu selama bulan puasa dan lebaran dalam kondisi cukup tersedia dan aman.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Boga Sari berencana menaikkan harga jual produk tepung terigu akibat meningkatnya harga bahan baku gandum. \"Kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat harga bahan baku gandum yang masih diimpor dari Australia dan Kanada mengalami peningkatan. Rencananya, harga produk terigu nasional akan dinaikkan 2%,\" kata Vice President PT Indofood Sukses Makmur TBK, Franciscus Welirang pada acara kunjungan kerja Menteri Perindustrian tersebut.

Permintaan tepung terigu, menurut Franciscus, terus mengalami kenaikan menjelang Hari Raya Idul Fitri. \"Biasanya mendekati lebaran, permintaan produk terigu terus bertambah. Hal ini disebabkan masyarakat banyak yang membuat kue,\" paparnya.

Sedangkan Menteri Perindustrian M.S Hidayat mengatakan, pemerintah ingin pasokan terigu terus mutlak stabil menjelang lebaran. Namun, ketergantungan impor gandum masih sangat besar. \"Sebaiknya kenaikan harga produk terigu jangan terlalu besar. Selain itu, Indonesia mengimpor US$3 miliar per tahun impor gandum,\" ujarnya.

Stok Minyak Goreng

Dalam kesempatan yang berbeda, Hidayat juga memastikan kalau stok minyak goreng juga dalam keadaan aman. Kebutuhan Minyak Goreng Sawit (MGS) pada 2013 secara nasional diperkirakan sebesar 5,22 juta ton atau rata-rata 435.000 ton per bulan. Sedangkan khusus untuk Pulau Jawa diperkirakan sebesar 270.000 ton per bulan.

“Untuk suplai Crude Palm Oil (CPO) tertinggi dalam memenuhi kebutuhan produksi MGS, terjadi selama empat bulan yakni pada Februari hingga Juni 2013. Hal ini diperkirakan karena produksi MGS untuk memenuhi permintaan selama Ramadhan dan Lebaran telah dipersiapkan pada bulan-bulan sebelumnya,” terang Hidayat.

Pada tahun ini, sebanyak 75 unit usaha industri MGS yang beroperasi di Indonesia dengan total kapasitas terpasang sebesar 25 juta ton per tahun. Produksi CPO nasional pada tahun 2012 mencapai 25,64 juta ton, sedangkan tahun 2013 diperkirakan akan meningkat menjadi 27,39 juta ton.

Menperin mengatakan, jumlah CPO yang diolah lebih lanjut menjadi produk olahan sebesar 17,55 juta ton atau 68,45% pada tahun 2012. Dari jumlah itu, produk yang diolah menjadi MGS sebesar 16,67 juta ton, diolah menjadi bahan makanan lainnya (mentega, shortening, dll) sebesar 0,36 juta ton, serta untuk dijadikan produk non makanan (oleochomicals dan biodiesel) sebesar 1,65 juta ton.

Sejak Januari hingga Juni 2013, suplai MGS ke pulau Jawa melalui Jakarta, Cirebon, Semarang, dan Surabaya mencapai 3.050.000 ton atau rata-rata 508.333 ton per bulan. Dengan demikian jumlah pasokan MGS untuk pulau Jawa dan nasional cukup aman.

BERITA TERKAIT

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…