Fluktuasi Indeks, Investor Jangan Panik

Ditengah kencangnya fluktuasi indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI), pelaku pasar diminta untuk tidak panik dan mengkhawatirkan pergerakan indeks BEI, “Pelaku pasar jangan terlalu khawatir fluktuasi saham-saham di BEI, diperkirakan hanya bersifat jangka pendek,\"kata Intermediary Business PT Schroders Investment Management Indonesia, Yudhi Rangkuti di Jakarta kemarin.

Dia mengatakan, tingkat konsumsi domestik yang masih tinggi untuk jangka panjang akan mendorong ekonomi Indonesia sehingga dampaknya akan ke industri pasar modal.\"Kenaikan inflasi saat ini kemungkinan bersifat temporer dan tidak mengganggu konsumer. Diperkirakan inflasi akan turun pada Oktober, November, dan Desember tahun ini, sementara pada 2014 mendatang inflasi bisa kembali rendah,\" ucapnya.

Meski demikian, dia mengatakan pihaknya tetap mengambil langkah hati-hati dalam mengelola dana investor terutama di reksa dana jenis saham seiring dengan adanya kenaikkan suku bunga acuan (BI Rate) dan inflasi yang masih cukup tinggi.

Oleh karena itu, lanjut Yudhi, dalam mengelola reksa dana saham pihaknya bakal mengurangi porsi saham pebiayaan dan properti dan mengalihkannya ke saham sektor konsumer, infrastruktur dan media.\"Sektor Konsumer dan infrastruktur sudah jelas memiliki prospek yang cerah di Tanah Air. Sedangkan, sektor media saat ini hampir sama dengan konsumer karena kebutuhan masyarakat terhadap media sangat diperlukan belakangan ini,\" katanya.

Terkait dana kelolaan, Yudhi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan dana kelolaan reksa dana setiap tahunnya cenderung melambat, salah satu faktornya yakni pelemahan IHSG BEI.

Kendati demikian, menurut dia, penurunan saham-saham domestik tidak terlalu signifikan dirasakan oleh perusahaan pengelola investasi, karena beberapa dana juga ada yang masuk.\"Masyarakat saat ini sudah banyak yang mengerti dengan pasar yang sedang koreksi, justru banyak dana yang masuk selain dana yang keluar,\" kata Yudhi.

Secara terpisah, Direktur Utama PT Bahana TCW Investment Management, Edward Lubis mengatakan unsur volatilitas pasar saham domestik cukup berperan besar dalam mempengaruhi pertumbuhan dana kelolaan industri reksa dana.\"Jika ingin melihat pertumbuhan industri reksa dana domestik, sebaiknya melihat kepada unit penyertaan dari keseluruhan industri karena hal tersebut mencerminkan pembelian dan penjualan produk reksa dana investor,”paparnya. (ant/bani)

 

BERITA TERKAIT

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

KEJU Bagikan Dividen Final Rp79,50 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) memutuskan membagikan dividen final tahun buku 2023 sebesar…

BUMI Bukukan Laba Bersih US$67,6 Juta

Di kuartal pertama 2024, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan laba bersih senilai US$67,6 juta atau setara Rp1,09 triliun (kurs…

BERITA LAINNYA DI

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

KEJU Bagikan Dividen Final Rp79,50 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) memutuskan membagikan dividen final tahun buku 2023 sebesar…

BUMI Bukukan Laba Bersih US$67,6 Juta

Di kuartal pertama 2024, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan laba bersih senilai US$67,6 juta atau setara Rp1,09 triliun (kurs…