IHSG Masih Rally Lanjutkan Penguatan

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan Selasa sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat 88,18 poin (1,88%) ke level 4.767,16. Sementara Indeks LQ45 ditutup meroket 20,200 poin (2,59%) ke level 798,909. Aksi beli investor asing dan lokal terhadap saham unggulan menjadi pemicunya.

Kata analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, penguatan indeks BEI  dipicu aksi borong investor, “Indeks menguat juga karena didukung oleh antisipasi laporan keuangan emiten semester I serta sentimen positif dari bursa regional yang menguat,”ujarnya di Jakarta, Selasa (23/7).

Dari dalam negeri, lanjutnya, imbal hasil (yield) surat utang Indonesia terus membaik dalam empat hari terakhir. Yield 10 tahun telah mencapai 7,85% dari level terburuk 8,3% dan yield dua tahun telah mencapai 7,16% dari level terburuk 7,41%. Sementara dari eksternal, penguatan bursa regional Asia didukung oleh pernyataan Perdana Menteri China bahwa pertumbuhan ekonominya tidak akan kurang dari tujuh persen.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan, indkes BEI Rabu diproyeksikan masih akan berada dalam area positif di atas level psikologis 4.700. Kondisi ini berlawanan dari perkiraan sebelumnya. Kendati demikian, cia mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah di atas level Rp10.200 per dolar AS perlu mewaspadai potensi terjadinya pembalikan arah ke area negatif negatif.

Pada perdagangan kemarin, hampir seluruh indeks sektoral di lantai bursa kompak menguat, dipimpin sektor finansial. Rata-rata penguatan tiap sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih dari satu persen.

Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 339,43 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Investor asing berburu saham setelah dapat sentimen positif Wall Street yang mencetak rekor semalam. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 152.529 kali pada volume 3,896 miliar lembar saham senilai Rp 5,445 triliun. Sebanyak 182 saham naik, sisanya 79 saham turun, dan 96 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia berhasil mempertahankan momentum dan menutup perdagangan dengan kompak menguat. Bursa saham Hong Kong memimpin penguatan dengan lonjakan lebih dari dua persen.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Unilever (UNVR) naik Rp 1.000 ke Rp 34.000, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.000 ke Rp 27.000, United Tractor (UNTR) naik Rp 650 ke Rp 16.900, dan Solusi Tunas (SUPR) naik Rp 600 ke Rp 7.200.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 500 ke Rp 46.000, Gowa Makassar (GMTD) turun Rp 400 ke Rp 7.800, Nipress (NIPS) turun Rp 350 ke Rp 9.050, dan Asahimas (AMFG) turun Rp 350 ke Rp 7.850.

Pada perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup melesat 66,226 poin (1,42%) ke level 4.745,209. Sementara Indeks LQ45 melonjak 14,862 poin (1,91%) ke level 793,571. Seluruh indeks sektoral di lantai bursa kompak menguat, dipimpin sektor finansial. Rata-rata penguatan tiap sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih dari satu persen.

Saham-saham bank yang harganya sudah murah langsung diburu pelaku pasar. Aksi beli banyak dilakukan oleh investor domestik, hanya beberapa saja yang dilakukan pemain asing. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 89.913 kali pada volume 1,937 miliar lembar saham senilai Rp 2,596 triliun. Sebanyak 181 saham naik, sisanya 59 saham turun, dan 86 saham stagnan.

Bursa-bursa regional melaju kencang di zona hijau hingga sesi I. Investor mulai percaya diri membeli saham setelah melihat pasar global yang mencetak rekor semalam. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 900 ke Rp 26.900, Indocement (INTP) naik Rp 500 ke Rp 22.200, Unilever (UNVR) naik Rp 400 ke Rp 33.400, dan Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 350 ke Rp 14.850.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 800 ke Rp 45.700, Nipress (NIPS) turun Rp 350 ke Rp 9.050, Asahimas (AMFG) turun Rp 350 ke Rp 7.850, dan SMART (SMAR) turun Rp 300 ke Rp 8.300.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 0,38% ke posisi 4.696,78. Sementara Indeks 45 Saham Unggulan (LQ45) menguat 4,55 poin (0,58%) ke posisi 783,25, “IHSG BEI dibuka menguat seiring penguatan bursa Asia meski dibayangi sentimen negatif dari dalam negeri,\" kata analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung.

Sementara itu analis Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja memprediksi indeks BEI akan bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan melemah bergerak di kisaran 4.650-4.750 pada Selasa, “Perdagangan juga akan dipengaruhi oleh data laporan keuangan perusahaan-perusahaan,”paparnya.

Bursa regional, diantaranya Indeks Hang Seng dibuka menguat 334,40 poin (1,56%) ke posisi 21.750,90, indeks Nikkei-225 naik 54,11 poin (0,37%) ke posisi 14.713,52, dan Straits Times menguat 0,46 poin (0,01%) ke posisi 3.235,63. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…