Setelah Harga BBM Naik - Mobil Bermesin Diesel Diuber Konsumen

NERACA

Jakarta - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ikut mempengaruhi permintaan mobil bekas. Mobil hemat energi, menjadi kendaraan yang paling banyak diburu masyarakat, baik yang baru maupun bekas.

Senior Marketing Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih, menyebutkan mobil bekas hemat energi yang paling menjadi incaran usai BBM naik terutama yang bermesin diesel. \"Masyarakat berbondong-bondong membeli mobil diesel, kalau merek terutama Innova yang jadi primadona,\" ujar dia di Jakarta, Selasa (23/7).

Fenomena permintaan mobil bekas diesel tersebut masih berlangsung hingga saat ini sejak kenaikan BBM pada 22 Juni 2013 lalu. Seperti diketahui, pemerintah menaikkan harga BBM jenis premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter, sementara harga solar naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter.

Namun, dia mengaku sangat sulit memenuhi permintaan konsumen mengingat stok kendaraan diesel yang terbatas. Setiap bulannya, penjualan mobil diesel di WTC Mangga Dunia berkisar 300 sampai 400 unit dibandingkan bulan sebelum BBM naik yang masih sebesar 200 unit.

Karena primadona, harga kendaraan mobil bekas diesel tersebut cukup menggiurkan bagi pedagang. Misalkan untuk Kijang Innova diesel dibanderol Rp 255 juta untuk keluar tahun 2012.\"Barunya hanya Rp 278 juta per unit, lihat saja selisihnya dengan yang bekas beda tipis. Ini paling laku,\" tutur dia.

Padahal, dia menyebutkan biasanya harga kendaraan bekas sudah turun hingga 15% sesaat setelah kendaraan tersebut dibeli dari showroom. \"Tapi kendaraan ini barangnya susah,\" lanjut dia.

Segmentasi Berbeda

Di sisi lain, pengamat otomotif Suhari Sargo memaparkan  tidak segampang itu, karena segmentasi pasar mobil bensin dan solar di Indonesia berbeda. Menurut dia, pasar mobil diesel di Tanah Air lebih besar ke kendaraan komersial, sedangkan bensin di kendaraan penumpang.

Dia menjelaskan, volume mobil diesel untuk kendaraan penumpang, saat ini masih cukup kecil, dan belum tersedia di semua model mobil seperti sedan, hatchback dan city car.\"Diesel baru banyak digunakan oleh mobil jenis SUV. Itu pun biasanya untuk kendaraan operasional perusahaan. Jadi, belum cukup populer di sini,\" tambahnya.

Berdasarkan pengalaman di India, perlakuan yang berbeda antara pemakaian gasoline (premium) dan diesel telah menyebabkan negara ini kini menghadapi dilema.

Ketika Mei 2010, pemerintah India mencabut subsidi untuk gasoline dan tetap mempertahankan subsidi untuk solar, terjadi pengalihan pemakaian bahan bakar dari gasoline ke solar. Penjualan kendaraan berbahan bakar diesel tumbuh pesat, sehingga pemakaian solar naik tajam.

Mengutip data dari Society of Indian Automobile Manufacturers (SIAM), pada 2012-2013 penjualan kendaraan diesel meningkat 35 persen, sedangkan untuk kendaraan berbahan bakar gasoline turun 15%. Akibatnya, kebijakan tersebut menjadi tidak tepat sasaran dan pengeluaran anggaran India untuk subsidi untuk bahan bakar terus membengkak.

Pada 2011-2012, anggaran subsidi bahan bakar naik 26,7 persen. Di samping itu, dari sisi lingkungan hidup, pemakaian bahan bakar diesel yang semakin besar, tingkat polusi juga semakin terasa, terutama di daerah perkotaan.

Kini, negara tersebut tengah menghadapi dilema. Karena, di satu sisi tuntutan untuk mengurangi subsidi bahan bakar diesel dan polusi udara terus menguat, di sisi lain industri otomotif dan transportasi negara tersebut sudah sangat  tergantung pada bahan bakar diesel.

Namun Kendaraan penumpang serbaguna bermesin diesel bakal makin diminati pasar domestik karena perkembangan teknologinya yang dapat mengurangi getaran mesin dan suara, lebih hemat bahan bakar, interior lega, banyak model, dan harga kian kompetitif.

Edy Yusuf Oekasah, Division Head Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), agen tunggal pemegang merek Isuzu, mengatakan kecenderungan konsumen memilih kendaraan multy purpose vehicle (MPV) tersebut akan semakin jelas terlihat memasuki paruh kedua tahun ini.

\"Kecenderungan konsumen memilih MPV diesel tidak terlepas dari dampak kebijakan otoritas moneter menaikkan suku bunga bank, penaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, dan kondisi perekonomian secara nasional,\" katanya.

Selain Isuzu dengan jagoannya Panther, agen tunggal pemegang merek yang lain juga memiliki andalan MPV dan sport utility vehicle (SUV) bermesin diesel seperti Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Fortuner dan Innova, dan segera hadir Chevrolet Spin, yang seluruhnya berbahan bakar solar.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…