Jakarta Segera Benahi Angkutan Massal

Oleh: Fathya MP

Kemacetan lalu lintas di Ibukota Jakarta bukanlah hal yang baru. Kemacetan ini sering kali dianggap sebagai hal yang wajar. Namun ketika kemacetan sudah tidak terkendali dan menimbulkan banyak kerugian yang ditimbulkan, para pembuat kebijakan mulai sering membahasnya. Tidak terkecuali, Gubernur DKI Jakarta yang baru, Jokowi, saat kampanye di Pilkada lalu juga berjanji akan membereskan soal kemacetan di Jakarta ini.

Kemacetan di Jakarta ini tidak terlepas dari meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor oleh warga, terutama sepeda motor. Jumlah sepeda motor di Jakarta seperti air bah yang mengalir.

Sehari pertambahannya bisa mencapai 4000 unit. Sedangkan roda empat pertambahannya bisa mencapai 1000-2000 unit per hari. Ini tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan sekitar 0,01 pertahun sudah termasuk pembangunan jalan layang. Sedangkan pertumbuhan kendaraan bisa sekitar 11,26 per tahun.

Tidak imbangnya jumlah kendaraan dan panjang jalan yang tersedia di DKI Jakarta membuat wilayah ibukota akan menjadi neraka bagi pemilik kendaraan pada tahun-tahun mendatang.

Kendaraan roda empat diperkirakan tidak bisa bergerak. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh pihak pemerintah, akademisi, maupun praktisi luar negeri hanya bisa mengutarakan sebab-sebab kemacetan itu sendiri, namun solusinya tidak pernah kunjung ada.

Sejumlah cara sudah dicoba guna menangani masalah kemacetan ini, mulai dari Three in One, kanalisasi lajur sepeda motor, proyek busway, hingga pembatasan sepeda motor di jalur protokol. Seluruh konsep tersebut terlihat sangat mudah, namun pada pelaksanaannya dilapangan menemui banyak kendala.

Memang menguraikan kemacetan di Jakarta tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk mengatasi kemacetan di Jakarta ini, Pemda DKI Jakarta harus segera memperbaiki sistem angkutan massal yang masih amburadul ini. Faktor keamanan, kenyamanan, maupun ketepatan waktu atas angkutan publik dinilai masih sangat minim. Hal inilah yang menyebabkan warga lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi (mobil-motor) untuk menuju tempat kerjanya.

Kita percaya jika Pemda DKI serius ingin mengurangi kemacetan di Jakarta, maka seluruh sarana angkutan massal harus segera dibenahi sejak dini. Apabila hal ini sudah dibenahi dan ditata rapih, warga akan lebih memilih menggunakan angkutan publik ketimbang membawa kendaraan pribadi.

Dengan demikian, kendaraan yang masuk Jakarta pun juga akan berkurang karena warga lebih memilih naik bus atau kendaraan umum lainnya. Oleh karenanya kita sangat berharap Bapak Jokowi segera merealisasikan janjinya untuk menyelesaikan masalah ini. (mimbar-opini.com)

 

BERITA TERKAIT

Bansos Pangan atau Beras oleh Bapanas dan Bulog Langgar UU Pangan dan UU Kesejahteraan Sosial?

  Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Presiden Joko Widodo memutuskan perpanjangan pemberian Bantuan Sosial…

Pembangunan Papua Jadi Daya Tarik Investasi dan Ekonomi

  Oleh : Clara Anastasya Wompere, Pemerhati Ekonomi Pembangunan   Bumi Cenderawasih memang menjadi fokus pembangunan yang signifikan di era…

Pastikan Stabilitas Harga dan Stok Beras, Pemerintah Komitmen Ketahanan Pangan

  Oleh : Nesya Alisha, Pengamat Pangan Mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia sangat penting karena memiliki dampak besar pada stabilitas…

BERITA LAINNYA DI Opini

Bansos Pangan atau Beras oleh Bapanas dan Bulog Langgar UU Pangan dan UU Kesejahteraan Sosial?

  Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Presiden Joko Widodo memutuskan perpanjangan pemberian Bantuan Sosial…

Pembangunan Papua Jadi Daya Tarik Investasi dan Ekonomi

  Oleh : Clara Anastasya Wompere, Pemerhati Ekonomi Pembangunan   Bumi Cenderawasih memang menjadi fokus pembangunan yang signifikan di era…

Pastikan Stabilitas Harga dan Stok Beras, Pemerintah Komitmen Ketahanan Pangan

  Oleh : Nesya Alisha, Pengamat Pangan Mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia sangat penting karena memiliki dampak besar pada stabilitas…