Berebut Pasar Antar BUMN Konstruksi - Ketangguhan Wijaya Karya Garap Proyek Luar Negeri

NERACA

Jakarta – Keunggulan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dalam menggarap proyek-proyek infrastruktur di luar negeri akan kualitas dan mutu bangunan, desain hingga ketepatan waktu menjadi pintu lebar besar bagi perseroan untuk menggarap lebih banyak lagi proyek luar negeri. Kiprah WIKA dalam proyek di luar negeri sangat dibanggakan dan hal ini dibuktikan dari banyaknya proyek luar negeri yang sudah digarap perseroan.

Tercatat, perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini telah mengerjakan berbagai proyek di Aljazair dengan nilai investasi sekitar US$ 50 juta dan salah satunya proyek apartemen. Perseroan mengklaim, proyek di Aljazair merupakan proyek paling besar yang dilakukan perseroan, selain itu ada proyek fly over di Brunai  Darusalam dengan kerjasama perusahaan asal Jepang, proyek di Irak dan Myanmar dan ternayar tengah menggarap proyek jalan jembatan sepanjang 30 kilometer di Timor Leste dengan nilai investasi sebesar US$ 200 juta, “Keunggulan proyek di luar negeri menjadi nilai tambah bagi perseroan dalam menggerjakan proyek lainnya, “kata Direktur Operasional IV PT Wijaya Karya Tbk, Destiawan Soewardjono.

Asal tahu saja, hingga saat ini WIKA telah berhasil menekan tanda tangan kontrak untuk proyek luar negeri sebesar Rp400 miliar. Menurut Destiawan, beberapa proyek luar negeri yang sudah digarap perseroan tentunya juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian dalam negeri mulai dari pembukaan lapangan kerja baru hingga mendatangkan devisa bagi negara.

Disamping itu, perseroan juga diminta kembali oleh Pemerintah Libya untuk melanjutkan proyek mall di negara tersebut, paska terjadi gejolak pollitik. Kata Destiawan, hal ini dikarenakan pemerintah Libya sangat memberikan apresiasi kepada Manajemen WIKA atas kinerja yang bagus dalam membangun proyek tersebut, “Kami sempat menggarap proyek itu meski tak lama atau hanya 4 bulan saja. Karena menurut pemerintah Libya kerja kami bagus dan cepat, mereka ingin WIKA meneruskan proyek tersebut,”tandasnya.

Namun, menurut Destiawan, masih belum permanennya Pemerintah Libya atas konflik yang dilanda saat ini, menjadi bahan pertimbangan bagi Manajemen WIKA untuk kembali kenegara tersebut untuk melanjutkan proyek pembangunan mall di Libya.

Seperti diketahui, pada 2011 lalu, WIKA telah menghentikan proyek pembangunan mall senilai USD 11,5 juta di Libya. Adanya konflik yang tak kunjung reda menyebabkan WIKA kesulitan untuk menyelesaikan proyek tersebut, alhasil WIKA menghentikan proyek tersebut dan mengevakuasi pekerjanya untuk kembali ke Tanah Air.

WIKA menggandeng perusahaan lokal Libya, Solar Sahara Investment untuk mengerjakan mall yang nilainya Rp 104,4 miliar atau setara dengan US$ 11,6 juta. Proyek kerjasama dengan mitra Libya itu mempekerjakan sekitar 500 orang, di mana 300 diantara pekerjanya warga negara Libya.

Semester Pertama 

Hingga semester pertama tahun ini, WIKA telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp9 triliun. Nilai kontrak baru tersebut antara lain disumbang dari proyek baru engineering procurement, and construction (EPC) pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang digarap perseroan.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk, Natal Argawan pernah bilang, dari proyek EPC PLTG Arun perseroan mengantongi dana sebesar Rp1,3 triliun. Targetnya, hingga akhir tahun perseroan dapat memperoleh kontrak baru sekitar Rp20,76 triliun pada 2013. “Hingga semester pertama 2013, kontrak baru yang telah kami raih Rp9 triliun. Kontrak terbesar dan terbaru yaitu EPC PLTG 200 MW di Aceh sekitar Rp1,3 triliun,”ujarnya.

Tidak mau kalah, pesaingnya sesama perusahaan konstruksi BUMN PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga agresif menggarap proyek di luar negeri. Berbekal pengalaman dalam kontrak proyek luar negeri yang unggul dan harga kompetitif, PT Waskita Karya Tbk dipercayakan untuk mengarap proyek renovasi masjid Masjidil Haram, Mekkah.

Kendatipun perseroan mengakui, kontribusi proyek luar negeri sangat kecil atau hanya 5% atau sekitar Rp 500 miliar. Direktur Utama Waskita Karya, M. Choliq mengatakan, perseroan bertindak sebagai subkontraktor dan sedangkan kontraktornya Bin Laden perusahaan asal Saudi Arabia, “Tahap awal dana yang akan dihabiskan untuk proyek tersebut sekitar Rp10 miliar,\"katanya.

Disebutkan, perseroan melakukan renovasi dengan meningkatkan ketinggian masjid menjadi sembilan lantai, dari tiga lantai. Proyek pengembangan masjid diperkirakan berlangsung selama 10 tahun. Nantinya pada musim haji, pengerjaan renovasi dihentikan. Setelah musim haji berlalu, proyek kembali dilakukan. Selama ini kontribusi proyek luar negeri bagi perusahaan. (bani)

BERITA TERKAIT

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

Rencanakan Buka 20 Gerai Baru - Ace Hardware Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Berhasil membukukan kinerja keuangan yang tumbuh positif di tahun 2023, PT Ace Hardware Tbk (ACES) terus pacu…

BRMS Serap Dana Eksplorasi US$1,45 Miliar

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, emiten pertambangan emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melalui lima anak usahanya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

Rencanakan Buka 20 Gerai Baru - Ace Hardware Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Berhasil membukukan kinerja keuangan yang tumbuh positif di tahun 2023, PT Ace Hardware Tbk (ACES) terus pacu…

BRMS Serap Dana Eksplorasi US$1,45 Miliar

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, emiten pertambangan emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melalui lima anak usahanya…