BI Cemaskan Pergerakan Utang Luar Negeri

 Naik Berlipat-Lipat

 BI Cemaskan Pergerakan Utang Luar Negeri

 Jakarta--Bank Indonesia menilai meningkat jumlah utang luar negeri pemerintah Indonesia cukup mengkhawatirkan perekonomian. Alasan utang ini bisa berpotensi menimbulkan krisis. Apalagi peningkatanya beberapa kali lipat. “Utang luar negeri patut diwaspadai, dari tahun ke tahun terus meningkat. Total utang luar negeri dari 2006 naik berlipat-lipat," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI, Difi A Johansyah, di Jakarta, 30/6

 Menurut Difi, saat ini utang luar negeri pemerintah lebih besar daripada utang  swasta. Pada akhir 2010, utang pemerintah mencapai US$118,6 miliar. Sedangkan swasta mencapai sebesar US$83,8 miliar.  Sementara itu, pada April 2011, utang pemerintah telah meningkat menjadi US$128,6 miliar dan swasta US$85,6 miliar. Secara keseluruhan, pada akhir 2010, total utang luar negeri Indonesia mencapai US$202,4 miliar dan per April 2011 mencapai US$214,5 miliar. “Peningkatan jumlah utang ini, tentu harus terus dimonitor BI,” tambahnya.

 Karena itulah, kata Difi, BI merasa perlu untuk terus memantau pergerakan utang. “Hal ini semata-mata untuk menjaga dan mengantisipasi krisis," jelasnya.

 Lebih jauh Difi mengatakan utang luar negeri terus menjadi sorotan sejak krisis ekonomi pada 1997. Sejak tahun tersebut, grafik utang luar negeri Indonesia terus meningkat. "Sorotan termasuk dari lembaga pemeringkat utang," tuturnya.

 Ditempat terpisah, Direktorat Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan  merilis akan kembali menjual surat utang sebesar Rp 7 triliun untuk memenuhi pembiayaan APBN tahun ini. Penjualan surat utang ini akan dilakukan 5 Juli 2011 lewat mekanisme lelang. "Surat utang negara (SUN) yang dilelang mempunyai nominal per unit Rp 1 juta,"

 Adapun 6 seri SUN yang akan dijual pemerintah adalah: SPN20111006, jatuh tempo 6 Oktober 2011, SPN20120706, jatuh tempo 6 Juli 2011, FR0053 dengan bunga tetap 8,25% dan jatuh tempo 15 Juli 2021, FR0056 dengan bunga tetap 8,375 dan jatuh tempo 15 September 2026, FR0054 dengan tingkat bunga tetap 9,5% dan jatuh tempo 15 Juli 2031, FR0057 dengan tinkat bunga tetap 9,5% dan jatuh tempo 15 Mei 2041, Penjualan surat utang tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI). **cahyo

 

 

BERITA TERKAIT

Sadari Potensi Dunia Digital, Raih Cuan Jutaan dari Jualan Online

  NERACA Magetan – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan kegiatan Chip In #MakinCakapDigital2024 bertema “Etika Bebas Berpendapat di…

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Sadari Potensi Dunia Digital, Raih Cuan Jutaan dari Jualan Online

  NERACA Magetan – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan kegiatan Chip In #MakinCakapDigital2024 bertema “Etika Bebas Berpendapat di…

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…