Mobile Banking vs Mobile Insurance

Oleh: Irvan Rahardjo

Pendiri Komunitas Penulis Asuransi Indonesia

Saat ini  lebih dari 250 juta kartu SIM telepon seluler  beredar di Indonesia, lebih besar dari jumlah penduduk. Pengguna telepon seluler di Indonesia ada 100 juta orang.  Berarti jumlah pemilik telepon seluler di Indonesia lebih tinggi daripada pemilik rekening bank yang berkisar 60 juta.

Data BI menunjukkan  ada 120 juta orang yang layak memiliki rekening tetapi  memilih tidak memiliki rekening di bank.  Oleh sebab itu, BI menggagas integrasi  kedua sektor  itu untuk menggenjot inklusi keuangan dan sekaligus financial literacy (melek keuangan)  di seluruh lapisan  penduduk. Tiga operator selular dikawinkan dengan lima bank nasional untuk mewujudkan branchless bank menuju less cash society. Dengan branchless bank berbasis mobile banking dan internet banking, maka biaya pengembangan infrastruktur  perbankan yang mahal dapat ditekan  dan jarak dapat teratasi.

Sukses perkawinan sektor  perbankan dengan telekomunikasi  tercatat di Kenya dengan 31% PDB berputar melalui mobile banking oleh operator selular sehingga kendala minimnya bank tidak mengurangi akses masyarakat ke sektor keuangan. Setelah sukses mengtransformasikan sektor perbankan, Kenya melalui perusahaan micro insurance BIMA  dengan investasi sebesar US$ 4,25 juta dan tambahan investasi US$ 2,75 juta  berhasil menjaring masyarakat klas bawah sebanyak 4 juta orang  di Afrika dan Asia dengan pertumbuhan 400 ribu orang per bulan.  Kolaborasi  terjadi antara sektor asuransi  dengan sektor telekomunikasi. Asuransi berhasil merubah  profil  pelanggan  selular yang sangat tidak loyal akibat persaingan  harga antar operator  menjadi  pelanggan  yang lebih loyal dengan  memberikan jaminan  asuransi.

Di Ghana, perusahaan asuransi bekerja sama dengan operator selular memberikan  santunan asuransi jiwa gratis  kepada pelanggan dan satu anggota keluarga. Asuransi dapat diperoleh seterusnya bila tagihan pemakaian pulsa  pelanggan mencapai jumlah minimum per bulan atau dengan menambah besar santunan  asuransi dengan membayar premi. Kolaborasi operator telpon dengan micro insurance  berlangsung sukses di Ghana, Zimbabwe, Tanzania , Uganda ,  Kenya ,  Filipina. Hal yang tidak tersentuh oleh   perusahaan asuransi umumnya yang meyakini pasar di emerging market hanya di gerakkan oleh klas berpendapatan tinggi.

Studi Mc Kinsey mengungkapkan bahwa dari 3 miliar pengguna selular di emerging market seperti Indonesia, 1 miliar diantaranya membutuhkan jasa keuangan  namun tidak memiliki rekening bank. Analis di Lloyd of London dan Swiss-Re memperkirakan di kawasan itu terdapat 3 miliar penduduk mampu membeli asuransi yang murah bila ditawarkan.

Indonesia yang selama ini mencatat  penetrasi asuransi yang tidak beranjak dari 1, 7% PDB dengan jumlah menengah yang terus bertambah, perlu belajar dari pengalaman negara lain melakukan terobosan mengintegrasikan platform telekomunikasi dengan jasa asuransi agar   asuransi dapat dinikmati oleh makin banyak lapisan penduduk. 

Ada peluang yang demikian besar antara penetrasi selular  yang mencapai  lebih dari 100% dengan penetrasi asuransi di Indonesia  yang masih sangat rendah. Sebagai upaya mempercepat  inklusi keuangan  dengan micro insurance.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…