Kasta tertinggi di dunia perdosenan adalah menjadi Profesor. Seiring dengan berjalannya waktu, prasyarat untuk calon rektor kepala dan profesor akan segera ditingkatkan. Ya, sebagai cermin, panutan, dan tuntunan bagi para dosen, posisi sebagai Guru Besar sudah seharusnya tidak diperoleh dengan cara yang sembarangan.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso usai membuka Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Nasional 2013 di Jakarta belum lama ini menuturkan, demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, rencana pengetatan syarat pengusulan calon guru besar oleh perguruan tinggi  akan direalisasikan mulai awal Agustus tahun ini. \"Prasyarat untuk menetapkan rektor kepala dan profesor akan segera ditingkatkan,\" kata dia

Mulai Agustus nanti, lanjut dia, calon rektor kepala minimum harus bergelar doktor, sementara untuk profesor harus memiliki minimum satu artikel atau karya tulis yang telah dipublikasi di jurnal internasional. Berbeda dengan dulu, para calon doktor yang membimbing itu profesor, itulah yang membuat produksi doktor di Indonesia seret. \"Oleh karena itu, sekarang tugas Rektor kepala boleh membimbing doktor, makanya dia minimum harus bergelar doktor,\" jelas dia.

Lebih lanjut, Djoko tidak mengkhawatirkan anggapan yang menyatakan bahwa peningkatan prasyarat ini akan memperkecil peluang tercetaknya profesor-profesor baru. Menurut dia, dengan meningkatkan prasyarat untuk calon profesor justru akan meningkatkan kualitas pendidik di pendidikan tinggi juga akan ikut meningkat. \"Itu kan namanya untuk mencegah adanya `profesor-profesoran`. Yang penting punya profesor berkualitas meskipun cuma sedikit,\" ujar Djoko.