Diburu Investor, IHSG Bergerak Menguat

NERACA

Jakarta – Setelah mengalami fluktuasi indeks yang cukup tinggi, akhirnya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil berada di zona merah dengan ditutup menguat 8,310 poin (0,18%) ke level 4.644,039. Sementara Indeks LQ45 naik 0,634 poin (0,08%) ke level 778,537 pada perdagangan Selasa kemarin.

Kata analis Trust Securities, Reza Priyambada, penguatan indeks masih ditopang aksi beli investor diakhir perdagangan, “Indeks BEI bergerak cukup fluktuatif dan akhirnya jelang penutupan berhasil menguat meski tipis sebesar 8,31 poin, menandakan masih adanya tekanan jual,\"ujarnya di Jakarta, Selasa (16/7).

Dia menambahkan, secara teknikal pergerakan indeks BEI juga masih dibayangi tekanan jual saham sehingga jika salah satu saham mengalami penguatan akan cenderung terbatas.\"Laju penguatan mulai terbatas juga dipicu dari respon pelaku pasar saham terhadap kenaikan BI rate dan kebijakan BI mengenai \'loan to value\' (LTV) perumahan,\"paparnya.

Selain itu, pelaku pasar saham asing yang masih mengambil posisi jual menjadi salah satu faktor penahan bagi indeks BEI melanjutkan kenaikan lebih tinggi. Tercatat pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih sebesar 56,993 miliar pada perdagangan kemarin. Berikutnya, indeks BEI Rabu diproyeksikan akan menguat di level 4.644-4.650.

Pada perdagangan kemarin, aksi beli mendorong indeks sampai posisi tertingginya hari ini di level 4.663,849. Meski menguat, indeks masih bergerak dalam rentang yang tidak terlalu lebar. Investor domestik mendominasi perdagangan kemarin. Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 149.979 kali pada volume 8,27 miliar lembar saham senilai Rp 5,549 triliun. Sebanyak 128 saham naik, sisanya 120 saham turun, dan 108 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan kemarin dan berakhir mixed cenderung menguat. Hanya bursa saham Singapura yang masih terjebak di zona merah. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Merck (MERK) naik Rp 16.000 ke Rp 215.000, Dleta Jakarta (DLTA) naik Rp 15.000 ke Rp 360.000, Jembo Cable (JECC) naik Rp 350 ke Rp 2.550, dan Hexindo (HEXA) naik Rp 300 ke Rp 5.400.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Asuransi Bina Dana (ABDA) turun Rp 1.200 ke Rp 3.800, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 1.000 ke Rp 84.000, Tembaga Mulia (TBMS) turun Rp 900 ke Rp 7.100, dan Indocement (INTP) turun Rp 700 ke Rp 21.900.

Menutup perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup naik 13,262 poin (0,29%) ke level 4.648,991. Sementara Indeks LQ45 menguat 1,390 poin (0,18%) ke level 779,293. Positifnya indeks berkat aksi beli di saham-saham lapis dua. Sedangkan saham-saham unggulan masih terkena tekanan jual, seperti di sektor komoditas dan konsumer.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 85.709 kali pada volume 2,426 miliar lembar saham senilai Rp 2,731 triliun. Sebanyak 122 saham naik, sisanya 107 saham turun, dan 88 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Hexindo (HEXA) naik Rp 300 ke Rp 5.400, Lippo Cikarang (LPCK) naik Rp 250 ke Rp 7.350, Gajah Tunggal (GJTL) naik Rp 250 ke Rp 3.525, dan Astra Internasional (ASII) naik Rp 200 ke Rp 6.850.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Tembaga Mulia (TBMS) turun Rp 900 ke Rp 7.100, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 600 ke Rp 45.000, Asuransi Bina Dana (ABDA) turun Rp 500 ke Rp 4.500, dan Indocement (INTP) turun Rp 450 ke Rp 22.150.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka melemah 3,59 poin atau 0,08% ke posisi 4.632,13 seiring minimnya sentimen positif baru.Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,92 poin (0,12%) ke level 776,98, “IHSG BEI kembali bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah seiring minimnya sentimen positif yang baru dan masih belum pulihnya pasar obligasi di dalam negeri,\" kata analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung.

Dia menambahkan, bursa Asia yang cenderung bergerak menguat seiring pelemahan nilai tukar yen Jepang dan sentimen positif dari kinerja keuangan bank-bank di AS diharapkan dapat menahan tekanan saham-saham di dalam negeri.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan, secara teknikal indeks BEI masih memiliki momentum pelemahan dan rentan terhadap aksi jual, “Aksi jual dapat menyebabkan koreksi lebih lanjut, bila hal itu terjadi pelaku pasar dapat membuka kesempatan untuk melakukan pembelian saham secara selektif,\" tambahnya.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 44,62 poin (0,21%) ke level 21.258,69, indeks Nikkei-225 naik 109,80 poin (0,77%) ke level 14.618,17, dan Straits Times melemah 6,36 poin (0,20%) ke posisi 3.230,21. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…