Layanan Kesehatan di Sejumlah RSUD Wilayah Pantura, Tak Maksimal

 

 

NERACA

Bandung - Dalam mengevaluasi kinerja bidang kesehatan, DPRD Jawa Barat  melalui Komisi E DPRD Jabar, telah meninjau kegiatan operasional dari RSUD terutama kinerja dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dari hasil peninjauan ke beberapa RSUD di wilayah Pantura, dinilai belum maksimal dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah Pantura yang mendapat peninjuan anggota Komisi E DPRD Jawa Barat itu,ungkapkan Anggota Komisi E DPRD Jabar, Hj Enok Aisyah kepada Harian Ekonomi NERACA, Kamis (30/6), adalah RSUD Sunan Gunung Djati Cirebon dan RSUD Mas Sentot Indramayu.  Di kedua RSUD tersebut menurut Hj Enok Aisyah, kinerjanya SDM-nya patut dipertanyakan karena di wilayah Cirebon dan Indramayu AKB dan AKI masih tinggi.

Dengan mempertimbangkan tingginya AKB dan AKI serta dikaitkan dengan kinerja RSUD layanan kesehatan untuk persalinan patut dikritisi, karena di kedua RSUD tersebut, biaya melahirkan jika dibandingkan dengan biaya Puskesmas selisih biaya sangat tinggi, yaitu Rp 300.000  per orang di Puskemas dan Rp.1 juta per orang di RSUD.

Dan dari hasil kunjungan kerja  terungkap itu juga banyak terungkap pasien yang akan melahirkan lebih banyak dirujuk ke RSUD, karena mungkin disebabkan biaya di Puskemas yang sangat murah, menyebabkan lambannya pelayanan. Akibatnya, kata Hj Enok,  rumah sakit rujukan yang jaraknya berjauhan dengan tempat tinggal pasien menyebabkan lamanya pasien mendapatkan pelayanan sehingga ada kalanya pasien tak bisa diselamatkan baik ibu yang melahirkan maupun bayi yang dilahirkannya.

Adanya fakta tersebut, sambung Hj Enok Aisyah, idealnya anggaran untuk Jamkesmas dan Jamkesda khususnya untuk biaya melahirkan, seharunya bisa  ditingkatkan lagi, khususnya di Puskesmas, sehingga Puskesmas dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.

Melihat fakta-fakta di lapangan yang diperoleh anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Barat itu,  menunjukkan bahwa layanan kesehatan di wilayah Pantura nampaknya belum maksimal, belum lagi   faktor masih terbatasnya tenaga medis seperti dokter spesialis yang tercatat hanya terdapat 1 orang saja. 

 

BERITA TERKAIT

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…

Pemkot Tangerang Ajak Perusahaan Multinasional Tanam Modal Investasi

NERACA Tangerang - Pemerinta Kota Tangerang, Banten mengajak perusahaan multinasional untuk menanamkan modal bisnisnya karena Kota Tangerang memiliki tren positif pengembangan investasi.…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…

Pemkot Tangerang Ajak Perusahaan Multinasional Tanam Modal Investasi

NERACA Tangerang - Pemerinta Kota Tangerang, Banten mengajak perusahaan multinasional untuk menanamkan modal bisnisnya karena Kota Tangerang memiliki tren positif pengembangan investasi.…