Pemerintah Berupaya Turunkan Harga Pangan - Awal Ramadan

NERACA

Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah berupaya menurunkan harga bahan pangan pokok yang mengalami kenaikan pada minggu kedua Juli 2013 dan bertepatan dengan awal ramadan. \"Kami bertekad untuk menurunkan harga bahan pokok ini dan jangan terus ada tren meningkat,\" katanya di Jakarta, Rabu (10/7).

Hatta menjelaskan ketersediaan bahan pokok menghadapi Ramadan dan IdulFitri diikuti Natal dan Tahun Baru 2014 memerlukan peningkatan dan perhatian lebih untuk menjaga stabilitas baik ketersediaan maupun harga. \"Ini musiman karena itu diperlukan peningkatan ekstra agar ketersediannya terpenuhi,\" katanya.

Dia menjamin ketersedian bahan pangan pokok pada periode hari-hari besar sampai dengan akhir tahun menunjukkan neraca yang positif. \"Artinya, pasokannya dijamin dan ini yang paling penting,\" katanya.

Hatta menyebutkan komoditi pokok yang terjamin pasokannya, terdiri dari beras, gula pasir, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging serta telur unggas. \"Hanya memang kalau musiman terjadi kenaikan harga dan permintaan yang meningkat dan selalu terjadi di musim-musim keagaman seperti ini,\" katanya.

Dia menjelaskan kenaikan harga bahan pangan pokok yang juga dipicu dari kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan penyesuaian untuk mencapai keseimbangan. Hatta menyebutkan komoditi yang mengalami kenaikan harga pada minggu kedua Juli 2013 dibandingkan Juni 2013 (bulan ke bulan), di antaranya cabe rawit meningkat 63,3% dari Rp27.721 per kilogram pada Juni 2013 menjadi Rp45 ribu per kilogram pada Juli 2013, bawang merah mengalami kenaikan 49,08% dari Rp32.341 per kilogram menjadi Rp48.213 per kilogram.

Sementara itu, daging ayam ras mengalami kenaikan 19,5% dari Rp28.893 per kilogram menjadi Rp34.493 per kilogram dan telur ayam ras mengalami kenaikan 9,32% dari Rp18.211 per kilogram menjadi Rp19.908 per kilogram. \"Yang kita tidak inginkan adalah putaran kedua (second round) yang bersifat spekulatif. Ini yang perlu kita jaga,\" katanya.

Hatta mengatakan akan melakukan pantauan kepada Badan Pusat Statistik (BPS) yang data-datanya akan dilaporkan kepada kementerian-kementerian terkait. Dia juga mengatakan akan memantau permintaan dan pasokan, seperti mundurnya musim panen pada Agustus 2013 yang mengakibatkan pasokan berkurang. [ardi]

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…