Ramadhan Meningkatkan Kualitas Unjuk Kerja - Oleh: Aries Musnandar, Dosen UIN Malang

Ramadhan telah tiba kaum beriman bersuka cita menyambutnya karena telah datang bulan istimewa dari 12 bulan Hijriah yang menjadi patokan kalender dimulai saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah. Bulan Ramadhan oleh masyarakat dikenal sebagai bulan puasa karena memang pada bulan ini umat Islam diwajibkan melakukan “shaum” atau berpuasa sebulan penuh sebagai sarana untuk menjadi orang bertaqwa. Berbagai perintah, peristiwa dan anjuran melengkapi keistimewaan bulan Suci Ramadhan misalnya al Quran yang diturunkan pada bulan ini. Al Quran merupakan petunjuk bagi umat Islam dalam hidup dan kehidupan.

Tata cara hidup dan berkehidupan itu dalam konteks berinteraksi dengan manusia, lingkungan dan Sang Khalik telah dituntun-jabarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Lalu ada anjuran untuk bertadarus atau membaca al Quran, sholat taraweh, serta kewajiban menunaikan zakat. Jadi, pada bulan Ramadhan ini betapa banyak ibadah yang dapat dikerjakan, sehingga tepat bila dikatakan bulan Ramadahan adalah bulan Ibadah, bulan dimana kaum beriman berupaya mencari ridho Nya agar kehidupan dunia dan akherat dieroleh dalam kebaikan yang di ridhoi Allah swt. Satu lagi yang paling istimewa karena ditunggu-tunggu kaum beriman adalah malam laitul Qodr yang manakala kita mendapatkannya maka ibadah pada malam itu lebih baik nilainya dibadingkan ibadah dalam seribu bulan lamanya. Luar biasa bulan Ramadhan ini benar-benar kado spesial dari Allah kepada Umat Islam yang dapat menangkap hikmah semua ini.

Secara hakekat segala ibadah yang dilakukan di bulan puasa bagi umat Islam merupakan sarana meningkatkan kualitas diri menjadi insan yang bertaqwa. Pengertian taqwa kalau ditafsirkan secara populer adalah taat pada Sang Khalik serta bermanfaat bagi sesama dan lingkungan. Dalam konteks dunia kerja konotasi taqwa dapat dipahami sebagai manusia (karyawan, pelaku bisnis) yang memiliki etos kerja tinggi, sungguh-sungguh mengemban tugas dan tanggungjawab serta piawai dalam menjalankan pekerjaan. Ketaqwaan seseorang dapat berbanding lurus dengan kemampuan mengelola unjuk kerja pada tingkat yang optimal. (maximize achieved performance). Bagi orang bertaqwa tiada hari tanpa melakukan perbuatan yang menghasilkan manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dalam konteks ini peran kecakapan insaniyah - popular disebut softskils memiliki nilai konstribusi signifikan dalam meningkatkan produktivitas kerja seseorang.

Kita semua maklum bahwa di Negara ini sumber daya insani banyak yang berkualitas secara intelektual dan berpendidikan tinggi. Sudah demikian banyak putra bangsa berhasil menjuarai dan berprestasi berbagai kompetisi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Tidak terhitung penghargaaan internasional diraih anak bangsa di forum-forum dunia yang mengakui akan keunggulan intelektual para pelajar atau mahasiswa kita. Pada pokoknya sumber daya insani Indonesia secara akademik dan teknikal cukup diakui. Namun yang menjadi pertanyaan mendasar adalah mengapa keunggulan-keunggulan akademik atau “hardskills” tersebut belum mampu menaikkan derajat kesejahteraan rakyat kebanyakan di Indonesia? Masih banyak orang miskin di Republik ini. Jikalau memakai ukuran kemiskinan PBB yang mematok pendapatan perkapita 2 dolar AS /hari atau setara Rp 600 ribu/bulan, maka jumlah orang miskin di Negara yang kaya raya ini masih lebih separo dari jumlah penduduk berjumlah shampir 250 juta jiwa atau seperempat milyar penduduk. Suatu angka kemiskinan yang besar sekali untuk sebuah Negara yang memiliki kekayaan alam luar biasa, melimpah ruah.

Kendati fakta-fakta tentang kecerdasan intelektual yang sangat diunggulkan bagi pemecahan masalah kehidupan sebagaimana telah dipaparkan, sedemikian meluas, tetapi dapat diamati dalam kehidupan nyata sehari-hari betapa para pemimpin dan tokoh yang memiliki kemampuan akademik dan intelektual tinggi masih tidak mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Sebagian mereka malah menjadi bagian dari masalah itu sendiri. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini masyarakat dan bangsa Indonesia sering dilanda berbagai persoalan seperti bencana alam, korupsi, kerusuhan, kelaparan, wabah penyakit, dan berbagai peristiwa getir lainnya. Persoalan bangsa seharusnya dapat ditangani dengan arif bijaksana dan bertanggung jawab oleh penguasa. Namun, kenyataan lapangan berbicara lain, kepekaan sosial para tokoh pemegang amanah rakyat itu masih rendah.

Manfaat Ramadhan

Bulan puasa bagi umat Islam merupakan tempaan untuk meningkatkan kualitas diri khususnya mempertajam kepekaan sosial, disiplin dan taat azas, motivasi, prakarsa, ikhlas merupakan inti dari kecakapan insaniyah atau lebih popular dengan sebutan soft skills. Ibadah puasa, sholat, zakat dan ibadah lainnya di bulan Suci ini jikalau dijalankan dengan penuh kerendahan hati (tawadhu) akan membawa pribadi Muslim yang kokoh kecakapan lunaknya (soft skills). Apabila seorang Muslim benar-benar memahami dan menghayati dengan baik akan manfaat Ramadhan bagi peningkatan kualitas dirinya, maka orang tersebut akan melengkapi hardskills yang dimiliki dengan softskills. Kedua kecakapan tersebut merupakan bangunan keberhasilan. Sebagai orang yang bertaqwa tidak akan mengenal putus asa, pesimis, malas atau selalu mengeluh.

Sebagai kawah candra dimuka bulan puasa merupakan momen penting bagi bangsa ini untuk mencanangkan kembali niat untuk membenahi persoalan-persoalan yang ada di depan mata dan sebagian besar tentunya merupakan juga tanggung jawab umat Islam. Dengan meluruskan niat bahwa apa yang kita kerjakan merupakan ibadah yang akan diberikan balasan atau ganjaran- Nya di dunia dan di akherat kelak, maka kesejahteraan hidup akan segera kita raih. Hal ini akan berhasil apabila umat Islam yang mayoritas di bumi pertiwi ini memberikan teladan dengan baik dan meyakini manfaat ramadhan dalam membentuk jiwa individu yang bertaqwa. Bila taqwa kita raih maka manfaat akan diarasakan tidak hanya bagi diri kita tetapi juga orang lain dan lingkungan disekitar.

Sebagai mayoritas umat Islam wajib memberikan teladan melalui akhlak terpuji yang dicontohkan Nabi. Tersurat dalam Al Quran bahwa Nabi Muhammad memiliki akhlak yang mulia dan agung (QS Al-Qalam: 4). Akhlak terpuji dicontohkan Nabi seperti membantu sesama manusia dalam kebaikan, kebajikan, memuliakan tamu, menghormati orang lain, menghindari permusuhan/pertengkaran, menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, bermusyawarah dalam segala urusan untuk kepentingan bersama. Sebaliknya, akhlak tercela sangat dibenci dan tentu bukan merupakan tingkah laku yang diajarkan oleh agama (Islam). Contoh akhlak tercela yang sering mengemuka di negara ini adalah pemaksaan kehendak sekelompok masyarakat dalam bentuk tekanan bahkan kekerasan. Perbuatan tercela semacam ini dipastikan berasal dari orang yang bermasalah dalam keimanan. Akhlak buruk merupakan manifestasi dari sifat-sifat syaitan dan iblis dengan tugas utama dan satu-satunya untuk menjerumuskan manusia di dunia ini agar berperilaku menyimpang tidak sejalan koridor ajaran agama.

Oleh karena itu kehadiran bulan suci Ramadhan ini diharapkan merupakan momen penting bagi umat Islam untuk mengoreksi dirinya agar meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah dan mewujudkan kesalehan sosial melalui akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela. Apabila Ramadhan telah lewat sementara kualitas insaniyah kita masih belum ada perubahan berarti, maka dipastikan kita telah menyia-nyiakan momentum bulan Suci ini. Sebaliknya, jika kualitas kecakapan insaniyah Anda semakin baik, maka diri Anda insya Allah termasuk ke dalam golongan orang-orang yang meraih kemenangan. Semakin banyak manusia Indonesia yang memperoleh kemenangan semakin baik pula karakter bangsa ini, sehingga kualitas bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita dapat lebih baik lagi. Semoga Anda dapat meraih kemenangan yang dijanjikan itu. Selamat menunaikan ibadah puasa dan berbagai ibadah lainnya di bulan Suci Ramadhan ini, semoga upaya mengejawantahkan nilai-nilai ibadah di bulan Ramadhan dapat terwujudnyata dalam tampilan unjuk kerja kita sehari-hari, sehingga Ramadhan dapat menjadi sarana meningkatkan kualitas unujk kerja kita. Wallahu\\\'alam. (uin-malang.ac.id)

BERITA TERKAIT

Bansos Pangan atau Beras oleh Bapanas dan Bulog Langgar UU Pangan dan UU Kesejahteraan Sosial?

  Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Presiden Joko Widodo memutuskan perpanjangan pemberian Bantuan Sosial…

Pembangunan Papua Jadi Daya Tarik Investasi dan Ekonomi

  Oleh : Clara Anastasya Wompere, Pemerhati Ekonomi Pembangunan   Bumi Cenderawasih memang menjadi fokus pembangunan yang signifikan di era…

Pastikan Stabilitas Harga dan Stok Beras, Pemerintah Komitmen Ketahanan Pangan

  Oleh : Nesya Alisha, Pengamat Pangan Mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia sangat penting karena memiliki dampak besar pada stabilitas…

BERITA LAINNYA DI Opini

Bansos Pangan atau Beras oleh Bapanas dan Bulog Langgar UU Pangan dan UU Kesejahteraan Sosial?

  Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Presiden Joko Widodo memutuskan perpanjangan pemberian Bantuan Sosial…

Pembangunan Papua Jadi Daya Tarik Investasi dan Ekonomi

  Oleh : Clara Anastasya Wompere, Pemerhati Ekonomi Pembangunan   Bumi Cenderawasih memang menjadi fokus pembangunan yang signifikan di era…

Pastikan Stabilitas Harga dan Stok Beras, Pemerintah Komitmen Ketahanan Pangan

  Oleh : Nesya Alisha, Pengamat Pangan Mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia sangat penting karena memiliki dampak besar pada stabilitas…