BPS Nilai Swasembada Sapi Baru Siap 2014

BPS Nilai Swasembada Sapi Baru Siap 2014 

 Jakarta – Badan Pusat Statistik menilai ada kecenderungan positif soal swasembada sapi pada 2014. Alasanya hal ini berdasarkan hasil sensus sapi yang hampir selesai. Intinya perhitungan secara kasar tak masalah. “Kalau hitung-hitungan konsumsi dan jumlah sapi potong kesannya kita siap di 2014," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/6)

 Hanya saja, kata Rusman, ada kendala terbesar yang dihadapi oleh Indonesia sebelum bisa benar-benar mengumandangkan swasembada sapi di 2014. "Kalau melihat dari hitung-hitungan kertas, seolah-olah kita ini siap untuk swasembada sapi,” tambahnya.

 Yang jelas, lanjut Rusman, permasalahan yang harus dihadapi adalah  Indonesia dinilai terlalu mudah dalam melakukan impor daging sapi. Karena terlalu banyak pemain dalam perdagangan daging dari luar negeri.

 Padahal sapi-sapi potong di Indonesia cukup banyak. "Persoalannya kembali lagi, mengadakan sapi potong di Indonesia jauh lebih sulit dari pada impor daging karena pemainnya banyak," tuturnya.

 Lebih jauh kata Rusman, saat ini sensus sapi telah berjalan sekitar 97,5%, tinggal 2,5% lagi jumlah sapi di seluruh Indonesia dapat diketahui. Untuk sapi potong sendiri saat ini diperkirakan sudah mencapai 13 juta ekor. "Sekarang itu sudah 97,5% tinggal 2,5% lagi. Walaupun namanya sensus sapi, tapi yang namanya sapi potong, sapi perah, dan kerbau juga dihitung. Kalau dilihat, sapi potongnya sudah lebih dari 13 juta," imbuhnya.

 Ditempat terpisah, Satria Hamid, Public Affairs Senior Manager Carrefour mengatakan penghentian impor daging sapi ke indonesia nampaknya tidak terlalu berpengaruh terhadap Indonesia. “Alasanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, kami akan memperbanyak porsi lokal,” teranganya kepada Neraca,29/6.

 Satria Hamid menambahkan pihaknya masih bisa mengatasi masalah kelangkaan pasokan daging ini. Karena masih banyak negara pengekspor daging yang kualitasnya lebih bagus. “Sperti  Selandia Baru, sebetulnya daging sapi indonesia juga tidak kalah mutunya serta bertujuan untuk mendukung rencana swasembada daging nasional,” jelasnya.

 Diakui Satria, terhentinya daging sapi impor dari Australia sangat berdampak bagi konsumen dan Carrefour sendiri. “Bagi peritel seperti kami, ada sedikit dampaknya. Setidaknya harga daging impor naik sampai 30% dibandingkan Januari 2011," kata Satria

 Menurut Satria, selama beberapa hari lalu harga daging impor Rp57.000-Rp62.000/kg. Dengan memperhitungkan kenaikan sampai 30%, harga daging naik sekitar Rp17.000-Rp21.000 per kg sehingga harga daging impor paling mahal bisa mencapai Rp89.000 per kg. "Alasan kenaikan ini karena pasokan terus berkurang. Sampai hari ini, suplai turun 40%-50%," katanya.

 Satria mengatakan, harga baru tersebut sudah dipatok oleh distributor atau importir yang memasok. “Harga itu sudah dipatok dari sana,”tegasnya.

 Disisi lain, kata Satrian, permintaan daging terus meningkat baik di kalangan peritel maupun inustri pengolahan makanan seperti restoran. Untuk 81 gerai Carrefour di seluruh Indonesia, kebutuhan daging impor mencapai 80 ton per bulan dan daging lokal 20 ton per bulan. "Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, kami akan memperbanyak porsi lokal," katanya.

 Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Daging Indonesia (APDI) wilayah Jabodetabek, Asnawi mengatakan peternak lokal menyambut hangat pembekuan sementara impor sapi bakalan dari Australia. Kebijakan tersebut membantu menaikkan daya saing sapi lokal sebagai tuan rumah di negaranya sendiri. "Jika ingin berswasembada, Indonesia harus batasi impor," ungkapnya. .**vanya/iwan/cahyo

BERITA TERKAIT

Sadari Potensi Dunia Digital, Raih Cuan Jutaan dari Jualan Online

  NERACA Magetan – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan kegiatan Chip In #MakinCakapDigital2024 bertema “Etika Bebas Berpendapat di…

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Sadari Potensi Dunia Digital, Raih Cuan Jutaan dari Jualan Online

  NERACA Magetan – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan kegiatan Chip In #MakinCakapDigital2024 bertema “Etika Bebas Berpendapat di…

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…