Tahun Ajaran Baru - Mengintip Manisnya Keuntungan Bisnis Konveksi

Pemain bisnis ini memang sudah banyak. Tetapi, asalkan ada kemauan dan menggarapnya dengan strategi bisnis yang baik, potensi bisnis ini sangat menggiurkan. Tak heran, momen kenaikan kelas dan tahun ajaran baru ini menjadi lahan subur bagi para pengusaha konveksi.

NERACA

Seperti tahun-tahun sebelumnya, memasuki tahun ajaran baru, para orangtua dipusingkan dengan urusan sekolah anak-anak mereka. Mulai dari memikirkan biaya pendaftaran masuk ke sekolah baru hingga biaya untuk perlengkapan anak-anak bersekolah.

Tetapi kini, sebagian sekolah tidak lagi menyulitakn para orangtua dalam pengadaan seragam sekolah, tentu saja para orangtua diminta merogoh kocek mereka lebih dalam lagi. Kini beberapa sekolah siap menyediakannya beberapa setel pakaian bagi murid-murid yang mendaftar ke sekolah mereka. Dan itu, yang ditangkap oleh pengusaha konveksi asal Kampung Baru, Jakarta Barat, Syahrullah.

“Strateginya cukup mudah, sebelum penerimaan siswa baru kita dekati pengambil keputusan di sekolah-sekolah terdekat agar diberikan proyek pembuatan seragam untuk murid-murid mereka,” tegas Syahrullah yang kini memegang proyek pembuatan seragam beberapa sekolah di dekat tempat tinggalnya.  

Biasanya, seperti diakui Syahrullah, orderan yang dia pegang adalah pesanan berupa celana panjang SMK, seragam olahraga, serta jas almamater. Tetapi kini, kerja kerasnya berbuah, dia sukses melobi petinggi-petinggi sekolah play group, dan mengambil proyek pembuatan seragamnya.

Keuntungan bisnis ini, meskipun ajang penerimaan siswa baru telah usai, usaha ini tetap dapat berjalan dengan baik. Tentunya dengan membuat produk lainnya. Seperti celana anak-anak ataupun produk pakaian jadi lainnya.  “Ya, kita harus pintar-pintar saja melihat peluangnya,” terang dia.

Sementara itu, soal harga yang dipatot pengusaha konveksi untuk seragam sekolah berbeda dari harga yang dijual di grosiran atau toko-toko penyedia seragam sekolah di pasaran. Biasanya, mereka mematok harga yang lebih mahal daripada tempat-tempat tersebut.

Maklum, pemesan yaitu guru (pihak sekolah) yang bersangkutan pasti mengininkan produk yang baik untuk calon siswanya. Akibatnya, harga yang dipatok kepada orangtua calon siswa pun lebih mahal lagi. Dengan pertimbangan kualitas yang lebih baik.

Bayangkan saja, untuk tiga setel pakaian seragam untuk anak usia play group dipatok di atas Rp350.000. Untuk siswa play group saja seperti itu, lantas bagaimana untuk siswa level SD, SMP, dan SMA yang mengharuskan siswanya membeli pakaian seragam langsung dari sekolah. Tentu itu akan jadi peluang tersendiri bagi orang-orang yang peka melihat suatu peluang seperti Syahrullah.

Tak heran jika ada seorang ibu muda mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan anaknya, ibu bernama Vivi, ini mengaku harus menyediakan uang sebesar Rp2 juta lebih untuk pendaftaran anaknya masuk sebuah sekolah play group. Meski angka itu sudah termasuk biaya pendaftaran, uang seragam, pengadaan alat tulis dan lain sebagainya. tetap saja bagi sebagian kalangan masih sangat besar. “Saya menghabiskan uang untuk sekolah anak saya di playgroup bisa mencapai Rp2 juta lebih, itu termasuk biaya pembuatan seragam sekolah, tas, serta peralatan tulis lainnya,” kata ibu muda bernama Vivi.

Memulai Usaha

Memulai usaha konveksi memang mengharuskan pelakunya harus memiliki modal yang cukup banyak. Pasalnya, untuk membuat pakaian seragam dibutuhkan mesin-mesin yang tidak murah hargaya. Pertama usaha ini membutuhkan mesin pemotong bahan.

“Masing-masing ukuran berbeda beda harganya, kalau mesin potong ukuran delapan inci lebih murah, nah yang lebih besar tentunya lebih mahal lagi, mesin potong itu kan disesuaikan dengan tebalnya bahan yang akan dipotong membentuk pola,” sebut Syahrullah.

Soal harga, harga mesin potong tidaklah main-main, untuk mesin potong berkualitas harganya bisa mencapai Rp5 juta ke atas. Tetapi, kalau ingin yang lebih murah juga masih bisa karena kini banyak beredar mesin potong di pasaran produksi Taiwan dan China, yang harganya di bawah Rp3 juta.

Tak jauh berbeda dengan mesin potong mesin perlengkapan konveksi lain pun tak jauh beda. Dengan kata lain sangat mahal. Sebut saja mesin obras dan mesin jahit harganya pun mencapai jutaan rupiah. Tetapi, pemilik masih punya pilihan jika ingin hemat sedikit, tentu dengan menggunakan mesin asal China. Intinya, tinggal sesuaikan saja dengan kemampuan kantorng Anda. (ahmad)   

BERITA TERKAIT

Data Analitik Strategi Bisnis Skala Kecil Pacu Penjualan

Berdasarkan studi Georgia Small Business Development Center (SBDC) mengungkapkan bisnis yang memanfaatkan analisis data, rata-rata mengalami peningkatan penjualan sebesar 15%…

Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX

  Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX  NERACA  Jakarta – AMG (Alternative Media Group)…

InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

  InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024 NERACA Jakarta - InfoEkonomi.ID, portal berita seputar…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

Data Analitik Strategi Bisnis Skala Kecil Pacu Penjualan

Berdasarkan studi Georgia Small Business Development Center (SBDC) mengungkapkan bisnis yang memanfaatkan analisis data, rata-rata mengalami peningkatan penjualan sebesar 15%…

Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX

  Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX  NERACA  Jakarta – AMG (Alternative Media Group)…

InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

  InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024 NERACA Jakarta - InfoEkonomi.ID, portal berita seputar…