NERACA
Cirebon – Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) melalui Bidang Pemadam Kebakaran (DAMKAR), mengeluhkan rusaknya akses jalan, khususnya yang ada di Wilayah Timur Kabupaten Cirebon. Rusaknya akses jalan tersebut, dikhawatirkan akan memperlambat proses pemadaman, bila terjadi kebakaran. Pasalnya, hampir 70 % ruas jalan di Wilayah Timur Kab. Cirebon, rusak parah.
“Kami meminta pihak Dinas Binamarga Kab. Cirebon, supaya secepatnya memperbaiki akses jalan saat ini, terlebih kerusakan yang ada di Wilayah Timur Cirebon. Kami sudah prediksikan, kalau jalan tidak segera diperbaiki, maka pemadaman kebakaran akan terhambat. Ini menyangkut nyawa dan keselamatan orang,” ungkap Kabid DAMKAR, Harto.
Menurut Harto, waktu tempuh kendaraan DAMKAR ke lokasi kebakaran akan memakan waktu yang cukup lama, karena jalan di wilayah Timur benar-benar rusak parah. DAMKAR akan menghabiskan sekitar 1 sampai 2 jam ke lokasi kebakaran, kalau jalan memang seperti kondisi saat ini. Menurutnya, DAMKAR tidak bisa memaksakan kecepatan, karena akan berimbas kepada rusaknya kendaraan.
“Kalau kondisi jalan seperti ini terus, mau tidak mau hitungan jam kita baru sampai ke lokasi kebakaran. Mau dipaksakan juga tidak akan bisa, karena akan berimbas kepada rusaknya kendaraan. Saya sudah survey, kerusakan jalan memang sangat parah, dengan kondisi lubang di mana-mana. Kalau dipaksakan kita terobos, yang ada kendaraannya yang celaka,” kata Harto.
Harto juga beranggapan, sebetulnya bisa saja pihak Binamarga Kab. Cirebon mengupayakan anggaran yang cukup besar dari APBN, untuk perbaikan jalan. Namun resikonya, diduga akan ada penyunatan anggaran oleh oknum-oknum yang tidak bertangung jawab. Imbasnya, anggaran tersebut akan tidak utuh diterima.
Sementara itu, data yang diperoleh Harian Ekonomi Neraca menyebutkan, memang kenyataannya Dinas Binamarga Kab. Cirebon memperoleh anggaran terkecil, dari beberapa dinas Tekhnis yang ada. Padahal, Dinas Binamarga dihadapkan kepada kondisi parahnya jalan pada setiap ruas yang ada.
Tercatat, tahun ini total anggaran DBM hanya berjumlah Rp. 8.342.500.000,-. Jumlah tersebut berupa program peningkatan sarana dan prasarana aparatur dari APBD Kabupaten yang berjumlah Rp. 170.000.000,-, serta program pembangunan jalan dan jembatan sebesar Rp. 5.228.000.000,-. Sedang program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan, serta program pembangunan infrastruktur pedesaan hanya berjumlah Rp. 2.944.500.000,-.
Dari total jumlah tersebut, bantuan Provinsi Jabar untuk tahun ini hanya berjumlah Rp. 1,4 miliar. Bantuan tersebut berupa pengadaan alat-alat berat berupa mesin gilas sebesar Rp. 800.juta serta peningkatan 3 jalanporos desa, masing-masing Rp. 200.juta.
“Padahal pengajuannya ke provinsi sekitar Rp. 34 miliaran. Yang pasti, dana sebesar ini tetap kita akan gunakan untuk memperbaiki kerusakan jalan yang ada. Mau bagaimana lagi, mungkin dapat jatahnya hanya segitu,” kata Kadis DBM Kab. Cirebon, Avip Suherdian beberapa waktu lalu.
NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…
NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…
NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…
NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…
NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…
NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…