Minim Sentimen Positif, IHSG Kembali Melemah

NERACA

Jakarta – Sejak diawal pekan hingga penutupan perdagangan Selasa kemarin, indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali terkoreksi. Mengakhiri perdagangan Selasa sore, indeks BEI ditutup melemah 48,748 poin (1,02%) ke level 4.728,704. Sementara Indeks LQ45 terpangkas 10,579 poin (1,33%) ke level 784,125. Aksi ambil untung di tengah perdagangan yang tidak terlalu ramai menjadi pemicunya dan akhirnya, indeks ketinggalan penguatan bursa-bursa Asia.

Kata analis Panin Sekuritas, Purwoko Satono, peluang indeks BEI menguat pada akhirnya termbat aksi ambil untung investor, “Saham-saham di BEI kembali terkena aksi ambil untung oleh investor sehingga menekan IHSG,\" katanya di Jakarta, Selasa (2/7).

Dia menambahkan, melemahnya mayoritas bursa saham Asia menambah sentimen negatif bagi indeks BEI. Pelemahan bursa saham Asia dipicu oleh kekhawatiran pelaku pasar saham terhadap rencana pengurangan stimulus keuangan di AS serta melambatnya pertumbuhan ekonomi di China.

Berikutnya, dirinya memproyeksikan, IHSG BEI akan bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan melemah seiring masih minimnya sentimen positif yang dapat mengangkat indeks BEI lebih lanjut. Indeks harga saham gabungan (IHSG) Rabu diperkirakan akan bergerak di kisaran 4.685-4.745 poin.

Pada perdagangan kemarin, aksi ambil untung dilakukan investor asing dan lokal. Sentimen positif dari bursa global belum mampu mendorong kepercayaan diri investor dalam berburu saham. Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 154.763 kali pada volume 3,777 miliar lembar saham senilai Rp 4,343 triliun. Sebanyak 85 saham naik, sisanya 181 saham turun, dan 72 saham stagnan.

Rata-rata bursa di Asia menutup perdagangan di zona hijau. Hanya bursa saham Hong Kong yang masuk teritori negatif setelah terkena aksi ambil untung yang cukup dalam. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Sarana Menara (TOWR) naik Rp 3.550 ke Rp 28.050, Unilever (UNVR) naik Rp 400 ke Rp 29.950, Mayora (MYOR) naik Rp 400 ke Rp 30.750, dan Ultra Jaya (ULTJ) naik Rp 300 ke Rp 5.050.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Goodyear (GDYR) turun Rp 1.700 ke Rp 21.100, Indocement (INTP) turun Rp 1.100 ke Rp 22.500, SMART (SMAR) turun Rp 600 ke Rp 8.900, dan Lion Metal (LION) turun Rp 500 ke Rp 14.000.

Hal yang sama juga terhadi pada perdagangan sesi I. Dimana indeks BEI ditutup melemah 37,091 poin (0,78%) ke level 4.740,361. Sementara Indeks LQ45 melemah 6,675 poin (0,84%) ke level 788,029. Hanya satu sektor industri yang masih menguat, yaitu sektor konsumer berkat aksi beli di saham-sahamnya. Indeks sektor agrikultur jatuh paling dalam hingga 1,4%.

Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 81.928 kali pada volume 2,27 miliar lembar saham senilai Rp 2,276 triliun. Sebanyak 65 saham naik, sisanya 159 saham turun, dan 80 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Gowa Makassar (GMTD) naik Rp 350 ke Rp 7.250, Solusi Tunas (SUPR) naik Rp 300 ke Rp 6.100, Unilever (UNVR) naik Rp 250 ke Rp 29.800, dan Ultra Jaya (ULTJ) naik Rp 200 ke Rp 4.950.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indofood CBP (ICBP) turun Rp 650 ke Rp 11.500, Matahari (LPPF) turun Rp 450 ke Rp 11.600, Indocement (INTP) turun Rp 400 ke Rp 23.200, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 400 ke Rp 50.900.

Diawal perdagangan, sebaliknya indeks BEI dibuka menguat 28,66 poin atau 0,60% ke posisi 4.806,12, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 7,29 poin (0,92%) ke level 801,99, “Inflasi masih sesuai dengan ekspektasi pasar. Pergerakan IHSG BEI sendiri secara teknikal juga masih memiliki ruang terbuka untuk kembali menguat,\" Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada.

Namun, Reza Priyambada menambahkan, jika inflasi terus mengalami kenaikan dan keluar dari ekspektasi serta neraca perdagangan yang masih defisit, ditambah sentimen negatif dari global, maka dapat menjadi penekan indeks BEI ke depannya.

Menurut dia, pergerakan indeks BEI saat ini masih diwarnai oleh data inflasi Juni sebesar 1,03% yang relatif sesuai dengan ekspektasi pasar. Sementara itu, analis Samuel Sekuritas, Yualdo T. Yudoprawiro menambahkan, mayoritas bursa Asia dibuka menguat, termasuk indeks BEI didorong sentimen positif dari penguatan bursa global dan komoditas. \"IHSG BEI Selasa berpotensi menguat seiring positifnya sentimen dari penguatan bursa global dan harga komoditas,”ujarnya.

Namun demikian, lanjut Yualdo, volume perdagangan diperkirakan masih akan relatif kecil dan masih terdapat potensi aksi ambil untung pada beberapa sektor yang telah menguat cukup signifikan sehingga indeks BEI diperkirakan bergerak dengan kecenderungan mendatar.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 104,46 poin (0,50%) ke level 20.689,83, indeks Nikkei-225 naik 60,09 poin (0,43%) ke level 13.918,15, dan Straits Times menguat 21,28 poin (0,71%) ke posisi 3.162,22. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…