Resmikan Pabrik Indopoly - Menperin Nilai Investasi di Industri Plastik Sangat Prospektif

NERACA

Jakarta – Industri plastik, baik di sektor hulu maupun hilir, masih menjadi lahan investasi yang prospektif lantaran tingkat konsumsi plastik per kapita Indonesia per tahunnya masih jauh tertinggal dibanding negara-negara ASEAN lainnya.

Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, industri plastik hilir, termasuk industri packaging, merupakan industri yang memiliki pasar prospektif di dalam dan luar negeri.

“Potensi konsumsi produksi plastik di Indonesia masih cukup besar, konsumsi plastik perkapita per tahun 10 Kg per tahun. Sementara Malaysia sudah mencapai 56 Kg, Singapura 93 Kg, Thailand 45 Kg,” kata Menperin saat peresmian production Line terbaru dari Biaxially-Oriented Polyester (BOPET) dan Metalizing Line PT Indopoly di Pabrik Indopoly Purwakarta, Jawa Barat, Senin (27/6).

Seiring pertumbuhan ekonomi, imbuh Menperin, kebutuhan plastik hilir di pasar dalam negeri terus meningkat. Selama ini produksi plastik kemasan hilir, banyak digunakan untuk memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari makanan dan minuman, kosmetika, elektronika, farmasi, otomotif, minyak pelumas dan lain-lain.

Dia mengungkap, saat ini perusahaan yang berbisnis di industri plastik kemasan ada 892 perusahaan yang terdiri dari berbagai produk plastik. Kapasitas produksi terpasang dari industri ini mencapai 2,35 juta ton per tahun, utilisasi sebesar 70% sehingga produksi rata-rata 1,65 juta ton per tahun.

Hidayat menyebut, dengan capaian industri plastik saat ini setidaknya telah menyerap tenga kerja sebanyak 500.000 orang dengan investasi 2009 sebanyak Rp 27 triliun. Namun masalah bahan baku di sektor hulu masih kurang dipastok dari dalam negeri, sehingga sebagian kebutuhan bahan baku harus diimpor.

“Meskipun struktur industri plastik sudah lengkap dari hulu ke hilir, masih ada tantangan, karena kapasitas produksi terbatas pada bahan baku polypropylene, misalnya tahun 2010 kita masih impor 485.000 ton dari kebutuhan 976.000 ton per tahun,” terang Menperin.

Dalam kesempatan itu, Menperin kembali menegaskan, Pemerintah akan mendukung pengembangan industri plastik yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. Diantaranya melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) khusus bagi produk plastik kemasan.

Pemerintah, sambung Hidayat, akan mengarahkan pengembangan industri pada produk yang ramah lingkungan, termasuk pengembangan produk plastik berbahan baku sumber terbarukan dan aman bagi kesehatan manusia.

Dia menjelaskan, untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah akan memberikan beberapa program untuk mengembangkan industri nasional. Seperti peningkatan kapasitas produksi, perluasan maupun investasi baru, dan pemberian insentif seperti tax allowance dan tax holiday.

Menurutnya, pemerintah juga akan menerapkan standar untuk produk plastik kemasan sebagai perlindungan dari produk impor.

“Penerapan SNI untuk melindungi industri nasional terhadap serbuan produk impor dan melindungi masyrarakat dari aspek keamanan dan kesehatan,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Indopoly Swakarsa Industri Tbk Henry Halim ditempat yang sama mengatakan sebagai perusahaan nasional, pegawai yang bekerja di pabrik PT Indopoly Swakarsa merupakan orang Indonesia. Saat ini, hanya ada beberapa orang asing dari Jerman yang hanya sementara melakukan pemantauan mesin.

“Semua orang Indonesia. 100% orang Indonesia. Tidak ada orang asing yang bekerja di sini. Saat ini ada orang dari Jerman, tapi itu cuma ngecek dan memastikan mesinnya berjalan dengan baik,” jelas dia.

PT Indopoly Swakarsa Industri Tbk merupakan salah satu pemain terdepan dalam industri flexible packaging film. Saat ini, Indopoly menanam investasi US$ 50 juta untuk membangun production line BOPET dan metalizing line. Ekspansi bisnis ini ditargetkan untuk menambah volume penjualan perusahaan sebesar US$ 70 juta per tahun, sehingga total penjualan Indopoly Group pertahun mencapai US$ 280 juta.

BERITA TERKAIT

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…