Jakarta Setiabudi Targetkan Laba Rp 200 Miliar

NERACA

Jakarta –Meskipun iflasi mengancam pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai dampak kenaikan harga BBM bersubsidi, tidak membuat geming PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) untuk mematok pertumbuhan lebih agresif. Pasalnya, perseroan menargetkan laba bersih tumbuh 15% pada 2013 menjadi Rp200,44 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp174,3 miliar, “\"Pendapatan kita targetkan naik 15% di tahun ini, laba bersih juga sama sebesar 15%\" kata Direktur PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk, Lim Merry di Jakarta, Selasa (25/6).

Dengan laba bersih yang dipatok perseroan tahun ini sebesar Rp200,445 miliar, maka diharapkan pendapatan menjadi Rp1,38 triliun dari tahun sebelumnya Rp1,2 triliun. Sebabai informasi, hingga kuartal pertama perseroan sudah peroleh Rp295 miliar.

Menurut Merry, target pendapatan tersebut masih akan ditopang sebagian besarnya dari bisnis hotel serta sisanya dari unit usaha perkantoran, ritel dan juga residensial. Dimana 70% dari bisnis hotel tetap berkontribusi pada pendapatan tahun ini dan sisanya 30% dari sektor lain. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, grup JSPT telah bekerja sama dengan berbagai mitra global, antara lain, Hyatt International, Accor Asia Pacific, Tauzia Hotel Management, Itochu Corporation dan Shimizu. Untuk pengembangan dan pengelolaan SSG, perseroan menggandeng mitra global asal Jepang yakni Tokyu Land Corporation dan Frasers Hospitality.

Bagikan Dividen

Selain itu, hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS) menyetujui untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp27,8 miliar atau 16% dari perolehan laba bersih tahun buku 2012 sebesar Rp174,3 miliar.

Kata Lim Merry, para pemegang saham menyepakati hasil laba bersih tahun 2012 dialokasikan sebesar 16% untuk dividen, “Dividen Rp12 per saham dan akan dibayarkan pada 2 Agustus 2013,”ungkapnya.

Pada 2012, PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk mencatatkan laba bersih tumbuh sebanyak 23% menjadi Rp174,3 miliar dari perolehan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp141,7 miliar. Sementara perseroan membukukan pendapatan Rp1,2 triliun pada 2012 lalu. Pendapatan tersebut, mayoritas diperoleh hasil bisnis hotel sebesar 70% dan 30% dari unit usaha perkantoran, ritel dan residensial.

Tahun ini, perseroan juga menginvestasikan dana sebesar Rp 120 miliar untuk pembangunan tiga hotel budget, “Satu hotel di Kemang Jakarta, sudah mulai akhir tahun lalu dibangun dan beroperasi tahun ini, lalu ada di Jogya pembangunan kuartal ketiga tahun ini, dan satu lagi di Semarang pada kuartal ke empat,\" kata Direktur perseroan, Chandra P. Asali.

Menurut Chandra, biaya investasi satu hotel budjet di luar biaya tanah sekitar Rp35 miliar sampai Rp40 miliar dengan kapasitas kamar 100-120 kamar. Sumber pendanaan, sebesar 20-30% daru internal kas dan sisanya pinjaman perbankan. PT Jakarta Setiabudi International Tbk saat ini sudah memiliki dua hotel budget di Jakarta yakni di daerah Menteng dan Cikini. (bani)

 

 



BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…