PT Langgam Inti Tidak di Desa Sering - Provident Agro Bantah Terlibat Pembakaran Lahan

NERACA

Jakarta – Tuduhan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup yang menyebutkan PT Langgam Inti Hibrindo salah satu dari delapan perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan pembakaran lahan di Riau, dibantah langsung oleh PT Providen Agro Tbk sebagai pemilik saham.

Direktur PT Provident Agro Tbk, Kumari mengatakan, PT Langgam Inti Hibrindo (LIH) adalah anak usaha perseroan dengan kepemilikan saham 99,98%. Namun membantah, jika anak usaha perseroan dituduh melakukan pembakaran lahan yang berada di desa Hiring, “Selama ini anak usaha kami memiliki usaha di desa Rantau Baru, Palas, K.Tarusan, Kemang, Penarikan dan Gondai, Kabupaten Pelalawan Riau, jadi bukan di desa Sering seperti yang dituduhkan,”katanya di Jakarta, Selasa (25/6).

Dia menegaskan, selama ini anak usaha perseroan tidak mempunyai lahan kebun dan kegiatan usaha di desa Sering. Pasalnya, wilayah desa Sering Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau berada kurang lebih 11 Km dari wilayah (LIH).

Hal senada juga disampaikan Direktur PT Provident Agro Tbk, Rudi Ngadiman, desa Sering bukan milik PT Langgam Inti Hibrindo. Dimana hal tersebut diperkuat berdasarkan, peta Bappeda Map Provinsi Riau yang di rilis news.mongabay.com pada tanggal 11-21 Juni 2013 menyebutkan terdapat hotspot di desa Sering dan tidak terdapat hotspot di areal milik PT Langgam Inti Hibrindo.

Dirinya menambahkan, perseroan juga telah menerapkan zero burning policy dan telah memiliki SOP team kesiapsiagaan tanggap darurat, “Kita buat pating tiap kluster perkebunan untuk antisipasi kebakaran,”ungkapnya.

Sebagai informasi, Kementerian Lingkungan Hidup menyebutkan ada delapan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang diduga kuat membakar lahan.

Delapan perusahaan itu, yaitu PT Langgam Inti Hiberida, PT Bumi Raksa Sejati, PT Tunggal Mitra Plantation, PT Udaya Loh Dinawi, PT Adei Plantation, PT Jatim Jaya Perkasa, PT Multi Gambut Industri, dan PT Mustika Agro Lestari.

Luas lahan dan hutan yang terbakar di Provinsi Riau sejak 1-19 Juni 2013 diperkirakan mencapai 3.709 hektare. Jumlah titik panas terdeteksi tertinggi terjadi pada Minggu kemarin, sebanyak 159 titik.

Kebakaran hutan yang terjadi di Riau disebabkan pembukaan lahan dengan cara membakar lahan sehingga menimbulkan kabut asap yang bahkan mencapai negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Istilahnya, ada asap ada api.

Asap skala masif yang membahayakan keselamatan manusia, perhubungan laut dan udara, sampai aktivitas ekonomi dan bisnis, serta aspek sosial, ini sangat merisaukan Singapura dan Malaysia. 

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, beberapa hari lalu, langsung bersikap sangat tegas tanpa banyak rapat sana-sini. Dia memastikan mengganjar hukuman berat bagi pebisnis dan perusahaan berbadan hukum Singapura, yang terlibat pembakaran hutan dan lahan Sumatera itu. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…