RUPS Tidak Kuorum - Ekonomi Suram, Agis Patok Pertumbuhan Konservatif

NERACA

Jakarta - PT Agis Tbk (TMPI) tidak mematok target pendapatan terlalu tinggi di tahun ini, hal ini dikarenakan melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan kurang bagus, “Pada tahun ini menargetkan pendapatan tumbuh 10%-20% dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp 202,55 miliar,”kata Corporate Secretary PT Agis Tbk, Muhammad Noor Syahrier di Jakarta, Senin (24/6).

Dia menjelaskan, target konservatif tersebut karena mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga menjadi alasan pula perseroan tidak mematok target pertumbuhan pendapatannya terlalu tinggi.

Tahun ini, pendapatan masih bersumber dari jasa perdagangan umum dan perbaikan elektronik meski telah memiliki anak usaha yang di sektor pertambangan, yakni PT Agis Resources. Sampai saat ini masih disumbang oleh jasa perdagangan umum dan perbaikan elektronik. Untuk anak usaha di bidang pertambangan masih belum bisa berkontribusi, ke depan diharapkan bisa memberikan kontribusi ke pendapatan TMPI.

Sementara itu mengenai rencana pembangunan smelter di Semarang, Jawa Tengah masih belum terealisasikan. Hal ini karena pembangunan tersebut masih terkendala oleh daya sebesar 7MW yang tidak bisa dipenuhi oleh pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN).“Kami masih terkendala masalah powerplan karena untuk smelter baja dibutuhkan sekitar 7MW dan PLN kesulitan untuk memenuhi kuota tersebut. Ada rencana lain untuk membangunnya di luar pulau Jawa, namun hal tersebut masih dalam pembahasan. Sehingga belum final untuk di Semarang tersebut”, jelas dia.

Selain membahas mengenai target dan rencana perseroan, dia juga menjelaskan mengenai batalnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) karena jumlah pemegang saham yang datang tidak mencapai 50%. Berdasarkan agenda, RUPST akan digelar Senin (24/6) pukul 14.00 WIB di gedung MNC Tower ruang Bima, namun hingga sore hari jumlah pemegang saham yang hadir tidak mencapai ketentuan.
“Rapat hari ini tidak tercapai kuorum, karena jumlah pemegang saham TMPI tidak memenuhi persyaratan. Pelaksanaan kembali rapat akan kami informasikan lagi nanti”, ungkap dia.

Rencananya, dalam RUPST akan meminta persetujuan para pemegang saham untuk penggunaan laba bersih tahun 2012, persetujuan akuntan publik yang akan mengaudit laporan keuangan 2013, dan pergantian susuanan dewan komisaris dan direksi perseroan.
Mengenai alokasi dana yang didapat dari laba usaha, menurut dia belum bisa diberitahukan sebab masih menunggu agenda RUPST selanjutnya. Apabila sesuai rencana, pendirian tersebut akan dilakukan anak usahanya, PT Agis Resources dengan menggandeng pemilik lahan seluas 10 hektar yang telah disepakati pada Juli tahun lalu.
Kedua pihak telah sepakat untuk mendirikan suatu perusahaan patungan (joint venture) akan dibentuk guna memfasilitasi pembangunan serta operasional dari smelter baja ini. Dalam komposisi tersebut, Agis Resources akan menguasai 70% kepemilikan, sisanya 30% akan dimiliki pihak pemilik lahan. (nurul)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…