Kendalikan Harga, Pemerintah Datangkan 45 Ribu Ekor Sapi

NERACA

Jakarta – Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai saat ini harga daging sapi di pasaran masih tergolong tinggi. Untuk itu, pihaknya akan mendatangkan 45 ribu ekor sapi bakalan guna mengendalikan harga sampai di kisaran Rp75 ribu.

”Kita akan mendatangkan 45 ribu ekor sapi untuk menurunkan harga daging yang terlampau tinggi,” kata Gita ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (20/6).

Ia menjelaskan, kedatangan 45 ribu ekor sapi bukanlah penambahan kuota impor daging, melainkan hanya sebagai akselerasi demi mengurangi harga daging yang sudah tinggi. Nantinya, impor tersebut didatangkan dalam dua tahap yaitu pada akhir Juni sebanyak 15 ribu ekor dan dilanjutkan pada bulan Juli 30 ekor sapi.

Menurut dia, ada beberapa daerah seperti Batam dan Jawa Timur yang harga daging sapi tergolong rendah. ”Di sana harga daging hanya Rp60 ribu per kilo,” ujarnya.    

Gita percaya, kehadiran sapi itu bisa menambah pasokan sehingga harga perlahan-lahan turun. Masalahnya, dari pantauan Kemendag, beberapa wilayah harga daging masih sangat tinggi. ”Saat ini di beberapa tempat harga daging sapi cukup tinggi sehingga dengan percepatan ini harga bisa lebih stabil,” paparnya.

Inflasi Terkendali

Sementara itu, Pengamat ekonomi dari CIDES, Umar Juoro menilai pemerintah harus secepat mungkin menstabilkan harga daging. Pasalnya harga daging yang tinggi dapat menimbulkan inflasi. “Yang harus dilakukan pemerintah pertama adalah menstabilkan harga daging sapi untuk menghindari kenaikan inflasi. Kalau sampai terjadi inflasi tentu yang terkena dampaknya nanti masyarakat bawah,” kata Umar Juoro.

Umar Juoro mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, kebutuhan masyarakat atas daging, termasuk daging sapi menjelang puasa dan lebaran tentu tinggi. Tingginya kebutuhan daging ini tentu harus diimbangi dengan pasokan yang memadai.

Sementara, data yang dirilis BPS saat ini jumlah atau kuota sapi di Tanah Air diperkirakan baru mampu memenuhi tak sampai 50% kebutuhan masyarakat. Kondisi ini pula yang memicu tingginya harga daging sapi akhir-akhir ini. “Jaminan pasokan ini penting agar harga daging dapat kembali normal,” kata Umar.

Sementara, guna menghindari tingginya harga daging di masa mendatang, lanjut Umar Juoro, perlu juga dirumuskan langkah-langkah strategis dalam rangka meningkatkan produksi sapi di dalam negeri. “Mendag, Mentan, dan menteri serta pihak-pihak terkait lainnya harus berusaha serius meningkatkan produsen sapi di dalam negeri ke depan, agar kejadian tingginya harga daging tak terus berulang di masa-masa mendatang,” kata Umar Juoro.

Data Kementerian Perdagangan menyebutkan bahwa harga daging di DKI Jakarta masih diatas Rp90 ribu perkilo. Delapan pasar di delapan kota besar Indonesia per Juni 2013 hampir mengalami tren serupa, namun masih ada yang stagnan dan ada yang mengalami penurunan.

Khusus di DKI Jakarta, harga daging sapi masih naik 4,44 persen menjadi Rp 94.000 dari Rp 90.000 per kg pada pekan sebelumnya. Untuk harga daging sapi di Bandung masih stagnan di Rp 92.600 per kg. Sementara itu di Yogyakarta naik 0,35 persen dari Rp 94.000 menjadi Rp 94.333 per kg.

Untuk Semarang dan Denpasar, harga daging sapi masing-masing masih stagnan di Rp 77.600 per kg dan Rp 65.000 per kg. Begitu juga dengan harga daging sapi di Medan dan Makassar yang stabil di level Rp 84.500 per kg dan Rp 75.000 per kg.

Sementara itu, untuk harga daging sapi di Surabaya mengalami penurunan 0,25% dari Rp 80.800 menjadi Rp 80.600 per kg. \\\"Memang harga daging sapi di beberapa daerah ini ada yang naik, makanya impor daging sapi ini akan diakselerasi,\\\" kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Sri Agustina.

Di sisi lain, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak importir untuk tidak menimbun daging sapi agar harga daging tersebut tidak dipermainkan, khususnya menjelang puasa dan lebaran.

Biaya Pemeliharaan

 

Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono menilai biaya pemeliharaan dan distribusi menjadi faktor harga daging sapi melambung tinggi dalam beberapa bulan terakhir. ”Sapi - sapi Australia dan Selandia Baru sangat efisien, Karena mereka tidak pernah diberi makan, karena digembalakan. Sementara sapi kita itu dipelihara secara intesif jadi membutuhkan biaya,” ujar.

Selain itu masalah pengangkutan daging dan distribusi sapi di Indonesia juga masih sulit dan sangat mempengaruhi harga. Apalagi biaya pengangkutan daging sapi dari Indonesia Timur ke Jakarta masih mahal. ”Saya berharap ada keikhlasan dari BUMN untuk memberikan diskon pengangkutan daging sapi dari wilayah timur Indonesia, nanti ada semacam diskon harga dalam mengangkut sapi dari NTB, NTT, Jawa ataupun daerah Timur Indonesia lainnya,” tutur Suswono.


BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…