Investasi properti hingga kini tetap menggiurkan. Pasalnya, permintaan rumah diakui cukup besar. Di daerah Jabodetabek saja, permintaan perumahan baru diperkirakan mencapai 200 ribu unit per tahun. Sedangkan permintaan untuk rumah bekas sekitar 100 ribu per tahun.

Kian hari, harga jual tanah bidang maupun rumah jual sampai bangunan vertikal sekelas apartemen juga kian melambung. Ya, tiap tahun harga properti di Indonesia terus merangkak naik rata-rata 30%. Jadi, untuk investasi, tanah bisa jadi pilihan tepat mengingat harga tanah yang tak pernah turun dan cenderung mengalami kenaikan.

Namun perlu diketahui bahwa tidak ada perbedaan margin keuntungan yang didapat dari pemilihan jenis investasi properti baik perumahan atau apartemen. Jika ingin mengalami keuntungan pemilihan lokasi akan menentukan nilai investasi properti itu meningkat harganya atau tidak. Daerah yang memiliki potensi besar berada di kawasan penyangga Jakarta.

Kepada Neraca, Associate Director Ray White Projects & Ray White Commercial, Erwin Karya MM. Mengatakan bahwa Menteng adalah kawasan yang memiliki harga tanah termahal untuk huian di DKI Jakarta. Letaknya yang dekat dengan pusat kota membuat kawasan Menteng mencetak harga tanah dengan harga fantastis. Properti kawasan Menteng termasuk dalam blue area. Blue area adalah lokasi properti yang mengalami permintaan (demand) sangat tinggi, namun suplai sangat terbatas.

“Harga tanah di Menteng dapat menembus hingga Rp100 juta/meter. Tak jarang, developer mengincar kawasan ini untuk membangun properti,” ujar dia.

Selain kawasan Menteng, lanjut Erwin, daerah lain di Jakarta yang masuk dalam blue area adalah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di kawasan ini, peminat properti sangat tinggi, namun terkendala pasokan yang minim.  Kawasan Kebayoran Baru di bilangan Jakarta Selatan juga masuk dalam kategori investasi menggiurkan dengan harga tanah fantastis. 

“Lahan di DKI sudah sangat terbatas sehingga harga lahan atau properti relatif tinggi. Seperti lokasi Kebayoran Baaru, harga lahan sudah sangat tinggi karena pasokan yang terbatas,” ungkap Erwin.