Mainan Mampu Merangsang Kecerdasan Anak

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Dengan bermain anak-anak dapat mengenal dunianya, juga belajar serta bersosialisasi dengan lingkungannya. Lebih jauh lagi, dengan bermain anak dapat mengakomodasikan dirinya keluar ke lingkungan sekitarnya, ke benda-benda, ke teman-temannya di sekelilingnya serta pada aturan-aturan yang terkadang ditemui dalam sebuah permainan.

Sayangnya, beberapa orang tua berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi bodoh dan malas bekerja. Anggapan ini kurang tepat, karena beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Disisi lain, dengan aktifitas tersebut orangtua dapat melihat perkembangan anaknya baik dari sisi fisik maupun psikologis.

Seperti yang diungkapkan oleh ahli anak Fisher-Price Carrie Lupoli. Dia menyebutkan bahwa mainan bisa mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan karakter anak. Mainan juga disebutnya dapat melatih kognitif dan emosi anak. Menurut dia, menggunakan mainan dalam bermain memudahkan anak untuk berinteraksi, bersosialisasi dan membentuk karakter.

\"Sangat berbeda antara hanya diperlihatkan gambar apel dengan diberi apel sehingga anak bisa melihat, mendengar dan meraba bentuknya,\" kata dia.

Berdasarkan penelitian, Lupol menyebutkan perbedaan mencolok antara siswa yang lulus dengan yang drop out adalah pada proses belajar dan bermain ketika mereka berusia 4tahun. Interaksi anak dengan orang dewasa saat mereka tengah giat bermain dan menyelidiki mainan adalah proses terbaik untuk anak.

\"Kedekatan hubungan akan menjamin berbagai keberhasilan jangka panjang dalam belajar, termasuk membangun hubungan serta keterampilan hidup sehari-hari,\" kata dia.

Senada dengan Lupol, psikolog anak Vera Itabiliana mengatakan bahwa usia 0-5 tahun adalah masa emas anak untuk menyerap nilai, norma dan pelajaran. Untuk itu, sambung dia, ketika seorang anak bermain harus ada nilai plus yang membuat anak menjadi tertarik. Disini partisipasi orang tua mutlak diperlukan.

\"Dunia anak itu dunia main. Ketika bermain itu kan senang, kalau senang akan banyak pelajaran yang terserap daripada kalau lagi bete (suasana hati tidak menyengkan). Orang tua juga harus berpartisipasi dalam permainan anak, bukan hanya menyediakannya. Meski mainannya bagus, kalau interaksinya tidak seru, anak akan meninggalkan,\" jelas dia.

Permainan sangat banyak dan beragam macamnya. Jika dikelompokkan, permainan terbagi menjadi dua yaitu permainan aktif dan permainan pasif. Beberapa yang termasuk dalam permainan aktif antara lain bermain drama, permainan eksplorasi, bermain musik, berolahraga. Permainan ini merangsang anak untuk mencoba, terutama rasa keingintahuan serta mengenal hal-hal baru. Sedangkan yang termasuk permainan pasif antara lain mendengarkan radio, menonton televisi, dan membaca yang nantinya dapat membuat anak semakin cerdas dan kreatif.

BERITA TERKAIT

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…

BERITA LAINNYA DI

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…