Pemerintah Harus Negosiasi Ulang Kuota Haji

NERACA

Palu - Anggota Komisi VIII DPR Hidayat Nurwahid mengatakan pemerintah perlu melakukan negosiasi kembali tentang kuota haji kepada Arab Saudi melalui Forum Organisasi Konferensi Islam (OKI). \"Harapan kita Kementerian Agama mampu menyuarakan di negara-negara OKI agar penambahan kuota bukan lagi berdasakan perbandingan jumlah penduduk, tetapi berdasarkan kemampuan dan kebutuhan negara itu,\" kata Hidayat di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (19/6).

Ketua Fraksi PKS DPR itu mengatakan saat dirinya masih menjabat Ketua MPR sudah beberapa kali bertemu dengan Menteri Haji Arab Saudi agar kuota haji Indonesia ditambah. Hidayat mengatakan penambahan kuota haji tersebut juga harus dibarengi dengan perluasan tempat tawaf dan penampungan jamaah haji karena Indonesia merupakan negara terbesar jumlah hajinya.

Hidayat khawatir jika tempat tawaf tidak diperluas bisa mengancam keselamatan jamaah haji Indonesia itu sendiri. \"Kita tidak ingin ada tragedi kemanusiaan yang menimpa jamaah haji kita,\" katanya. Dia mengatakan Pemerintah Arab Saudi sudah merespons hal itu makanya negara itu merenovasi sejumlah fasilitas di Mekkah termasuk perluasan tempat tawafnya.

\"Mereka memperkirakan bisa selesai sebelum ramadan, tetapi meleset,\" katanya. Oleh karena renovasi itulah, kata Hidayat, Pemerintah Arab Saudi mengurangi kuota haji dari seluruh negara Islam. Kuota haji Indonesia sendiri tahun ini dikurangi 20%. Hidayat mengatakan karena banyaknya jamaah haji asal Indonesia sehingga diperlukan lobi ke negara-negara Islam untuk mengubah kebijakan Arab Saudi bahwa pemberian kuota bukan lagi berdasarkan persentase jumlah penduduk, satu berbanding seribu.

Anggota Komisi VIII lainnya Ali Maschan Moesa mengatakan selain melalui lobi negara-negara OKI pendekatan terhadap Arab Saudi juga dibutuhkan pendekatan personal. Ali Maschan mengatakan jumlah jamaah haji asal Indonesia sulit dibendung karena selama ini perspektif terhadap haji bukan saja sekadar ibadah namun juga terkait strata sosial masyarakat. \"Ada yang salah. Naik haji dianggap gelar. Padahal itu ibadah. Makanya ibadah paling sulit ikhlasnya adalah ibadah haji,\" tandasnya. [ardi]

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…