Memberikan Kepastian, IHSG Merangkak Naik

NERACA

Jakarta – Persetujuan DPR terhadap APBN Perubahan yang menandakan persetujuan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, memberikan kejelasan bagi investor terhadap rumor dibalik kenaikan BBM. Alhasil, mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia Selasa sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 65,95 poin atau 1,38% ke posisi 4.840,45, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 11,17 poin (1,41%) ke level 803,88.

Kata anali Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, penguatan indeks BEI dipicu adanya kejelasan soal rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, “Indeks BEI ditutup menguat 1,38% didorong oleh hasil rapat paripurna DPR yang telah mengesahkan APBN-P, sehingga kenaikan BBM bersubsidi hanya menunggu waktu,”ujarnya di Jakarta, Selasa (18/6).

Menurutnya, semakin cepat BBM dinaikan semakin baik efeknya untuk pasar keuangan domestik. Namun, lanjut dia, disisi lain investor juga masih menanti hasil the Fed terkait dengan kemungkinan pemotongan stimulus pelonggaran kuantitatif (QE) tahap tiga yang akan diumumkan pada 19 Juni 2013, “Kami melihat investor akan \'wait and see\' terkait hasil sidang the Fed. Pemotongan atau pengurangan stimulus dipastikan akan berdampak pada pasar keuangan negara berkembang,\"paparnya

Berikutnya, indeks BEI Rabu diproyeksikan akan bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan menguat terbatas di kisaran 4.810-4.900 poin. Pada perdagangan kemarin, tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 183.017 kali dengan volume mencapai 4,779 miliar lembar saham senilai Rp6,336 triliun. Saham yang menguat 204, sementara yang melemah sebanyak 89 saham, dan yang tidak bergerak nilainya 87 saham.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Mayora (MYOR) naik Rp 1.150 ke Rp 32.800, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 800 ke Rp 51.100, Unilever (UNVR) naik Rp 600 ke Rp 29.500, dan Sumber Alfaria (AMRT) naik Rp 550 ke Rp 6.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Tembaga Mulia (TBMS) turun Rp 2.200 ke Rp 9.500, Lion Metal (LION) turun Rp 500 ke Rp 13.500, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 300 ke Rp 82.500, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 200 ke Rp 25.750.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng ditutup melemah 0,02 poin (0,00%) ke level 21.225,88, indeks Nikkei-225 turun 25,84 poin (0,20%) ke level 13.007,28 dan Straits Times menguat 46,94 poin (1,47%) ke posisi 3.230,38.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup menguat 67,425 poin (1,41%) ke level 4.841,929. Sementara Indeks LQ45 melonjak 13,153 poin (1,66%) ke level 805,859. Sektor tambang terkena aksi ambil untung dan terpaksa jatuh ke zona merah. Sedangkan sembilan sektor industri lainnya di lantai bursa masih bertahan di zona merah.

Investor asing sudah mulai kembali berburu saham. Hingga siang ransaksi asing tercatat melakukan beli bersih. Saham-saham yang jadi incaran berada di sektor agrikultur dan finansial. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 102.725 kali pada volume 2,989 miliar lembar saham senilai Rp 3,84 triliun. Sebanyak 183 saham naik, sisanya 63 saham turun, dan 83 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.250 ke Rp 51.550, Unilever (UNVR) naik Rp 1.050 ke Rp 29.950, Matahari (LPPF) naik Rp 1.000 ke Rp 12.500, dan Mayora (MYOR) naik Rp 800 ke Rp 32.450.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Tembaga Mulia (TBMS) turun Rp 2.200 ke Rp 9.500, Sarana Menara (TOWR) turun Rp 450 ke Rp 24.550, Golden Energy (GEMS) turun Rp 375 ke Rp 2.000, dan Atlas Resources (ARII) turun Rp 300 ke Rp 900.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 20,39 poin atau 0,43% ke posisi 4.794,89, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 5,16 poin (0,65%) ke level 797,86, “IHSG dibuka menguat seiring dengan pelaku pasar yang menilai positif disetujuinya APBN-P oleh DPR yang mengijinkan pemerintah menaikkan harga BBM dalam waktu dekat,\" kata analis Samuel Sekuritas, Yualdo Yudoprawiro.

Dia  menambahkan, sentimen itu diperkirakan juga berimplikasi positif pada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS seiring hilangnya ketidakpastian terkait kenaikan harga BBM. Sementara analis Mega Capital, Arief Fahruri menambahkan, naiknya harga BBM akan mengurangi beban impor minyak dengan begitu defisit di neraca perdagangan Indonesia bisa terkikis, “Pelaku pasar asing cukup konsen dengan defisit neraca perdagangan suatu negara, dengan defisit yang berkurang maka diharapkan asing akan kembali ke dalam negeri,\" ujarnya.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 121,09 poin (0,57%) ke level 21.104,81, indeks Nikkei-225 turun 88,06 poin (0,68%) ke level 12.945,06, dan Straits Times menguat 26,46 poin (0,83%) ke posisi 3.209,90. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…