Memiih Harta atau Harga Diri - Oleh: Prof. DR. H Imam Suprayogo, Rektor UIN Malang

Dua hal, yaitu uang dan harga diri keduanya adalah penting. Dengan uang maka siapa saja bisa menyelesaikan persoalan hidupnya. Tanpa uang maka kehidupan akan  sulit dijalani. Orang yang tidak memiliki uang, maka tidak akan bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sekarang ini tidak ada sesuatu yang gratis. Apalagi misalnya, ingin menjadi bupati, walikota, gubernur,  dan jabatan  apa saja membutuhkan uang banyak.

Sedemikian pentingnya posisi uang, hingga  untuk mendapatkannya orang rela mengorbankan harga dirinya. Lewat berbagai cara dan bahkan juga dengan berbagai resiko, orang berusaha mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.

Untuk mendapatkan uang orang mau melakukan apa saja sekalipun  harus mengorbankan harkat dan martabat dirinya. Terhadap uang, orang juga tidak pernah puas. Berapapun dianggap kurang dan harus menambah dan menambah lagi.

Uang tidak saja digukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga  sebagai simbol harga diri. Orang yang memiliki banyak  uang merasa hebat,  harga dirinya  lebih tinggi dibanding  dengan yang tidak memilikinya.

Oleh karena itu, berjuang untuk mencari uang disama artikan dengan menjaga dan mempertahankan harga diri. Atas dasar pandangan seperti itu, tidak sedikit orang hanya demi uang,  bersedia melakukan apa saja, bahkan   rela mengorbankan segalanya.

Terkait dengan uang, seringkali  rasionalitas  tidak berjalan normal. Sekalipun cerdas, berpendidikan tinggi,  bahkan sudah menjadi pejabat sekalipun, pikirannya tidak dijadikan pertimbangan dari resiko untuk mendapatkan uang. 

Kasus-kasus perebutan harta warisan, jabatan,  pekerjaan, upah, termasuk melakukan korupsi  dan seterusnya  terjadi hanya untuk mendapatkan  bagian uang. Akhirnya, harga dirinya diposisikan lebih rendah dari uang.   Mungkin  sesekali  orang akan mengatakan bahwa harga diri  lebih penting dari uang. Akan tetapi dalam praktek kehidupan sehari-hari, uang ternyata lebih dikedepankan.

Ramainya perbincangan tentang  korupsi akhir-akhir ini sebenarnta hanyalah  terkait dengan uang, harta, atau kekayaan. Demi uang orang melakukan apa saja, sekalipun  beresiko  masuk penjara. Pelakunya juga bukan orang sembarangan.

Orang berpendidikan tinggi, sudah kaya raya, dan bahkan juga dikenal sebagai orang yang memahami agama, ternyata  masih dikalahkan oleh kecintaannya terhadap uang. Mereka korupsi, dan akhirnya dipenjara. Bagi sementara orang, uang ternyata benar-benar lebih dipentingkan dari harga diri.

Islam  mengingatkan bahwa harta kekayaan itu penting. Akan tetapi harga diri jauh lebih penting dari sekedar uang. Tuhan memuliakan anak adam, maka artinya memuliakan harkat dan martabat manusia.

Harga diri manusia   seharusnya lebih diutamakan dari sekedar menyelamatkan   harta. Keberadaan  harta adalah untuk mencukupi kebutuhan manusia dan bukan sebaliknya, kehadiran manusia untuk mengumpulkan harta. Wallahu a’lam. (uin-malang.ac.id)

 

 

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…