Lonjakan BI Rate Mengancam KPR

Setelah clean sheet sejak Februari 2012 atau selama 16 bulan, gawang Bank Indonesia (BI) akhirnya kebobolan juga. Untuk pertama kalinya Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menaikan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis points. BI akhirnya tak mampu juga membendung kenaikan BI Rate hingga melepasnya dari posisi 5,75% menjadi 6%.

Masalahnya, kalangan perbankan suka langsung latah. Kenaikan BI Rate biasanya langsung diikuti dengan kenaikan bunga kredit perbankan. Meski kenaikan BI Rate hanya 0,25 bps, namun sudah cukup jadi alasan para bankir untuk menaikan bunga kredit.

Bagi debitor, baik korporasi maupun perorangan, kenaikan BI Rate ibarat palu godam yang sudah di dekat ubun-ubun. Selangkah lagi, palu itu akan mengetuk kepala, itu terjadi saat perbankan menaikan suku bunga pinjaman.

Debitor yang paling kena imbas kebijakan BI tersebut adalah konsumen yang membeli rumah dengan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Bayangkan, BI baru menaikan suku bunga acuan 0,25 bps saja, boss Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaadmadja langsung berkomentar siap menaikan bunga KPR. Padahal, jika BI menurunkan BI Rate, tak ada satupun bank yang langsung menurunkan bunga KPR.

Andaikata ucapan Jahja direalisasikan para bankir, maka debitor KPR bakal sesak nafas mencicil utang yang tiba-tiba saja naik. Padahal, mengutip pernyataan Ketua Real Estat Indonesia (REI) Setyo Maharso, mayoritas konsumen perumahan punya daya cicil kuat, meskipun daya belinya rendah. Des, jika cicilan rumah naik, maka kemampuan mereka akan menurun. Kondisi ini dikhawatirkan bakal berbuntut pada macetnya cicilan rumah alias non performing loan (NPL). Padahal, kredit macet dan NPL bisa membuat perbankan limbung.

Bagi nasabah KPR yang disubsidi dengan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), kenaikan BI rate tak bakal berimbas pada besaran cicilan rumah mereka. Lantaran, bunga KPR FLPP sudah dipatok pada angka 7,25% - 7,5%. Debitor KPR yang bakal kena imbas terparah adalah konsumen perumahan di segmen rumah dengan harga di atas Rp 100 juta. Pasalnya, skema KPRnya memakai bunga yang fluktuatif.

Masalahnya, saat ini harga rumah tidak mencerminkan harga pasar yang sesungguhnya. Pengembang cenderung mematok harga jual produknya lebih tinggi dari harga yang seharusnya. Kondisi ini diperburuk oleh perilaku sebagian konsumen yang kerap memalsukan data pendapatannya agar aplikasi KPRnya bisa disetujui bank.

Bubble properti ini sudah ditengarai telah terjadi di Indonesia. Itu terlihat dari Tingginya pertumbuhan kredit properti. Pada Maret 2013, kredit properti tumbuh 39,8% pada April 2013 meningkat jadi 45,1%. Itu terjadi pada pertumbuhan KPR untuk tipe di atas 70 m2, yang mencerminkan 37% dari total KPR. Untuk KPA tipe 22-70 m2, pertumbuhan kredit pada April 83,8% per Maret hanya 79,6%. Sedangkan pertumbuhan kredit flat/apartemen di atas 70 m2, April 71,4%, Maret 70,4%. Tingginya pertumbuhan kredit properti mencerminkan adanya bullish. Dan itu, bakal menjadi NPL jika bunga kredit naik akibat kebijakan BI yang menaikan BI Rate.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…