CT Corp Selangkah Lagi Akuisisi Telkomvision

NERACA

Jakarta – Rencana CT Corp mengakuisisi Telkomvision anak usaha dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) selangkah lagi terwujud. Pasalnya, proses akuisisi sudah memasuki Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) alias perjanjian pengikatan jual beli (PPJB).

Kata Direkktur Keuangan PT Telkomunikasi Indonesia Tbk, Honesti Basyir, proses akuisisi CT Corp terhadap Telkomvision sudah tahap CSPA, “Prosesnya sendiri saat ini masih Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA,”ujarnya di Jakarta kemarin.

Menurutnya rencana tersebut adalah langkah perseroan mencari partner strategis untuk Premium PayTV, sesuai dengan roadmap pengembangan bisnis media khususnya PayTV.  \"CT Corp sebagai mitra strategis masuk membawa ekspertis media, konten dan modal diharapkan bisa melejitkan kinerja Telkomvision, sementara Telkom akan lebih fokus dibidang infrastruktur, broadband, dan digital media,”ujarnya.

Dia menambahkan, nantinya sinergi dua korporasi besar ini diharapkan meningkatkan scale, skill, dan scope tidak hanya dibidang Pay TV, saham Telkom memang menurun menjadi minoritas dengan komposisi 80:20. Oleh karena itu, dengan masuknya CT Corp diharapkan dalam tiga tahun akan meningkat value perusahaan jauh lebih besar.

Sebagai informasi, seperti dilansir Reuters, Chairul Tanjung (CT) sudah memutuskan untuk mengambil alih 80% saham perusahaan televisi berbayar Telkomvision dengan nilai akuisisi sebesar US$ 100 juta. Rupanya, hasrat CT Corp mengakuisisi juga pernah dilakukan terhadap saham grup Bakrie melalui PT Visi Media Asia Tbk (VIVA).

Disebutkan, CT Corp mengklaom salah satu penawar tertinggi terhadap pembelian saham VIVA sebesar US$ 1,8 miliar secara tunai atau setara Rp17,46 triliun dengan kurs Rp9.700 per dolar. Bahkan sesumbar, mampu membeli 100% saham VIVA. Hanya saja, kesepakatan ini belum selesai. Nantinya, dalam membeli 100% saham VIVA, CT Corp akan menggunakan dana pinjaman baru.

Asal tahu saja, pendapatan Telkomvision pada 2012 sebesar Rp405 miliar atau US$41,33 juta. Selain itu, pasar televisi berbayar di Indonesia hanya tujuh persen dari seluruh rumah tangga Indonesia. Sedangkan India sebesar 83% dan China 54% dari seluruh rumah tangga di masing-masing negara. Sektor televisi berbayar diperkirakan tumbuh pesat karena berkembangnya kelas menengah di Indonesia. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…