PEMERINTAH TIDAK MAMPU KENDALIKAN PASAR - Ritual Jelang Puasa, Harga Selalu Bergerak Naik

NERACA

Tanpa ada aba-aba, setiap tahun harga jual semua komoditas selalu bergerak naik. Berbagai modus dilakukan pedagang dan spekulan demi meraih untung besar. Namun imbasnya, beban masyarakat yang sudah berat, makin tambah berat.

------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rumor soal kenaikan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menjadi tertuduh dari pergerakan harga jual semua komoditas dan produk menjelang masuk bulan puasa. Bayangkan, jengkol dan petai, dua komoditas rakyat yang harganya tak pernah bergejolak selama puluhan tahun, tiba-tiba hilang di pasar dan harganya melonjak melebihi harga jual daging.

Harga jual dua komoditas sayuran ini melonjak beberapa kali lipat dalam pekan-pekan terakhir. Menurut Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia Ngadiran, harga jual petai bahkan menggelembung 3 kali lipat dalam 3 minggu terakhir. Saat ini, harga petai berada di kisaran Rp 15.000/papan. Harga ini jauh lebih tinggi dari harga normalnya yang hanya Rp 3.000-5.000/papan.

Bukan hanya harga jual jengkol dan petai yang tiba-tiba membubung tinggi. Elpiji dan minuman mineral juga mulai menghilang dari pasaran di seputar Jabodetabek. Kalau pun ada di agen penjual, harganya sudah sangat tinggi. Bayangkan, harga jual elpiji tabung 12 kilogram yang biasanya hanya berkisar Rp 70 ribu sampai Rp 75 ribu, kini sudah bertengger di atas Rp 90 ribu per tabung.

Jurus menaikan harga jual diterapkan para pedagang telur ayam dan daging ayam. Harga dua komoditas itu juga merambat naik secara perlahan. Bahkan di Karang Anyar, pedagang tidak berani memotong ayam dalam jumlah besar, lantaran takut tak terjual. Para pedagang dan pembeli sama-sama kebingungan menyikapi harga jual yang terus bergerak naik.

Dalam sepekan terakhir, harga telur ayam yang semula hanya Rp12 ribu per kilogram (kg), kini merambat menjadi Rp17 ribu per kg, bahkan di beberapa pasar harganya mencapai Rp18 ribu per kg.

Hal serupa juga terjadi pada daging ayam potong. Sebelumnya harga daging ayam hanya berkisar Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per kg. Namun perlahan harga naik menjadi Rp25 ribu hingga Rp28 ribu per kg.

Dari dua komoditas ini saja, masyarakat sudah kelimpungan. Padahal, harga jual komoditas dan produk lain juga cenderung melonjak. Tetapi, pergerakan harga jual ini tak akan berhenti, malah berpotensi terus naik. Rata-rata, kenaikan semua harga produk dan komoditas di atas 3%. Apalagi, ritual puasa dan lebaran menjadi alasan para spekulan dan pedagang memasang label harga seenak perutnya.

Belum lagi jika harga jual BBM bersubsidi jadi dinaikan. Kenaikan tersebut otomatis akan mengerek biaya distribusi barang dan pada ujungnya adalah kenaikan harga jual suatu produk dan komoditas.

Fenomena kenaikan berbagai kebutuhan pokok diakui oleh pemerintah. Namun melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, pemerintah berharap stok bahan pangan dapat dijaga hingga akhir tahun ini. “Semua pasokan bahan pokok masyarakat kita sampai dengan akhir tahun terutama menjelang lebaran, natal dan tahun baru itu kita jamin cukup,\\\" kata Hatta di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Hatta, pemerintah akan terus mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok, terutama akibat berkaitan dengan kenaikan BBM.

Dia mengakui, saat ini pasokan beras sangat mencukupi. Namun, jika terjadi kenaikan harga maka pemerintah akan memberikan kewenangan kepada Bulog untuk melakukan intervensi pasar seperti pada daging sapi.

\\\"Sekarang beras kita cukup, tidak akan bergejolak. kita intervensi pasar kalau dia naik. kita melihat daging juga Bulog sudah akan intervensi. kita berikan kewenangan sementara pada Bulog untuk melakukan intervensi pasar,\\\" ujarnya.

Harapan tinggal harapan, setiap tahun juga pemerintah selalu berkoar mampu menjaga pasokan komoditas kebutuhan pokok. Namun fakta di lapangan justru selalu menunjukan kondisi berbeda. Kalau boleh diambil kesimpulan, sebenarnya pemerintah memang tidak mampu mengendalikan harga barang di pasaran. Jadi, masalah kenaikan harga-harga di lapangan yang membebani konsuman tak akan mampu diselesaikan oleh pemerintah. Paling pemerintah akan berkilah, ini sebagai ritual tahunan. Parah memang. kamsari

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…