Menakar Kualitas Produk Lokal

Menakar Kualitas Produk Lokal

Sudah beribu-ribu pasang sepatu kulit merek Team dan Brix  yang dipesan untuk karyawan sejumlah perusahaan. Sepatu kedua merek  itu cocok dipakai untuk para pekerja lapangan yang menerapkan standar keselamatan yang tinggi.  

Bahkan, pabrik sepatu merek itu, yaitu PT Seho Makmur Industri juga telah menerima pesanan untuk pasar Korea Selatan dan Kanada. Karenanya, PT Seho yang pabriknya ada di Jalan Raya Rancaekek Bandung itu membuka kantor cabang di kedua Negara itu. “Mereka pesan dengan merek kami atau pesan dengan merek yang mereka minta, yaitu Hook,” kata Amalia, safety shoe consultant PT Seho, saat mengikuti pameran produk kulit di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, pekan lalu.  

Amalia menjelaskan, secara kualitas, sepatu buatan Seho Makmur tak kalah dengan buatan luar. Buktinya, asing banyak pesan sepatu ke Seho yang mempunyai kantor pusat di kawasan Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Namun, menurut Amalia, tak jarang pesanan dari luar meminta kualifikasi yang tak dimiliki kulit lokal.

“Karena itu, terpaksa kami juga impor kulit dari luar,” ujarnya.  Namun, secara umum, kata dia, banyak produk lokal yang lebih baik dari impor. Karena itu, dia tak khawatir dengan membludaknya sepatu luar. Yang jadi masalah lebih kepada mengapa merek asing bisa lebih murah dari lokal.

Soal kualitas, tas kulit buatan Trios Collection dari Malang juga berani bersanding dengan tas branded di mal-mal papan atas. Demikian juga spatu perempuan merek Natana yang dibuat PT Kloom Kreasi Indonesia. “Dukungan dari seluruh pelanggan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan mutuproduk kami,” demikian bunyi ucapan terima kasih yang tertera dalam secarik kertas tebal di dos bungkus sepatu yang apik itu.

Selain harga yang lebih murah, masalah kemasan dan kuantitas masih menjadi masalah sendiri bagi produk dalam negeri. Hal itu diakui Hanayah, produsen gemblong dan kripik dari ubi jalar. Saat dijumpai dalam Festival UKM 2013 di Smesco Tower, Rabu (5/6), Hana mengakui, tak mampu menyediakan produknya dalam jumlah besar agar bisa dimasukkan ke gerai Alfa Mart. “Kami tak mampu menyediakan dalam jumlah besar, itu masalah kami saat ini,” ujarnya ibu berkerudung itu.

Produk luar yang ingin menguasai pasar lokal memang harus menawarkan kelebihannya dibandingkan barang serupa buatan dalam negeri. Misalnya, para SPB sepatu Boro Corro asal Italia menyatakan, sepatunya mempunyai teknologi yang tak dipunyai produk asing. “Sepatu kami, seperti berjalan di atas bantal yang empuk,” tutur Titin, SPG yang menyambut para tamu stand Boro Corro dalam sebuah pameran di JCC. Survei membuktikan. (saksono)

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…