Akhir Pekan, Indeks BEI Cenderung Melemah

NERACA

Jakarta – Masih berlanjutnya aksi jual investor masih menjadi penghambat penguatan indeks BEI Rabu kemarin. Alhasil mengakhiri perdagangan, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah 0,39 poin atau 0,41% ke posisi 5.001,22, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 5,64 poin (0,67%) ke level 831,09.

Kata analis Universal Broker, Satrio Utomo, pelemahan indeks BEI dipicu aksi ambil untung investor karena rencana The Fed, “Pelaku pasar asing masih melakukan ambil untung, aksi itu didorong dari rencana The Fed yang akan mengurangi besaran pelonggaran kuantitatif (QE),”katanya di Jakarta kemarin.

Rencana The Fed itu, menurut dia, mendorong pemodal asing terus melakukan tekanan jual terhadap saham-saham domestik dengan intensitas yang cukup tinggi. Meski demikian, dia meyakini dana asing akan kembali lagi ke pasar saham dalam negeri setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi direalisasikan.

Oleh karena itu, indeks BEI Jum’at akhir pekan diproyeksikan akan bergerak konsolidasi dengan tren masih melemah. Hal senada juga disampaikan analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono.

Menurutnya, investor masih dibayangi oleh berlanjutnya aksi jual investor asing, serta sentimen negatif dari defisit neraca perdagangan untuk periode April 2013, “Indeks BEI diproyeksikan masih akan bergerak dengan kecenderungan melemah namun terbatas,\"ungkapnya.

Pada perdagangan kemarin, tercatat transaksi sebanyak 198.433 kali dengan volume mencapai 4,526 miliar lembar saham senilai Rp5,621 triliun. Saham yang menguat 120, sementara yang melemah sebanyak 165 saham, dan yang tidak bergerak nilainya 100 saham. Sektor consumer goods dan manufaktur mengalami penurunan tajam.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 216,28 poin (0,97%) ke level 22.069,24, indeks Nikkei-225 turun 518,89 poin (3,83%) ke level 13.014,87, dan Straits Times melemah 48,93 poin (1,44%) ke posisi 3.243,15.

Pelemahan indeks BEI juga terjadi pada sesi I, dimana ditutup pada level 4.978,733 atau turun 42,87 poin (0,85%).Indeks sempat menyentuh level tertingginya sampai yakni di 5.002,925. Sedangkan level terendahnya berada di 4.952,761. Sementara indeks LQ45 tercatat di level 836,727 atau mengalami penurunan 11,24 poin.

Sebanyak 114.836 transaksi terjadi di perdagangan sampai sesi I dengan mencapai volume 2,9 miliar senilai Rp 3 triliun. Tercatat 95 saham bergerak naik, 148 saham turun dan 91 saham stagnan. Pelemahan penutupan sesi I, IHSG diiringi juga dengan pelemahan di sejumlah sektor utama pendukung indeks saham. Yakni, sektor perkebunan melemah 19,05 poin ke 1.917,94. Sektor konsumsi melemah 54,15 poin, sektor infrastruktur melemah 2,71 poin, dan sektor manufaktur melemah 25,81 poin.

Berikut pergerakan saham-saham di Asia. Indeks Hang Seng melemah 230,23 poin atau 1,03% ke 22.055.29. Pelemahan juga terjadi di indeks Nikkei yang melemah 310,45 poin atau 2,30% ke 13.223,36. Indeks Straits Times pun tercatat turun 30,48 poin ke 3.260,87.

Disebutkan, bursa saham di kawasan Asia lainnya juga kompakan berada di zona negatif. Hal ini dipicu oleh lemahnya data manufaktur AS yang turut memicu optimisme bahwa The Federal Reserve akan mempertahankan program pembelian obligasi. Hal ini menjadi katalis utama bagi pasar global dalam beberapa hari terakhir.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 42,15 poin atau 0,84% ke posisi 4.979,46, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 8,80 poin (1,05%) ke level 827,93, “Pelaku pasar saham di dalam negeri kembali melakukan lepas saham sehingga indeks BEI mengalami tekanan,\" kata Analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung.

Dia menambahkan, pelemahan indeks BEI itu seiring dengan bursa saham di kawasan Asia yang juga berada di area negatif,”Kekhawatiran penurunan jumlah stimulus AS menjadikan bursa Asia turut melemah pagi ini. sejumlah ekonom memperkirakan The Fed akan mulai mengurangi stimulusnya paling cepat pada bulan September mendatang tahun ini,”ujarnya.

Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja pernah bilang, secara teknikal indeks BEI diperkirakan bergerak menguat di kisaran 4.985-5.050 poin. Karena itu, dirinya merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk perdagangan Rabu ini, yakni United Tractor (UNTR), Salim Ivomas Pratama (SIMP), Express Transindo Utama Tbk (TAXI), Ramayana Lestari Sentosa (RALS).

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 160,30 poin (0,72%) ke level 22.125,22, indeks Nikkei-225 turun 12,27 poin (0,09%) ke level 13.523,35, dan Straits Times melemah 18,72 poin (0,57%) ke posisi 3.272,91. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…