Bappenas Mempersiapkan RPJMN 2015-2019

NERACA

Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah mulai mempersiapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. “Sudah mulai dilakukan dengan melakukan background study, menyiapkan studi-studi yang mendukung RPJMN,” kata Wakil Menteri Perencanangan Pembangunan Nasional atau Wakil Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo kepada Neraca di Jakarta akhir pekan lalu.

Tahun depan, lanjut Lukita, yang kita susun pun masih dalam bentuk RPJMN dari Bappenas sebagai teknokrat atau istilahnya rancangan teknokratik. RPJMN yang betul-betul akan dijadikan acuan dalam pembangunan lima tahun ke depan adalah RPJMN dari setelah presiden terpilih. Visi misi presiden terpilih akan menjadi acuan utama, tetapi tetap berpegangan pada Undang Undang Rencana Pembanguann Jangka Panjang (RPJP) yang mempunyai kata kunci kesinambungan antara RPJMN satu dengan RPJMN yang lain.

Tiga Fokus

Lukita menyampaikan bahwa rencana yang akan dibuat Bappenas akan berfokus pada tiga hal, yaitu pengambangan human capital, penggunaan prinsip keberlanjutan, dan pembangunan infrastruktur.

“Kita merespon Undang Undang Sumber Daya Manusia (SDM). Human capital. Pendidikan dan kesehatan menjadi human capital, karena ini adalah modal untuk bersaing dan bisa memanfaatkan sumber daya yang ada seefisien mungkin,” jelas Lukita.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pembangunan SDM bermakna penting karena masa demografi Indonesia. “Masa emas itu ketika jumlah usia produktif mempunyai proporsi yang besar. Disebut juga deviden demografi, yaitu saat-saat ini. Harus kita manfaatkan semaksimal mungkin, maka betul-betul harus kita dorong,” Lukita menjelaskan.

Beasiswa kita dorong, kata Lukita. Kita ingin sedapat mungkin, sebanyak mungkin penduduk mendapatkan pendidikan. Ini harus didukung kemampuan kapasitas informasi, sehingga sumber daya alam bisa termanfaatkan dengan optimal.

Bappenas akan mendorong pendidikan dengan tetap memberikan 20% porsi APBN untuk pendidikan. “Tapi sudah ada pergeseran, menuju ke yang dua puluh tahun. Kalau dulu kan lebih banyak membangun infrastrukturnya, sekarang akan banyak ke content-nya,” ujar Lukita.

Mengenai prinsip keberlanjutan, Bappenas akan merancang pembangunan dengan mengutamakan prinsip ini. Indonesia akan diarahkan untuk lebih peduli dengan isu perubahan iklim.

Fokus ketiga adalah pembangunan infrastruktur. Meskipun sudah dilakukan sebelumnya, tetapi pembangunan infrastruktur akan lebih ditingkatkan. “Infrastruktur saya pikir akan mengacu dalam konteks MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), menyebarkan ke luar Jawa,” pungkas Lukita. [iqbal]

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…