Waspada, Pasar Modal Mulai Mengarah Bubble

NERACA

Jakarta – Industri pasar modal mulai mengalami tren bubble dengan ditandai maraknya aksi jual investor asing. Tercatat, selama sepekan (27-30 Mei) investor asing menarik dananya di pasar modal telah mencapai Rp4,39 triliun, dan imbasnya pergerakan indeks harga saham gabungan (ISHG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus terkoreksi. Pekan ini IHSG tampaknya masih akan terpengaruh oleh investor asing tersebut.

Menurut pengamat pasar modal, Budi Frensidy, aksi jual (net sell) investor asing saat ini tercatat cukup besar didorong adanya sentimen pergerakan nilai tukar rupiah yang belum menunjukkan penguatan. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar asing khawatir mempertahankan posisinya di pasar saham. \"Nilai tukar rupiah saat ini yang dikhawatirkan karena pergerakan tidak jelas akan ke berapa.\" ujarnya kepada Neraca di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dibanding negara-negara lain, lanjut dia, saat ini Indonesia menempati posisi kedua terlemah setelah Jepang. Sementara negara-negara lainnya mengalami penguatan. Karena itu, investor asing berpikir untuk memindahkan dananya ke negara lain yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. \\\"Mereka tentu mencari bursa lainnya yang memberikan return lebih tinggi,” ucapnya.

Pemicu lainnya, sambung Budi, yaitu posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah cukup tinggi dengan melewati angka psikologisnya dan beberapa saham berada di area overbought sehingga mendorong investor asing melakukan profit taking. Tidak heran jika IHSG semakin tertekan dan menyebabkan saham-saham blue chip untuk saat ini rawan koreksi. Mengingat, kebanyakan investor asing banyak bermain di saham-saham tersebut, seperti IDX30 maupun LQ45.

Dia menambahkan, dalam kondisi seperti ini investor dapat mengakumulasi saham-saham yang memiliki prospek bagus dan tercatat berfundamental kuat. Artinya, bukan sekadar memburu saham-saham yang bervaluasi rendah, namun juga dikenal memiliki kinerja yang positif.

Bagi analis Trust Securities, Reza Priyambada, penarikan dana asing juga merupakan dampak dari ketidakpastian rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mempengaruhi semua aspek dan termasuk barang-barang konsumsi.

Hal ini akan berlanjut pada inflasi yang menyebabkan pemerintah menaikan suku bunga, ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi investor asing karena mengganggu proyeksi mereka. “Jika pemerintah menaikan BBM sekitar pertengahan Juni, inflasi akan lebih tinggi lagi sebab berdekatan dengan bulan puasa. Ini yang diperkirakan investor asing dan membuat mereka menarik dananya,”ujarnya.

Dirinya menilai, penarikan dana asing telah mempengaruhi investor lokal ikut menarik dananya, “Investor lokal nanti akan melihat aksi asing menarik dana yang akan melemahkan IHSG. Kemungkinan besar hal ini akan mendorong investor lokal untuk lakukan aksi jual,” tandasnya.

Karena itu, jika pemerintah tidak cepat tanggap sebaiknya jangan berharap asing tetap bertahan dengan dananya. Pihak BEI sendiri tidak dapat berbuat banyak untuk mempertahankan investor asing karena kebijakan bukan pada BEI melainkan pemerintah.

Sebaliknya, Direktur Utama PT Makinta Securities, Made Windi Wijaya menilai, penarikan dana asing saat ini masih dalam toleransi wajar dan belum mengkhawatirkan. Pasalnya, tidak ada tempat yang menguntungkan berinvestasi selain di Indonesia dan hal ini terlihat maraknya perusahaan melaksanakan IPO, “Penarikan dana asing bukan bubble dan ini tidak mengkhawatirkan,” tegasnya.

Dia menuturkan, optimisme prospek pasar modal tahun depan masih bagus dan kuncinya sejauhmana pemerintah menjaga stabilitas keamanan politik saat pemilu nanti. Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri pernah bilang, ada potensi bubble terjadi di pasar modal lantaran makin derasnya dana asing yang masuk, “Kemarin IHSG bisa naik sampai 5.200, di satu sisi ini baik. Tapi kalau tidak diantisipasi, itu bisa create yang namanya bubble price, di mana harga asetnya naik terus,” terangnya.

Chatib menjelaskan, keadaan ekonomi global sedang tidak menentu sekarang. Dia melihat kebijakan fiskal prosperity (ketat) di Eropa masih akan berlangsung. Amerika Serikat (AS), saat ini masih punya persoalan dengan fiscal float. Jadi implikasinya adalah quantitative easing di AS masih akan berlanjut. Alhasil, pemerintah AS akan terus meningkatkan likuiditasnya terus, Eropa juga akan melakukan hal yang sama.

Di satu sisi, menurutnya hal ini baik dan ada kemungkinan arus uang mengalir ke emerging market, termasuk Indonesia. Menurutnya investor masih akan fokus ke Indonesia. Kepercayaan investor untuk meninggalkan sebuah negara tergantung apakah kebijakan makronya bisa dipercaya atau tidak. “Nah, salah satu indikator yang dapat dilihat dari sebuah negara itu, kebijakan makronya itu punya confidential tinggi atau tidak adalah budjet. Kalau budjet defisitnya besar, utang terhadap GDP-nya besar seperti yang terjadi di Eropa, maka confidence-nya hilang,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…