Pegerakan IHSG Masih Lanjutkan Penguatan

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 91,099 poin (1,79%) ke level 5.176,235. Sementara Indeks LQ45 menanjak 18,709 poin (2,19%) ke level 871,568. Penguatan indeks BEI juga dipengaruhi penguatan dari pasar regional. Indeks melesat dibantu aksi beli dan penguatan di saham-saham unggulan.

Analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono mengatakan, penguatan indeks BEI ditopang aksi beli investor,”IHSG BEI naik cukup signifikan meski pelaku pasar asing cenderung melakukan aksi jual, akan tetapi perlu diperhatikan sebabnya,\" katanya di Jakarta, Selasa (28/5).

Dia menambahkan, penguatan indeks BEI bergerak positif juga terdorong dari sentimen positif dari \"rebound\"-nya bursa regional. Dirinya menuturkan, sebelumnya bursa regional Asia sempat bergerak melemah seiring dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral Jepang bahwa ada kemungkinan menaikkan suku bunga acuan satu persen hingga tiga persen jika perekonomian membaik dan dilakukannya tanpa menyebabkan ketidakstabilan.

Meski IHSG menguat, lanjut dia, pergerakan pasar juga masih dibayangi oleh penundaan pengumuman kebijakan BBM bersubsidi. Berikutnya, indeks BEI Rabu diproyeksikan akan bergerak berubah namun masih berpeluang menguat di kisaran 5.137-5.193 poin. Pada perdagangan kemarin, aksi beli didominasi oleh investor lokal, sementara investor asing masih banyak lakukan aksi jual.

Transaksi asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) di pasar reguler dan negosiasi. Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 201.809 kali pada volume 7,088 miliar lembar saham senilai Rp 8,044 triliun. Sebanyak 182 saham naik, sisanya 93 saham turun, dan 97 saham stagnan.

Bursa-bursa regional berakhir kompak di zona hijau meski dibayangi sentimen lambatnya pertumbuhan ekonomi China. Bursa London dan AS tutup menyambut Memorial Day jadi tidak memberi sentimen.Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Sepatu Bata (BATA) naik Rp 13.000 ke Rp 85.000, Unilever (UNVR) naik Rp 1.550 ke Rp 33.050, Mayora (MYOR) naik Rp 750 ke Rp 34.500, dan Lippo Cikarang (LPCK) naik Rp 700 ke Rp 10.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gowa Makassar (GMTD) turun Rp 2.550 ke Rp 10.200, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 900 ke Rp 15.600, Sarana Menara (TOWR) turun Rp 400 ke Rp 25.500, dan Surya Toto (TOTO) turun Rp 400 ke Rp 8.300.

Menutup perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup menguat 61,733 poin (1,21%) ke level 5.146,909. Sementara Indeks LQ45 menguat 12,103 poin (1,42%) ke level 864,962. Aksi beli berhasil mendorong semua sektor industri di lantai bursa menguat. Penguatan paling tinggi terjadi di saham-saham unggulan berbasis konsumer.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 108.112 kali pada volume 3,472 miliar lembar saham senilai Rp 3,752 triliun. Sebanyak 158 saham naik, sisanya 86 saham turun, dan 97 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia kompak bergerak di zona hijau sejak pagi tadi meski tidak dapat sentimen dari Eropa dan Amerika Serikat (AS). Bursa regional masih bisa menguat meski dibayangi sentimen lambatnya pertumbuhan ekonomi China.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Unilever (UNVR) naik Rp 1.000 ke Rp 32.500, Sumber Alfaria (AMRT) naik Rp 600 ke Rp 6.900, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 450 ke Rp 30.050, dan Bank Ekonomi (BAEK) naik Rp 450 ke Rp 2.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gowa Makassar (GMTD) turun Rp 750 ke Rp 12.000, Surya Toto (TOTO) turun Rp 450 ke Rp 8.250, Matahari (LPPF) turun Rp 300 ke Rp 12.900, dan Asahimas (AMFG) turun Rp 250 ke Rp 7.800.

Sebaliknya, diawal perdagangan indeks BEI dibuka turun 0,25% ke posisi 5.072,23, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 3,24 poin (0,38%) ke level 849,62,”Indeks BEI dibuka melemah tipis, namun faktor teknikal kembali mendorong indeks BEI berada dalam area positif,\" kata analis Samuel Sekuritas, Yualdo Yudoprawiro.

Dia menambahkan, meningkatnya volatilitas nilai tukar rupiah yang sempat menembus level Rp9.800 per dolar AS dan terus naiknya imbal hasil (yield) suran utang negara (SUN) bertenor 10 tahun diperkirakan masih akan menjadi sentimen negatif bagi IHSG BEI. Meski demikian, lanjut dia, mayoritas bursa Asia dibuka kembali menguat meski tipis hanya sekitar 0,3% dapat menjadi sentimen positif bagi indeks BEI.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan, secara teknikal koreksi lebih lanjut dapat terjadi, bila hal tersebut terjadi maka direkomendasikan untuk melakukan transaksi saham pada saham-saham unggulan.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 3,35 poin (0,01%) ke level 22.689,40, indeks Nikkei-225 naik 13,89 poin (0,10%) ke level 14.156,25, dan Straits Times menguat 4,69 poin (0,13%) ke posisi 3.395,80. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…