Bangun Pabrik, Surya Esa Perkasa Tunda Dividen

NERACA

Jakarta – Dengan alasan untuk ekspansi bisnis, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) tahun buku 2012 tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. Kata Direktur Utama PT Surya Esa Perkasa Tbk, Garibaldi Thohir, keputusan tidak membagikan dividen telah mendapat persetujuan dari pemegang saham, “Para pemegang saham setuju untuk tidak membagikan dividen, karena kami akan mengalokasikan seluruh laba bersih perseroan sebesar US$ 5,2 juta untuk pembangunan ekspansi anak usaha dan LPG,”katanya di Jakarta, Senin (27/5).

Sementara keseluruhan laba bersih akan dimasukkan sebagai laba ditahan untuk pengembangan anak usaha PT Panca Amara Utama (PAU) dan rencana ekspansi produksi LPG menjadi 55% yang mulai dilaksanakan. Dalam pelaksanaan ekspansi usahanya, Surya Esa Perkasa telah menyediakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 21 juta yang akan diberikan ke anak perusahaannya, PAU dalam ekspansi produksii LPG.

Kata Garibaldi, nilai investasi tersebut didapat dari kas internal semuanya dan akan digunakan untuk peralatan mesin dan pembangunan gedung, “Perseroan dan pemegang saham sepakat untuk ekspansi produksi LPG untuk mendongkrak produksi gas hingga 55% dari sebelumnya,”ujarnya.

Disebutkan, total biaya investasi hingga kuartal pertama 2013 belum terserap dan diharapkan dari ekspansi tersebut akan meningkatkan produksi dari 120 ton perhari menjadi 185 ton per hari pada kuartal ketiga 2014.

Menurut Direktur Eksekutif PT Surya Esa Perkasa Tbk, Chander Vinod Laroya, perseroan sendiri sudah memulai kegiatan ekspansinya dengan kesepakatan penyediaan jasa dan perlengkapan enerflex Ltd, Kanada. Sebagai informasi, perseroan membukukan pendapatan US$ 39,5 juta untuk tahun 2012.

Lanjutnya, jumlah ini turun 7% bila dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan, total laba bersih yang didapat sebesar US$ 5,2 juta, jumlah ini turun drastis mencapai 163% dari tahun 2011. Selain itu, ESSA melalui anak usahanya PAU berencana membangun pabrik amoniak dengan kapasitas 700 ribu ton per tahun di Sulawesi Tengah senilai US$ 750 juta.

Produksi komersial diharapkan dapat dilakukan pada kuartal III 2015. Pengoperasian pabrik ini akan meningkatkan ketahanan panganan dengan menambah produksi pupuk nasional,”Proyek ini juga mendukung himbauan pemerintah untuk memaksimalkan pemanfaatan dan penambahan nilai gas di dalam negeri,”kata Corporate Secretary & Head of Investor Relations Surya Esa Perkasa, Kanishk Laroya.

Guna mendukung pengoperasian pabrik, ESSA akan mendapat pasokan gas sebanyak 55 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari Joint Operating Body PT Pertamina Medco Tomori Sulawesi mulai kuartal I 2015 untuk kegiatan pre-commissioning. Adapun harga gas PAU akan dihubungkan dengan indeks harga Amoniak. Pada saat Desember 2012, dengan harga amoniak sebesar US$ 720 per metrik ton, PAU akan membeli gas seharga US$ 8,44 per juta british thermal unit. (nurul)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…