Terus Ekspansi Organik dan Anorganik - Saratoga Kembangkan Bisnis di Tiga Sektor Utama

NERACA

Jakarta – Ambisi PT Saratoga Investama Sedaya (Saratoga) menjadi perusahaan investasi terbesar di Indonesia terus digalakkan dengan berbagai cara seiring dengan didukung kuatnya fundamental ekonomi dan tingginya konsumsi domestik.

Komisaris Utama Saratoga Edwin Soerjadjaya mengatakan, bisnis perseroan di tiga sektor utama yaitu produk dan jasa layanan konsumer, infrastruktur dan sumber daya alam terus tumbuh dalam lima tahun mendatang, “Dalam lima tahun terakhir aset Saratoga telah meningkat lebih dari 3 kali. Jumlah anak perusahaan dibawah kendali Saratoga saat ini sebanyak 15 perusahaan dengan lebih dari 30 ribu karyawan,”katanya dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (22/5).

Dia mengungkapkan, PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM) salah satu anak usahanya telah meningkat asetnya dalam dua tahun terakhir dari Rp 2,59 triliun di tahun 2011 menjadi Rp 9,07 triliun, “Untuk semakin memperkuat bisnisnya, MPM sedang dalam proses melakukan penjualan saham ke publik. Melalui aksi korporasi ini MPM menargetkan dapat meraih dana diatas Rp 1,5 triliun,”ungkapnya.

Menurutnya, melalui strategi pengelolaan portofolio yang aktif, beberapa aset investasi Saratoga kini telah menjadi pemain utama di sektor bisnisnya masing-masing. Sebut saja, PT Adaro Energy Tbk yang bergerak di sektor pertambangan dan energi serta PT Tower Bersama Tbk yang berbisnis infrastruktur telekomunikasi.

Produksi Adaro

Presiden Direktur Saratoga Sandiaga S. Uno mengungkapan, sejak dikelola Saratoga produksi batubara Adaro telah meningkat dari sekitar 14 juta ton per tahun menjadi diatas 50 juta ton di tahun 2013, “Adaro juga menjadi perusahaan pertambangan dan energi terintegrasi dengan biaya produksi paling rendah. Di kuartal I-2013, pendapatan Adaro mencapai US$ 740,6 juta dengan laba bersih sebesar US$ 41,6 juta,”ujarnya.

Saat ini, jumlah pelanggan perusahaan meningkat signifikan sejak tahun 2010 menjadi 14.319 penyewaan per 31 Maret 2013. Tower Bersama berhasil mencatat pendapatan Rp 618 miliar dengan EBITDA Rp 507 miliar untuk kuartal pertama 2013.

Pendapatan tersebut meningkat 100% dan EBITDA meningkat 107% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, “Saratoga bukan konglomerasi atau holding company yang biasanya pasif. Kami merupakan perusahaan investasi yang selalu aktif mencari dan memaksimalkan setiap opportunity bisnis untuk meningkat value anak perusahaan kami,”tegasbta.

Fokus Tiga Sektor

Oleh karena itu, kata Sandiaga, perusahaan itu harus dinamis, bisa tumbuh secara organik maupun anorganik. Kedepan, lanjutnya, Saratoga akan tetap fokus pada tiga sektor bisnis yang kini dikelola. Ketiga sektor tersebut dinilai akan menjadi penggerak utama roda perekonomian Indonesia ke depan. “Kami memiliki komitmen jangka panjang untuk memaksimalkan peluang bisnis yang dimiliki oleh setiap anak perusahaan. Targetnya, Saratoga akan menjadi perusahaan investasi nasional terbesar yang akan menjadi pilihan pertama investor domestik dan internasional untuk berinvestasi di Indonesia,”jelasnya.

Kemudian sebagai perusahaan investasi aktif, Saratoga memiliki kiat dalam mengelola dan mengembangkan perusahaan investasinya. Pertama, adalah perbaikan kinerja dan penerapan Good Corporate Governance (GCG).Kedua, adalah melakukan peningkatan dalam segi operasional untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan. Hal ini tercermin dari pendapatan perusahaan-perusahaan investasi utama Saratoga, seperti Adaro, Tower Bersama dan MPM yang rata-rata meningkat sejak bergabung dengan Saratoga.

Ketiga adalah mendorong pertumbuhan secara anorganik “Perusahaan harus tumbuh secara dinamis dan mengambil peluang usaha agar terus bertumbuh. Kami terus mendorong manajemen perusahaan untuk mengkaji pertumbuhan secara organik dan anorganik.”kata Sandiaga.

Keempat adalah unlocking value dengan mendorong perusahaan-perusahaan investasi untuk melantai di bursa, “Tujuannya bukan untuk menarik uang, tapi untuk menambah modal agar perusahaan dapat terus berkembang secara agresif dan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas untuk dapat bersaing di taraf internasional,”tegasnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…