Pertumbuhan dan Pelemahan Ekonomi Dunia

 

Oleh : Prof. Firmanzah PhD

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan

 

Dunia sepertinya masih perlu waktu lebih lama untuk bias pulih akibat krisis utang di Zona Eropa. Laporan IMF memangkas target pertumbuhan dunia akibat berlarutnya penyelesaian krisis di Eropa dari 3,5% pada Januari 2013 menjadi 3,3% di April 2013. Di kawasan Eropa, PDB kuartal 1-2013 terkontraksi sebesar 0,3%. Dua ekonomi terbesar yaitu Jerman dan Perancis juga membukukan pertumbuhan ekonomi yang tidak terlalu menggembirakan.

Bahkan Perancis memasuki resesi setelah pada kuartal I-2013 ekonominya tumbuh minus 0,2% dan lebih tinggi dari proyeksi sebesar minus 0,1%. Sementara Jerman, meski bias tumbuh positif namun jauh dari harapan semula. Ekonomi Jerman tumbuh sebesar 0,1% di bawah prakiraan awal sebesar 0,3%. Sementara ekonomi Italia juga terkontraksi sebesar 0,5%.

Laporan IMF pada April 2013 memangkas pertumbuhan Asia-Pasifik dari 5,9% menjadi 5,7%. Kekuatan ekonomi terbesar Asia yaitu China mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi (yoy) pada kuartal 1-2013 yaitu sebesar7,7% dan jauh di bawah perkiraan semula sebesar 8%. India baru-baru ini juga melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal 1-2013 hanya sebesar 5,5%. Secara mengejutkan, Jepang dan Korea Selatan mengalami pertumbuhan ekonomi di atas ekspektasi dimana pada periode ini bias tumbuh 3,5% dan 0,9% (yoy).

Perlambatan pemulihan ekonomi dunia dan regional juga berdampak terhadap ekonomi Indonesia. BPS merilis data yang menunjukkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal 1-2013 hanya sebesar 6,02%. Meski dalam periode selanjutnya ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih tinggi lagi namun sangatlah realistis bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8% sulit untuk dicapai.

Oleh karena itu, Pemerintah dalam APBN-P 2013 mengusulkan penyesuaian asumsi makro ekonomi berdasarkan perkembangan ekonomi dunia dan kawasan. Salah satu asumsi yang diusulkan untuk disesuaiakan adalah target pertumbuhan ekonomi menjadi 6,2%. Meski terdapat penyesuaian dari target semula, namun target pertumbuhan di atas 6% pada 2013 menempatkan Indonesia menjadi salah satu Negara dengan partumbuhan ekonomi tertinggi diantara negara-negara G-20.

Di sisi lain, Pemerintah juga terus berupaya agar pertumbuhan ekonomi nasional menjadi jauh lebih berkualitas. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih merata dan lebih menyerap tenaga kerja nasional. Investasi akan terus didorong untuk lebih merata di luar Pulau Jawa dan khususnya Kawasan Timur Indonesia.

Sementara data realisasi investasi dari BKPM pada kuartal 1-2013 juga menunjukkan semakin membesarnya porsi investasi di luar Pulau Jawa. Ketika pertumbuhan ekonomi nasional menciptakan lapangan kerja dan lebih merata maka akan semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Besar harapan, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tidak hanya secara signifikan mengurangi pengangguran tetapi juga angka kemiskinan. Hal inilah yang terus dilakukan oleh Pemerintah agar pertumbuhan ekonomi menjadi lebih berkualitas di tengah pelemahan ekonomi dunia.

 

 

BERITA TERKAIT

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

BERITA LAINNYA DI

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…