Pekan ini, IHSG Masih Catatkan Rekor

NERACA

Jakarta- Sepanjang perdagangan akhir pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) terus melaju dizona hijau. Bahkan hingga akhir perdagangan indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat 67,005 poin (1,32%) ke level 5.145,683. Sementara Indeks LQ45 ditutup menanjak 13,956 poin (1,63%) ke level 870,028.

Derasnya aksi beli menjadi pemicu penguatan indeks BEI dan bahkan awal pekan, indeks masih akan berada di zona hijau, “Indeks BEI awal pekan diperkirakan cenderung menguat terbatas seiring dengan beberapa saham unggulan sudah mulai memasuki area jenuh beli (overbought),\" kata analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono di Jakarta akhir pekan kemarin.

Dia menilai, saham unggulan yang sudah masuk ke dalam jenuh beli itu menyusul kenaikan yang cukup signifikan pada pekan kemarin sehingga indeks BEI mencatat rekor tertinggi baru ke posisi 5.145,68 poin, “Indeks BEI awal pekan ini diproyeksikan bergerak di kisaran 5.127-5.167 poin,”ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, indeks BEI masih ada ruang untuk kembali menembus rekor tertinggi meski dihantui sentimen negatif dari dalam dan luar negeri.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan, indeks BEI akan kembali mengalami peningkatan meski dibayangi ekspektasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan meningkatkan inflasi.\"Walau demikian, indeks BEI masih ada peluang menuju target batas atas berikutnya di level 5.200 poin,\"tuturnya.

Dirinya merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan yakni Energy Mega Persada (ENRG), Kawasan Industri Jababeka (KIJA), Gajah Tunggal (GJTL), Aneka Tambang (ANTM).

Pada perdagangan akhir pekan kemarin, indeks berhasil mencetak rekor tertingginya sepanjang masa. Rekor IHSG sebelumnya ada di level 5.105,937 setelah menguat 16,602 poin (0,33%). Aksi beli yang dilakukan investor asing dan domestik punya peran besar dalam pencetakan rekor IHSG. Indeks sektor konsumer melejit hingga 5,2%.

Tercatat perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 74.006 kali pada volume 2,555 miliar lembar saham senilai Rp 2,694 triliun. Sebanyak 132 saham naik, sisanya 87 saham turun, dan 123 saham stagnan.

Akhir pekan, bursa-bursa di Asia bergerak mixed cenderung melemah. Bursa saham Hong Kong dan Korea Selatan tidak berdagang karena menyambut libur  nasional. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 7.000 ke Rp 345.000, Merck (MERK) naik Rp 5.900 ke Rp 234.900, Unilever (UNVR) naik Rp 3.100 ke Rp 31.250, dan HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 2.500 ke Rp 88.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gowa Makassar (GOWA) turun Rp 2.900 ke Rp 11.600, Goodyear (GDYR) turun Rp 1.000 ke Rp 23.000, Century Textille (CNTX) turun Rp 500 ke Rp 7.000, dan Tiga Raksa (TGKA) turun Rp 450 ke Rp 2.075.

Perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup menguat 23,911 poin (0,47%) ke level 5.102,589. Sementara Indeks LQ45 menanjak 4,450 poin (0,52%) ke level 860,522. Aksi ambil untung di awal perdagangan langsung terlibas oleh aksi beli selektif yang membuat indeks melaju di zona hijau. Sembilan dari sepuluh sektor di lantai bursa berhasil menguat, dipimpin oleh sektor konsumer.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 74.006 kali pada volume 2,555 miliar lembar saham senilai Rp 2,694 triliun. Sebanyak 132 saham naik, sisanya 87 saham turun, dan 123 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Tembaga Mulia (TBMS) naik Rp 1.500 ke Rp 9.000, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.500 ke Rp 87.000, Merck (MERK) naik Rp 1.000 ke Rp 230.000, dan Solusi Tunas (SUPR) naik Rp 600 ke Rp 7.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gowa Makassar (GOWA) turun Rp 2.850 ke Rp 11.650, Century Textille (CNTX) turun Rp 500 ke Rp 7.000, Asahimas (AMFG) turun Rp 500 ke Rp 8.350, dan Inovisi (INVS) turun Rp 450 ke Rp 6.800.

Sebaliknya, diawal perdagangan indeks dibuka turun 1,15 poin atau 0,02% ke posisi 5.077,53, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,29 poin (0,03%) ke level 855,78, “Beberapa saham mengalami jenuh beli (overbought) sehingga indeks BEI mengalami penurunan, namun tekanannya masih terbatas,\" kata analis HD Capital Yuganur Wijanarko.

Dia menambahkan, rupiah yang cenderung melemah dan belum jelasnya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) membuat kekhawatiran pelaku pasar dapat menjadi sentimen negatif indeks BEI.

Analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung menambahkan, perdagangan awal IHSG BEI bergerak melemah seiring sentimen negatif dari AS, sementara saham-saham berbasis konsumer di domestik juga berpotensi mengalami ambil untung oleh investor.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 38,44 poin (0,17%) ke level 23.082,68, indeks Nikkei-225 turun 22,84 poin (0,15%) ke level 15.014,40, dan Straits Times melemah 2,25 poin (0,07%) ke posisi 3.450,03. (bani)

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…