Pertamina Luncurkan Gas Elpiji Premium

NERACA

 

Jakarta – PT Pertamina (Persero) telah meluncurkan produk gas elpiji 12 kg dengan merek Bright Gas. Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya menjelaskan bahwa peluncuran produk gas terbaru ini menyasar kalangan menengah atas. Ia berharap konsumen elpiji konvensional 12 kg mau beralih dan menukarkan tabung dengan elpiji Bright.

\\\"Jadi ini kita luncurkan untuk konsumen keluarga gaya hidup beda, kluster moderen semua peralatan sudah mengikuti gaya hidup 12 kg, dengan kemasan lebih menarik. Bisa dipilih warnanya,\\\" tutur Hanung saat peluncuran Bright Gas di Jakarta, Rabu (15/5).

Tabung elpiji 12 Kg ini tampak berbeda dibandingkan elpiji 12 Kg konvensional, Bright Gas 12 Kg, dijual dengan 4 pilihan warna tabung yakni biru, hijau, ungu dan merah. Elpiji Bright 12 Kg, dilepas ke pasar dengan harga Rp 115.000 per tabung. Untuk konsumen baru, yang ingin memiliki tabung Elpiji Bright 12 kg, masyarakat bisa membayar senilai Rp 448.500 per tabung.

Hanung juga memaparkan bahwa produk elpiji Bright 12 Kg ini, merupakan strategi Pertamina menekan kerugian akibat belum naiknya harga elpiji 12 Kg konvensional berwarna biru. “Itu salah satu aksi korporasi untuk tekan kerugian. Kalau istilah ini produk predator 12 kg, nggak laku beralih ke bright cast,” tambahnya.

Konsumen tabung konvensional pun, bisa memilik secara cuma-cuma tabung ini, dengan jalan menukarkan tabung lama miliknya ke agen-agen Elpiji. Harga elpiji Bright ini, lebih mahal daripada elpiji konvesional 12 Kg yang dilepas Rp 80.000 per tabung. Meskipun dijual lebih mahal, Pertamina masih mensubsidi elpiji Bright 12 Kg. “Harga di bawah harga keekonomian sekitar 75%,” tambahnya.

Tahap awal, elpiji Bright 12 Kg akan diperkenalkan di 13 kota. Namun di tahun 2013 ini, Pertamina menargetkan sekitar 500.000 tabung elpiji Bright terserap. Tabung ini pun dilengkapi double spindle atau katup gas. Hal ini membuat, tabung elpiji Bright lebih aman daripada yang konvesional.

Ubah Pola Distribusi

Selain itu, Pertamina juga akan melakukan perubahan terhadap pola distribusi LPG 12 kg dari pola Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) menjadi pola Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Elpiji Khusus (SPPEK). Akibat perubahan pola tersebut, kata dia, maka harga jual LPG 12 kg dari agen ke konsumen akan berbeda-beda sesuai dengan jarak ke suplai poinnya. “Dengan pola SPPEK, pertamina melepaskan subsidinya kepada konsumen untuk biaya distribusi LPG, namun harga produk LPG sendiri masih disubsidi oleh pertamina,” kata Hanung.

Dengan perubahan pola ini, Hanung menjelaskan harga jual LPG 12 kg di daerah tersebut akan disesuaikan dari Rp70.200 ribu per tabung menjadi Rp73.900-Rp75.700 per tabung. “Kenaikan harga antara Rp3.700 sampai Rp5.500 per tabung, sesuai jauh dekatnya SPPEK dengan titik suplai,” jelasnya.

Selain itu, penyesuaian harga jual ini diperkirakan tidak akan memberatkan masyarakat, karena selain nilainya tidak terlalu besar, pengguna LPG 12 kg kalangan mampu atau menengah ke atas. Sementara itu, untuk rumah tangga skala kecil dan usaha kecil, Hanung mengungkapkan bahwa pertamina menyediakan LPG 3 kg yang disubsidi pemerintah dan harga jualnya tidak mengalami perubahan.

Vice President Gas Domestik Pertamina Gigih Wahyu berujar bahwa Pertamina akan menderita kerugian Rp 5,5 triliun dari bisnis elpiji 12 Kg. Wahyu mengatakan biaya produksi gas elpiji 12 kg sebesar Rp 10.064 per Kg. Sedangkan perseroan menjualnya jauh di bawah biaya produksi. “Biaya produksi gas elpiji 12 Kg adalah Rp 10.064 per Kg, sementara Pertamina menjual ke agen atau eks Pertamina Rp 4.912 per Kg, artinya setiap Kg gas elpiji 12 Kg yang dijual Pertamina, Pertamina rugi Rp 5.152 per kilo,” ujar Gigih.

Gigih merinci biaya produksi elpiji 12 kilogram tersebut diantaranya biaya bahan baku (landed) Rp 8.852 per Kg, biaya costum & Duties Rp 229 per Kg, biaya freight cost Rp 365 per Kg, biaya transportation fee Rp 277 per Kg, biaya filling fee Rp 188 per Kg, biaya operasi lainnya Rp 154 per Kg. “Sehingga total biaya produksi elpiji 12 Kg adalah Rp 10.064 per kilogramnya,” jelas Gigih.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…