Menteri PU Bantah Proyek Deep Tunnel Batal

NERACA

Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, membantah bahwa Pemerintah Pusat membatalkan pembangunan proyek deep tunnel. Hingga saat ini, Kementerian PU belum menyatakan secara resmi terkait kelanjutan proyek itu. Djoko menegaskan, saat ini kajian terowongan multifungsi yang akan menghabiskan anggaran sebesar Rp44 triliun itu tetap dilakukan. Kajian tersebut mencakup segala aspek, baik fungsi, keamanan, dan efektivitasnya.

\"Kami belum menetapkan, memutuskan itu ditunda, pokoknya itu masih dalam studi terus, tim saya terus jalan mempelajari,\" ujar Djoko di Jakarta, kemarin. Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU, Mohamad Hasan, menjelaskan, proyek tersebut ditunda karena kajian yang dilakukan pemerintah menunjukkan pembangunan terowongan tersebut tidak efisien. Hasan mengatakan, ada dua alasan kenapa pemerintah memutuskan untuk menunda. Pertama, investasi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan fungsinya. Kedua, proyek ini tidak lebih baik dari membuat sodetan serta normalisasi sungai yang menggunakan anggaran lebih kecil.

Dia juga mengungkapkan, deep tunnel yang digagas oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini hanya bisa mengalirkan air sebanyak 117 meter kubik per detik. Sementara itu, normalisasi Sungai Ciliwung bisa mengalirkan air sebanyak 550 meter kubik per detik. Dia menjelaskan, nilai investasi pembangunan terowongan bawah tanah multifungsi mencapai Rp44 triliun untuk jangka waktu operasional hingga 50 tahun. Sementara itu, normalisasi Sungai Ciliwung hanya membutuhkan investasi Rp1,2 triliun.

Deep tunnel tersebut akan dibangun sepanjang 26 kilometer dengan jalur mulai dari Balai Kambang hingga Pluit, dengan trase yang akan berada di bawah jalur kereta untuk menghindari fondasi gedung tinggi. Hasan mengungkapkan, Kementerian Pekerjaan Umum belum tahu hingga kapan akan menunda proyek ini. Proyek ini akan ditinjau lebih lanjut setelah hasil kemajuan normalisasi Sungai Ciliwung dan juga sodetan. [ardi]

BERITA TERKAIT

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…