NERACA
Jakarta – Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Senin awal pekan ditutup menguat 66,388 poin (1,35%) ke level 4.991,871. Sementara Indeks LQ45 melonjak 12,327 poin (1,48%) ke level 845,940. Maraknya aksi beli memicu indeks BEI terus bergerak menguat, ditengah lembaga Moodsy dan Standard & Poor\'s memangkas peringkat utang Indonesia dari stabil menjadi negatif. Namun sayangnya, penguatan indeks BEI belum mampu berhasil balik arah ke level 5.000.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, pertumbuhan ekonomi domestik triwulan ini menjadi salah satu faktor pendukung indeks BEI menguat setelah mengalami koreksi cukup signifikan akibat penurunan proyeksi oleh Standard & Poors, “Masih adanya aksi beli mampu menopang indeks BEI dari korensi tajam dan berhasil menguat,”katanya di Jakarta, Senin (6/5).
Dia mengatakan, meski investor asing melakukan aksi jual saham pada awal pekan ini, namun investor domestik berhasil menahan indeks BEI tetap terjaga di area positif. Dimana investor asing masih berada dalam posisi jual, namun volumenya tidak terlalu besar.
Sementara analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono menambahkan, mengawali perdagangan pekan ini ditengah kenaikan indeks BEI, volume perdagangan saham terlihat cenderung menurun, “Sebagai catatan, investor asing mencatat nilai penjualan bersih ditengah naiknya indeks BEI yang signifikan,”tuturnya.
Dirinya memprediksikan, indeks BEI Selasa akan bergerak di kisaran 4.940-5.020 poin. Pada perdagangan kemarin, seluruh indeks sektoral berhasil menguat di zona hijau, dipimpin oleh saham-saham di sektor komoditas dan finansial. Di sektor tersebut rata-rata sahamnya berkapitalisasi besar.
Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 164.350 kali pada volume 4,212 miliar lembar saham senilai Rp 5,163 triliun. Sebanyak 179 saham naik, sisanya 99 saham turun, dan 86 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia mengakhiri perdagangan awal pekan dengan mixed cenderung menguat. Hampir seluruh bursa di Asia berakhir menguat, hanya bursa Singapura yang ketinggalan di teritori negatif. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 100.000 ke Rp 1,2 juta, Merck (MERK) naik Rp 24.000 ke Rp 216.000, Mayora (MYOR) naik Rp 1.250 ke Rp 32.750, dan Unilever (UNVR) naik Rp 1.100 ke Rp 27.000.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indocement (INTP) turun Rp 1.000 ke Rp 25.250, Goodyear (GDYR) turun Rp 500 ke Rp 16.000, Sarana Menara (TOWR) turun Rp 250 ke Rp 25.750, dan Matahari (LPPF) turun Rp 200 ke Rp 12.800.
Perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup melesat 57,068 poin (1,16%) ke level 4.982,551. Sementara Indeks LQ45 melonjak 10,991 poin (1,32%) ke level 844,604. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 109.631 kali pada volume 2,35 miliar lembar saham senilai Rp 2,598 triliun. Sebanyak 160 saham naik, sisanya 75 saham turun, dan 97 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia bergerak mixed pada perdagangan sesi I, setelah kompak menguat diawal perdagangan. Rata-rata pasar saham regional masih berada di zona hijau, hanya bursa Korea Selatan yang terkena koreksi.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 100.000 ke Rp 1,2 juta, Merck (MERK) naik Rp 24.000 ke Rp 216.000, Goodyear (GDYR) naik Rp 900 ke Rp 17.400, dan Unilever (UNVR) naik Rp 750 ke Rp 26.650.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indocement (INTP) turun Rp 950 ke Rp 25.300, Sarana Menara (TOWR) turun Rp 250 ke Rp 25.750, Semen Indonesia (SMGR) turun Rp 150 ke Rp 18.450, dan Mitra Adiperkasa (MAPI) turun Rp 150 ke Rp 8.000.
Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 8,03 poin atau 0,16% ke posisi 4.933,51, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 3,86 poin (0,46%) ke level 837,47, “Mengawali pekan ini, tekanan jual mulai mereda sehingga mengangkat indeks BEI,\" kata analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono.
Dia menambahkan, investor menanti pengumuman produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama 2013, diperkirakan mencatatkan hasil yang positif. Selain itu, lanjut dia, sentimen negatif dari revisi proyeksi (outlook) peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor\'s (S&P) dari positif menjadi stabil, diperkirakan juga hanya bersifat sementara.
Sementara itu, analis Samuel Sekuritas, Yualdo Yudoprawiro menambahkan IHSG BEI dibuka menguat seiring positifnya sentimen dari bursa global dan komoditas. \"Beberapa sektor saham domestik yang telah terkoreksi signifikan di akhir pekan kemarin seperti sektor properti, otomotif, perbankan dan semen secara teknikal mengalami penguatan,”ungkapnya.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng diawal pekan dibuka menguat 216,93 poin (0,44%) ke level 22.906,89, indeks Nikkei-225 turun 105,31 poin (0,76%) ke level 13.694,04, dan Straits Times menguat 9,43 poin (0,28%) ke posisi 3.379,33. (bani)
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…