Awal Pekan Ini, Tekanan Aksi Jual Mulai Mereda

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan Jum’at akhir pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup anjlok 68,563 poin (1,37%) ke level 4.925,483. Sementara Indeks LQ45 ditutup jatuh 13,680 poin (1,61%) ke level 833,613. Aksi ambil untung yang marak terjadi di lantai bursa menjadi pemicunya karena posisi indeks yang sudah tinggi merangsang investor lakukan aksi jual.

Kata Kepala Riset Monex Investindo, Ariston Tjendra, ambil untung kembali dilakukan pelaku pasar saham di dalam negeri menyusul harga saham yang sudah cukup tinggi. Selain itu, lembaga pemeringkat S&P (Standard & Poor\'s) yang merevisi turun outlook Indonesia menjadi stabil dari positif menjadi salah satu faktor pelemahan indeks BEI, “Belum adanya kejelasan dari kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi menjadi salah satu faktor penurunan outlook Indonesia,\" katanya di Jakarta akhir pekan kemarin.

Sementara analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono menambahkan, penurunan outlook itu merupakan imbas dari ketidakpastian rencana pemerintah terkait kebijakan harga BBM bersubsidi, “Investor masih akan mengambil posisi tunggu seraya memantau hingga pemerintah mengumumkan kebijakan harga BBM,\"ujarnya.

Dirinya memperkirakan, awal pekan ini tekanan jual akan mulai mereda dan indeks BEI bergerak cenderung konsolidasi dengan kisaran 4.890-4.950 poin, “Investor juga menanti pengumuman produk domestik bruto (PDB) kuartal kuartal pertama 2013,\" katanya.

Sebaliknya, analis Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja menuurkan, untuk perdagangan Senin awal pekan ini (6/5), secara teknikal indeks BEI diperkirakan bergerak melemah di kisaran 4.856-4.950 poin, “Perdangangan saham akan dipengaruhi oleh data pengangguran AS yang diperkirakan stagnan. Sementara itu, dari dalam negri, PDB Indonesia diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 1,52 persen dibanding kuartal tahun sebelumnya,\"tandasnya.

Tercatat pada perdagangan akhir pekan kemarin, saham-saham konsumer menjadi satu-satunya sektor yang menghijau di lantai bursa. Sembilan sektor lainnya terkena tekanan jual, dipimpin oleh saham-saham lapis dua di sektor aneka industri dan industri dasar.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 148.218 kali pada volume 5,281 miliar lembar saham senilai Rp 6,52 triliun. Sebanyak 83 saham naik, sisanya 198 saham turun, dan 87 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan akhir pekan dengan mixed cenderung menguat. Wall Street dan data ekonomi AS yang positif memberi semangat kepada para pelaku pasar Asia. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 50.000 ke Rp 1,1 juta, Merck (MERK) naik Rp 32.000 ke Rp 192.000, Mayora (MYOR) naik Rp 800 ke Rp 31.500, dan Unilever (UNVR) naik Rp 600 ke Rp 25.900.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Metropolitan Kentjana (MKPI) turun Rp 1.200 ke Rp Rp 6.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.050 ke Rp 49.950, Lion Metal (LION) turun Rp 1.000 ke Rp 13.000, dan Telkom (TLKM) turun Rp 500 ke Rp 11.300.

Perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup terkoreksi 40,259 poin (0,81%) ke level 4.953,787. Sementara Indeks LQ45 anjlok 7,716 poin (0,91%) ke level 839,577. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 89.323 kali pada volume 2,615 miliar lembar saham senilai Rp 2,952 triliun. Sebanyak 73 saham naik, sisanya 160 saham turun, dan 99 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 50.000 ke Rp 1,1 juta Merck (MERK) naik Rp 25.000 ke Rp 185.000, Mayora (MYOR) naik Rp 900 ke Rp 31.600, dan Unilever (UNVR) naik Rp 750 ke Rp 26.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.100 ke Rp 49.900, Indocement (INTP) turun Rp 1.050 ke Rp 25.450, Mandom (TCID) turun Rp 500 ke Rp 12.500, dan Indofood CBP (ICBP) turun Rp 450 ke Rp 11.650.

Sementara diawal perdagangan, indeks BEI dibuka melemah 2,30 poin atau 0,05% ke posisi 4.991,75, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,58 poin (0,07%) ke level 846,72, “Beberapa pelaku pasar masih ada yang mengambil posisi jual, namun hal itu wajar seiring indeks BEI yang sebelumnya menguat cukup signifikan,\" kata analis Trust Securities, Reza Priyambada.

Dia menambahkan, peluang untuk menguat kembali masih terbuka menyusul fundamental ekonomi domestik yang positif serta masih masuknya pelaku pasar saham asing yang turut membantu IHSG BEI kembali meningkat.\"Kami melihat penurunan yang terjadi merupakan koreksi wajar yang terjadi di bursa efek,\" katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng akhir pekan kemarin dibuka menguat 175,86 poin (0,78%) ke level 22.844,16, indeks Nikkei-225 turun 105,31 poin (0,76%) ke level 13.694,04, dan Straits Times melemah 23,16 poin (0,68%) ke posisi 3.379,23. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…