Antam Catatkan Penjualan Rp 3,34 Triliun

NERACA

Jakarta –PT Aneka Tambang Tbk (Antam) masih mencatatkan kinerja keuangan yang cukup menjanjikan sepanjang kuartal pertama tahun ini. Pasalnya, perseroan membukukan penjualan bersih naik 35,5% atau setara Rp 3,34 triliun yang disebabkan peningkatan penjualan emas dan bijih nikel.

Direktur Antam, Djaja M. Tambunan mengatakan, komoditas emas menjadi penyumbang terbesar kenaikan penjualan yaitu Rp 1,55 triliun. Disebutkan, kuartal pertama tahun ini nilai penjualan emas naik 71% dibandingkan priode yang sama tahun lalu, “Kenaikan penjuakan ini menyusul kenaikkan volume penjualan emas pada kuartal pertama tahun ini yang naik 63% atau naik menjadi 2.909 kg,”katanya di Jakarta, Selasa (30/4).

Dia menyebutkan, destinasi penjualan tahun lalu tercatat ekspor sebesar 63% dan yang diserap domestik 37%. Dan penyumbang terbesar sekitar 39% dari emas dan perak. Selain itu dari hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) juga menyetuji pembagian dividen Rp 47,09 perlembar saham atau setara dengan Rp 448,96 miliar atau 15% dari total laba bersih tahun buku 2012 sebesar Rp 2,99 triliun.

Direktur Utama Antam Tato Miraza menuturkan, sebagian besar laba bersih akan digunakan untuk pengembangan usaha sebesar 85% atau setara dengan Rp 2,54 triliun,”Adapun dividen yang akan di setorkan kepada negara mencapai Rp157,02 miliar,\\\\\\\" ungkapnya.

Soal pembagian dividen, belum bisa ditentukan secara pasti karena ada prosedurnya dan akan diumumkan. Lanjut Tato, perseroan akan tetap fokus pada program yang lama yaitu pemenuhan target produksi, penyelesaian proses pengembangan, melakukan efisiensi di seluruh sektor, peningkatan SDM dan terakhir financing untuk proyek Halmahera Timur dan perluasan pabrik.

Dikuartal pertama tahun ini, volume ekspor bijih nikel naik dan penjualan emas juga naik walaupun harga agak turun sedikit, “Ferronikel kita naik karena ada perbaikan pada produksi tahun lalu. Sedangkan untuk batubara, produksi 608ribu ton dengan penjualan 758ribu ton pada 2012. Kedepannya kita harapkan anak perusahaan dapat suplai batubara untuk 5 tahun mendatang,”jelasnya.

Terbitkan Right Issue

Mengenai right issue Antam, Djaja mengatakan bahwa 5% untuk right issue namun belum ditentukan kapan waktunya akan dilakukan walaupun Kementerian BUMN telah memberi lampu hijau, “Right Issue 5% tapi kita masih tunggu waktu yang tepat, walaupun Kementerian BUMN sudah memberi lampu hijau, jangan sampai pas harga lagi anjlok kita right issue. Prosesnya juga masih berjalan,”ujarnya.

Djaja juga menjelaskan strategi yang dilakukan untuk penurunan harga emas, yang dijelaskan bahw akan ada revisi budget namun perseroan masih akan melihat angkanya dari pasar dan belum bisa dijelaskan.

Dia juga belum bisa menjelaskan mengenai penyerapan capex untuk sektor dan kegiatan usaha apa saja. Selain itu, hasil RUPS juga mengagendakan pergantian seluruh direksi termasuk dirinya dan 2 komisaris yang diganti. (nurul)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…