Penetrasi Pasar Jawa dan Kalimantan - Tambang Cabang, Batavia Investasi US$ 6 Miliar

NERACA

Jakarta –Dalam rangka penetrasi pasar, perusahaan pembiayaan PT Batavia Properindo Finance Tbk (BPFI) berencana membuka delapan cabang di Jawa dan Kalimantan pada 2013 dengan total investasi sebesar Rp5 miliar-Rp6 miliar, “Strategi kita tahun ini membuka cabang sebagai penetrasi bisnis di Jawa dan Kalimantan sebanyak delapan cabang,\"kata Direktur Akuntansi dan Keuangan BPFI Indah Muliawan, di Jakarta akhir pekan kemarin.

Dia mengatakan pada April, BPFI telah membuka cabang di Sintang, Kalimantan Barat dan satu cabang lagi akan dibuka awal Mei ini di Tegal, “Kita buka awal Mei ini ada di Tegal. Kita sudah membeli rukonya di Tegal sebesar Rp1,1 miliar  tapi belum dilakukan pembukaan. Kemungkinan minggu depan pembukaannya akan dilakukan,”ujarnya.

Dia mengatakan, pembukaan cabang tersebut akan dimaksimalkan pada semester pertama agar bisa berefek hingga akhir 2013. Adapun kontribusi pembangunan delapan cabang ini terhadap pendapatan perseroan, menurut Indah, sekira lima persen.

Bagikan Dividen

Selain itu, perseroan juga akan membagikan dividen sebesar Rp 5 miliar. Adapaun dividen yang dibagikan yakni sekitar Rp 5 persaham, “Dividen ini diambil sebesar 17,8% dari perolehan laba bersih perseroan tahun 2012 dan sisanya Rp 24 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan,”kata Indah Muliawan.

Sementara untuk laba ditahan, dia menjelaskan akan digunakan sebagai penguatan modal kerja untuk operasional dan tidak ada untuk belanja material. Muliawan menambahkan, pada 2013 ini Batavia Properindo akan melakukan penawaran umum obligasi sebanyak-banyaknya Rp300 miliar, “Penawaran obligasi ini akan kita lakukan pada Juli, obligasi ini untuk revailing pinjaman,\" paparnya.

Sebagai informasi, tahun 2012 perseroan mencatatkan laba bersih tumbuh 29,44% menjadi Rp29,27 miliar dari laba tahun lalu sebesar Rp23,284 miliar. Disebutkan, peningkatan laba ini didukung oleh meningkat aset sebesar 43,6% menjadi Rp529,2 miliar dari Rp368,4 miliar 2011.

Lebih lanjut dia mengatakan, total pendapatan dari usaha pembiayaan kendaraan bermotor roda empat meningkat dari Rp74,4 miliar, menjadi Rp92,5 miliar. Jumlah fasilitas pembiayaan kendaraan bermotor roda empat diberikan meningkat dari 6.551 unit menjadi 7.256 unit.

Kemudian total pendapatan dari sewa guna usaha meningkat dari Rp911,1 juta menjadi Rp9,7 miliar. Kata Indah Muliawan, Batavia menargetkan perolehan laba bersih pada 2013 sebesar Rp37,5 miliar. Pada kuartal I-2013, profit perseroan telah meningkat dari Rp5 miliar pada 2011, menjadi Rp8 miliar, “Kita tetap optimistis mencapai target laba sebesar Rp37,5 miliar hingga akhir tahun ini. Tapi, kita juga masih belum tahu efek dari kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru,\" ungkapnya.

Disamping itu, lanjutnya, Batavia Properindo akan segera mengevaluasi dampak dari kebijakan BBM, jika kebijakan tersebut sudah diberlakukan. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…