Harga Jual Rp 200 Juta - Mobil Listrik Lokal Siap Dikomersialkan Akhir 2013

NERACA

 

Jakarta - Mobil listrik Evina, atau dulu disebut dengan Ahmadi, diperkirakan bisa diproduksi secara komersial akhir tahun ini. Mobil listrik buatan anak negeri itu diperkirakan akan dijual dengan harga Rp 200 juta per unit.

Pencipta mobil listrik Evina, Dasep Ahamdi mengatakan pihaknya sudah siap untuk memproduksi mobil listrik Evina secara komersial dan dijual untuk umum. \\\"Mudah -mudahan sudah siap akhir tahun ini dijual secara komersial,\\\" ujar Ahmadi di Jakarta, Kamis (25/4).

Dia mengaku, saat ini pabriknya sudah bisa memproduksi mobil untuk permintaan komersial. Namun, dia mengatakan masih membutuhkan dukungan dari pemerintah berupa regulasi dan keringanan untuk produk-produk pendukung yang harus diimpor. \\\"Agar pembuatan mobil listrik Evina lancar, perlu dukungan pemerintah untuk meringankan komponen-komponen impor yang dibutuhkan untuk membuat mobil,\\\" ujar dia.

Meski begitu, dia mengaku yakin peraturan tersebut bisa keluar akhir tahun ini. Peraturan tersebut, lanjut dia, sangat berguna untuk pihaknya jika ingin mendapatkan pembiayaan atau modal dari bank. \\\"Dengan dukungan pemerintah, pinjaman bisa cepat cair,\\\" kata dia.

Namun, dalam waktu dekat, Dasep mengaku akan berkonsentrasi terlebih dahulu untuk pameran mobil listrik di ajang Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Bali nanti. Jika memang jadi, mobil listrik produksi nasional akan bersaing dengan pemain-pemain lama mobil listrik baik dari Jepang, Korea, maupun Cina. Tidak hanya soal spesifikasi tapi juga harga, sebab mobil listrik nasional yang mengemuka harganya relatif masih tinggi. Sebut saja Ferrari milik Dahlan Iskan, Tucuxi, dibanderol Rp 1,5 miliar.

Jadi Alternatif

Evina mungkin bisa jadi alternatif  pilihan masyarakat karena harganya berkisar Rp 135 juta-200 juta.Kompetisi harga tidak bisa dianggap enteng. Di tengah agresivitas pasar mobil, perusahaan Alvarez Electric Motors Company (AEMC) asal China telah meluncurkan tiga mobil listrik. Seperti dilansir Autoevolution, mobil tersebut tersedia tiga pilihan yakni mobil listrik kecil dua penumpang (Eco E), truk pick-up ( EcoTruck), dan EcoVan.

Soal harga, jauh lebih murah. Eco E dijual 9.995 dolar US atau sekitar Rp 95 juta, Eco Truk US$ 16.995 atau sekitar Rp 163 juta, dan Evo Van US$ 17.995 atau sekitar Rp 172 juta (asumsi Rp 9.600/dolar AS).

Sedangkan Toyota  masih memasarkan mobil listrik mungil eQ, walaupun skenario jangka panjang proyek mobil listriknya sudah tutup buku. Mobil ini masuk pasar Jepang dan AS dengan jumlah terbatas. Harganya sekitar 3,6 juta yen atau sekitar Rp 430 juta.

Mobil eQ memiliki jarak tempuh 100 km. Sebelumnya, Toyota telah memperkenalkan Toyota plug-in Prius yaitu  generasi ketiga Toyota Prius. Baterai Toyota plug-in Prius bisa di-charge hanya dalam 180 menit dari 100 volts atau 100 menit dari sumber 200 volts.Mobil listrik produksi terbaru ini semakin meramaikan pasar kendaraan ramah lingkungan. Sebelumnya telah muncul banyak mobil listrik, sebut saja Tesla Roadster, REVAi, Mitsubishi i MiEV, Nissan Leaf, Smart ED.

Produksi mobil listrik nasional tidak sekadar sebagai alternatif pilihan, tapi juga menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Berikut  lima jenis mobil listrik hasil karya anak negeri: Mobil Sport Tucuxi Tucuxi, mobil listrik buatan Danet Suryatama dan timnya di Bengkel Kupu-Kupu Malam, merupakan prototipe mobil sport Ferrari. Harga mobil ini cukup mahal mencapai Rp 1,5 miliar dan diproduksi secara terbatas tergantung pemesanan.

Mobil listrik ini tercipta atas kombinasi teknologi Amerika Serikat, China dan Indonesia. Mesin dari AS, baterai dari RRC, dan komponen lain adalah produk lokal. Sedan sport dua pintu ini menggunakan motor listrik bertenaga besar, mampu melaju di kecepatan 100-200 km/jam. Bodynya menggunakan serat karbon berbobot 1400 kg.

Menjawab perlunya mobil khusus untuk perkotaan, PT Dirgantara Indonesia menciptakan mobil jenis city car, Gang Car. Bodinya ramping dengan lebar body tidak lebih dari 150 cm, sehingga bisa masuk ke gang-gang sempit. Mobil ini mampu melaju dalam kecepatan 60 km/jam.Gang Car memiliki empat varian. Dua varian adalah berpenumpang dua orang, satu varian berpenumpang empat orang, dan satu varian berpenumpang dua orang tapi dilengkapi bak terbuka di bagian belakang.

Prototipe mobil listrik untuk city car juga diciptakan mahasiswa UNS. Mobil ini berkapasitas empat penumpang. Pembuatnya sedang berusaha meningkatkan jarak tempuh dari 40 km menjadi mendekati 120 km untuk sekali charge baterai.

Electric Vihicle Indonesia (Evina), mobil listrik yang dikembangkan PLN bersama PT Sarimas Ahmadi Pratama, ini dibanderol dengan harga sekitar Rp 135 juta-200 juta per unit on the road. Tersedia tiga pilihan mobil, dari tipe Standard (S), Grand (G), dan Deluxe (L). Mobil mungil ini mampu menempuh kecepatan maksimum hingga 120 km/jam.

Mobil jenis city car dan berpenumpang empat orang tersebut memiliki spesifikasi baterai lithium ion 36 buah dengan kapasitas baterai 21 kWh. Mampu berjalan sejauh 130 km untuk sekali charge. Mobil listrik ini juga bisa di-charge di rumah dengan tegangan 220 V dengan masa charge sekitar 4-5 jam.

EVO dan Kujang 193 merupakan mobil listrik rintisan kampus yang masih bisa dikembangkan sehingga bisa diproduksi secara massal.EVO (Electric Vehicle Odyssey) merupakan mobil listrik generasi keempat besutan Tim Mobil Power Listrik, Universitas Negeri Yogyakarta.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…