Konsisten Berdayakan Nasabah, Kredit BTPN Tumbuh 28%

NERACA

Jakarta - Konsistensi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) untuk fokus menggarap pasar masyarakat berpenghasilan rendah serta usaha mikro dan kecil (mass market) kian menampakkan hasil. Melalui program pemberdayaan yang dikenal dengan \"Daya\", selama triwulan I 2013,  BTPN berhasil menjangkau 275.861 penerima manfaat atau naik 29% dibandingkan triwulan I 2012 yang tercatat 213.913 penerima manfaat.

Jumlah aktivitas Program \"Daya\" yang digelar selama triwulan I tahun ini naik 75%, yakni dari 8.645 aktivitas menjadi 15.106 aktivitas. \"Daya\" merupakan program pemberdayaan yang terukur dan berkelanjutan, yang fokus pada kesehatan dan kesejahteraan, serta pelatihan praktis keterampilan wirausaha. Penerima manfaat Program Daya adalah nasabah BTPN yang meliputi pensiunan, pelaku usaha mikro dan kecil (UMK), dan komunitas pra-sejahtera produktif.

“Sejalan dengan inisiatif keuangan inklusif, BTPN berfokus mengembangkan bisnis yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan perbankan segmen masyarakat berpenghasilan rendah serta usaha mikro & kecil. Segmen ini bukan hanya membutuhkan akses keuangan, tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas mereka. Kami meyakini, dengan memberikan pelatihan, BTPN turut mendukung usaha mereka agar dapat tumbuh secara berkelanjutan. Hal itu pada akhirnya menjadi kunci menuju pertumbuhan kinerja BTPN,” tutur Jerry Ng, Direktur Utama BTPN, di Jakarta, Selasa. Keyakinan tersebut tidak berlebihan. Hal ini tercermin dari penyaluran kredit BTPN per 31 Maret  2013 yang tumbuh  Rp9 triliun (28% year-on-year/yoy) menjadi Rp41,1 triliun. Pada 31 Maret 2012, penyaluran kredit BTPN tercatat Rp32,1 triliun. Kenaikan signifikan pada sisi intermediasi ini tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian.

Per Maret 2013, kualitas aset produktif tetap terjaga dengan baik, yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) netto yang dapat dipertahankan di posisi 0,4%, sama dengan posisi pada Maret 2012. Tidak sebatas itu, kepercayaan masyarakat kepada BTPN juga terus meningkat, yang tercermin dengan naiknya dana pihak ketiga (DPK). Melalui BTPN Sinaya, per 31 Maret 2013 nilai simpanan masyarakat tumbuh 25% (yoy) dari Rp37,2 triliun per 31 Maret 2012 menjadi Rp46,6 triliun. Didukung kinerja positif tersebut, aset BTPN turut mencatat pertumbuhan.  Per 31 Maret 2013, total aset tumbuh 29% (yoy) dari Rp48,5 triliun per 31 Maret 2012 menjadi Rp62,7 triliun. Sementara laba bersih BTPN pada akhir maret 2013 mencapai Rp573 miliar, tumbuh 30% (yoy) dibandingkan periode yang sama di 2012 yang tercatat Rp439 miliar.

“Berlandaskan strategi bisnis yang memadukan misi bisnis dan misi sosial, dan tetap fokus pada segmen yang kami tekuni; serta dengan dukungan para stakeholders dan rasio kecukupan modal (CAR) solid sebesar 22,8% per 31 Maret 2013; ke depan kami optimistis memiliki ruang yang cukup untuk bertumbuh, sekaligus semakin banyak memberdayakan dan mengembangkan mass market di Indonesia,” tukas Jerry. Saat ini BTPN telah melayani lebih dari 1,8 juta nasabah, melalui  jaringan kantor yang telah beroperasi secara online realtime, yang tersebar dari Aceh hingga Papua. [fb]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…